part 25

51.3K 2.8K 127
                                    

Anisa melihat sekeliling lewat jendela yang terbuka di depannya. Der Fruhling, atau kita biasa menyebutnya musim semi.

Ini adalah kali pertama Anisa melihat bagaimana sebenarnya musim semi, karena di Indonesia tidak pernah ada musim semi. Sangat indah, lebih indah daripada yang pernah orang lain ceritakan. Memang benar, melihat langsung dengan mata kita sendiri adalah anugerah yang tak terkira.

Musim semi sangat mengagumkan. Saat perjalanan ke tempat ini ia melihat banyaknya pepohonan dan tumbuhan berbunga dan mulai mengeluarkan daun mereka.

"Nis?" Niki menyadarkan adiknya dari kegaguman yang tiada henti. Tak sia-sia ia membawa Anisa jauh-jauh kesini, karena setiap saat ia dapat melihat kebahagiaan terpancar dari matanya.

"Apa kak?" Anisa tetap menggunakan bahasa Indonesia jika berbicara dengan kakaknya. Masa bodoh orang-orang tak mengerti.

"Kakak tinggal dulu ya. Dila bentar lagi ke sini, kakak udah ngomong tentang kamu tadi. Jangan pergi kemana-mana, semua harus dalam pengawasan Dila!"

"Posesif!" Anisa mencibir.

"Biarin, daripada ilang. Kan susah nyarinya. Udah ya, lagi banyak kerjaan. Bye Nis." Niki menunduk dan mencium puncak kepala adiknya itu. Anisa tersenyum dan melambaikan tangan pada Niki yang berangsur menjauh.

Selang beberapa menit kemudian seorang wanita dengan atasan kemeja merah yang dimasukkan ke dalam rok model A selutut berwarna hitam, pas dengan stiletto hitam yang dipakainya

"Anisaa!" wanita itu memeluk Anisa lembut dan dibalas Anisa dengan pelukan juga.

"Hai Kak. Long time no see you." sapa Anisa balik.

"Lama banget, berapa tahun ya Nis?" tanya wanita itu mengingat-ingat.

"Tiga tahun?" tanya Anisa memastikan.

"Hmm.. Mungkin lebih. Yaudah ayo masuk aja!" wanita itu langsung mendorong kursi roda Anisa ke dalam salah satu ruangan perawatan yang berada di sana.

"Ayo! Pasti Kak Niki cerewet deh tadi."

Wanita itu tersenyum dan berkata, "Niki bukannya selalu begitu dari dulu? Dia belum berubah."

"Aduuh, kok Kak Dila jadi baper?"

"Baper itu apa, Nis?"

"Gak pernah main ke Indonesia sih." Anisa mencebik dan tertawa bersama wanita tadi yang diketahui bernama Dila.

*****

Rama duduk di salah satu bangku yang ada di dalam cafe milik Gadis. Tak lama berselang Gadis keluar membawa nampan berisi satu cangkir kopi, satu milkshake strawberry, dua roti bakar, dan dua piring kentang goreng.

Gadis tersenyum canggung saat sudah berada di depan Rama. Setelah berhari-hari, akhirnya mereka bertemu. Beruntung hari minggu ini Gadis tidak banyak kegiatan. Walaupun ada banyak kegiatan pun sepertinya Gadis akan mengesampingkan itu, ia butuh penjelasan dari lelaki di depannya.

Gadis duduk pada bangku di depan Rama, "Maaf ya Ram kalo nunggu lama."

"Gak papa kok, maaf kalo ganggu kerjaan kamu.

Sambil menggeleng Gadis berkata, "Gak sibuk juga kok."

Hening sesaat, sebelum Rama kembali berkata.

"Apa kabar Dis?"

"Baik, kamu?"

"Baik."

ONE MORE TIMEWhere stories live. Discover now