part 4

49.6K 2.8K 53
                                    

   "Kok lama Ram?" tanya Anisa saat memandang Rama yang baru saja memasuki mobilnya.

   "Iyaa, tadi ada si ibu sok boss yang marah-marah ke pegawainya." balas Rama sambil memakai seat belt nya.

   "Iya deh, paham yang emang pak boss!" canda Anisa sambil memandang Rama. Anisa sungguh bersyukur Tuhan memberinya seorang lelaki yang dapat dijadikan penompang hidupnya. Tidak terbayang dalam benaknya jika selama ini dia tidak memiliki Rama. Saat dia terbangun di pagi hari, masih teringat jelas bunyi klakson truk yang memekakan telinganya, jarak dekat dan silau lampu yang sudah memenuhi setiap pandangannya, yang dapat Anisa lakukan hanyalah memejamkan mata dan merapalkan doa. Hingga tubuhnya terpental ke kanan dan ke kiri, mobilnya berputar dan akhirnya tak sadarkan diri.

   Apa yang Anisa dapat harapkan setelah kecelakaan 3 bulan yang lalu?  Hanya kesetian dan dukungan dari orang-orang yang dicintainya. Saat dokter mengatakan dia tidak bisa berjalan lagi, walaupun bukan permanen tapi jelas hal itu membuatnya terpukuk, trauma, dan ketakutan akan kehilangan semua mimpi indahnya, termasuk kehilangan Rama-kekasih yang akan menikah dengannya.

   Anisa ada dalam keadaan yang sangat hancur, hanya diam setiap hari, tidak berkata dengan siapapun, jarang makan, menangis dan suasana sepi adalah temannya saat itu. Tapi Rama-lagi lagi lelaki ini- yang dapat menariknya keluar dari lubang hitam yang semakin menenggelamkan dirinya. Rama berusaha memberi dukungan, perhatian, dan kasih sayang setiap harinya, berharap Anisa dapat kembali bersemangat dan sembuh seperti dulu.

   Ternyata perjuangannya tak sia-sia. Sebulan setelah kecelakaan itu, perkembangan kesehatan dan trauma Anisa semakin membaik hingga akhirnya Anisa dapat terlihat tegar seperti sekarang, walau semua orang tau dia sengaja melawan semua rasa terpuruknya agar tidak menyakiti hati orang-orang yang sudah mendukung kesembuhannya. Ya! Anisa akan sembuh, untuk semua orang dicintainya.

*****

   "Permisi pak, tadi pihak toko Sweet Cake sudah menghubungi dan memutuskan bila pertemuan jam tiga lebih baik diadakan di kantor ini saja, nanti dari pihak toko itu yang akan menyiapkan segala sesuatunya. Bapak tinggal berada ditempat dan mencoba kue apa saja yang dapat disajikan di acara charity di Bandung minggu depan." jelas Linda, sekretaris Rama, saat dia sudah memasuki ruangan tempat kerja Rama.

   "Baik, tolong bantu mereka dalam menyiapkan segala sesuatunya." perintah Rama pada Linda yang hanya dibalas oleh anggukan oleh wanita itu.

   Rama memijat keningnya berkali-kali, nampaknya hari ini ia sudah sangat kelelahan dan memang harus beristirahat. Andai saja tidak ada pertemuan penting, dia bahkan memilih untuk tidur di rumah sakit saja menemani Anisa.

   Jam menunjukkan pukul 2.45 dan lagi lagi mengingatkan Rama tentang pentingnya meeting itu membuatnya dengan enggan beranjak dari kursinya dan pergi ke lantai 3, yang artinya beda 3 lantai dari ruangannya yang berada di lantai 6.

   Saat pintu lift terbuka dan terlihat ruangan meeting sudah dipenuhi oleh banyak sekali orang dengan pakaian bertulisan Sweet Cake disana. Rama berjalan perlahan dan segera masuk ke dalam ruangan itu. Saat sampai terlihat sudah banyak kue-kue yang dihidangkan diatas meja. Rama mengamati satu persatu kue itu dan menemukan sebuah pie buah yang menggiurkan karena potongan buah yang besar-besar dan terlihat mencolok dari kue-kue lainnya.

   Tak lama, pintu terbuka menampakkan Linda-sekretarisnya- dan seorang wanita berpakaian dress ungu selutut, semua pegawai toko kue itu tersenyum sopan ke arahnya. Mungkin itu yang punya toko, pikir Rama.

   "Permisi pak, ini bu Gadis selaku pemilik dan perwakilan dari toko Sweet Cake." ujar Linda kepada Rama. Ia mendongak ke arahnya, lalu menatap ke arah wanita yang ada di belakang Linda.

   Wanita itu menatap Rama dalam dan mengerutkan sedikit keningnya.

   "Maaf, anda bukannya yang waktu itu datang ke toko saya saat saya sedang memarahi pegawai saya yang ceroboh menghanguskan roti di oven?" tanyanya sopan sambil menunjuk ke arah Rama.

   Ah iya benar! Pantas Rama merasa pernah bertemu dengannya.

   Rama mengangguk dan segera berdiri, Linda segera menyingkir dari hadapannya dan memberi akses pada Rama agar dapat melihat wanita ini lebih jelas.

   "Iya, saya mengingatnya. Jadi toko anda yang dipilih untuk menjamu kue di acara amal minggu depan?" tanya Rama pada wanita di hadapannya, sekilas ia mengamati lagi wanita itu. Tatanan rambut sepunggungnya tetap tidak berubah, bergelombang di ujungnya.

   Wanita cantik itu mengangguk, "Sungguh saya tidak menyangka, senang sekali dapat bekerja sama dengan perusahan bapak....?" dia menggantungkan ucapannya dan mengulurkan tangannya.

   Rama yang paham maksudnya segera menerima uluran tangan itu.

   "Ramadhan Wira Atmaja, panggil saja Rama." jawab Rama sopan, wanita itu mengangguk.

   "Saya Bella Gadisa, panggil saya Gadis." dia memperkenalkan dirinya sekali lagi, dan setelah itu bibirnya terangkat membentuk sebuah senyuman disana.

-----

Hai semuaa! Mari katakan selamat datang untuk pemeran baru cerita ini, wkwkwk.

Entah kenapa tangan ini sangat gatal ingin update terus tapi koneksi jaringan yang tidak memungkinkan huhuhu:((((
Jadi saya post saja kelanjutannya mumpung masih banyak ide terkumpul, sambil berharap semoga semakin banyak yang suka membaca cerita saya ini.

Leave a vomment ya! Thankyousmch. Lovelovelove❤❤❤❤❤❤

ONE MORE TIMEحيث تعيش القصص. اكتشف الآن