part 29

44.2K 3K 49
                                    

Anisa menggengam erat koper yang berada di tangan kanannya. Tak lupa mengucapkan syukur pada Tuhan yang masih memberinya kesempatan untuk kembali.

Iya! Kembali! Karena saat ini sepasang suami istri yang wajahnya semakin tua sejak pertama kali Anisa meninggalkannya sudah berjalan ke arah Anisa dan langsung memeluk anaknya erat.

Anisa yang tak kuasa menahan air matanya sudah tak malu lagi untuk mengeluarkan cairan bening dari matanya itu.

Sang ayah dengan sabar menghapus air mata putri satu-satunya yang ia punya. Dan memeluknya sama erat seperti yang dilakukan istrinya.

Perhatian dari ayahnya yang tak pernah Anisa lupakan.

"Sudah puas main ke Jermannya, Nis?" tanya ayahnya dan dibalas dengan anggukan semangat.

"Pulang aja yuk, nanti ngobrolnya Anisa lanjut lagi di rumah. Anisa capek." kata Anisa jujur.

Memang ia lelah sekarang, perjalanan jauh yang ditempuh hanya duduk di kursi yang walaupun empuk tetap tak mengurangi sedikitpun kebosanannya.

Ditambah lagi kenyataan bahwa Niki yang tidak bisa menemaninya pulang kali ini karena usia kandungan Dila yang menginjak bulan ketujuh sekarang.

Niki dan Dila sudah menikah hmm, kira-kira satu setengah tahun yang lalu. Pernikahan itu diadakan di Indonesia memang, tapi jadwal Anisa yang sudah tersusun rapi tanpa celah itu akhirnya membuat Anisa harus tetap berada di Jerman. Meninggalkan satu momen penting dalam kehidupan kakak tercintanya itu.

Anisa menangis seminggu karena tidak bisa ikut pulang. Niki membujuknya berkali-kali dengan mengatakan tak apa tapi dibalas dengan semprotan kata-kata Anisa berikutnya yang memaksa ingin ikut pergi.

Tapi karena kedewasaan Anisa juga akhirnya ia bisa mementingkan pekerjaan dan keprofesionalannya dalam bekerja.

Anisa memang dewasa, hidup sekitar empat tahun di Jerman mengajarkan banyak hal dan merubah hidupnya.

Nyatanya Anisa siap sekarang, ia berani mengambil resiko kembali ke negara asalnya. Ia akan menghadapi masalah apa saja yang datang. Dia sudah menjadi pribadi yang kuat sekarang.

*****

Setelah seminggu berdiam diri di rumah dan menyesuaikan kembali dengan iklim di Indonesia yang kali ini semakin panas menyengat kulitnya membuat Anisa jatuh sakit selama dua hari, akhirnya Anisa dapat menikmati waktu quality time bersama ibunya.

Anisa berkeliling melihat-lihat pakaian yang bisa ia beli di mall ini, tapi tak ada satupun yang menarik minatnya.

"Bajunya gak sebagus di Jerman ya Nis?" goda ibunya.

Anisa balas tersenyum lebar, "Bagus semua kok Ma. Cuma Anisa yang gak cocok. Gak semua baju yang bagus itu Anisa suka modelnya."

Ibunya mengangguk-angguk mendengar penuturan anak bungsunya yang sekarang terlihat semakin cantik saja, padahal empat tahun yang lalu Anisanya belum seperti ini.

Anisa berjalan ke arah kanan karena melihat ada sepasang sepatu yang terlihat menarik perhatiannya.

Segera Anisa mengambil dan mencoba sepatu itu, lalu tiba-tiba suara kecil menginterupsi dirinya.

"Tante Nisa?" dan tubuhnya ditabrak dari arah belakang, sebuah lengan kecil membelit perutnya.

Anisa menoleh dan melihat gadis cilik yang cantik dengan pakaian santainya.

ONE MORE TIMEWhere stories live. Discover now