part 17

46.7K 3K 305
                                    

Angin berhembus menyapa Rama saat ia turun dari mobilnya. Sayup-sayup terdengar debur ombak pantai dari tempat ia berdiri.

Rama sungguh terkejut, setidaknya Gadis tak perlu repot-repot menjadi penunjuk jalan jika dari awal wanita itu mengatakan akan menuju pantai ini. Karena jalan ke arah pantai sudah Rama hapal di luar kepala.

"Gak surprise ya?" Gadis tertawa ke arah Rama.

Rama mengangguk sebagai jawaban, "Kalau tempat ini udah tau dari dulu kali. Dari jaman sekolah."

Gadis belum bisa menghentikan senyum gelinya sedari tadi mereka sampai.

"Habisnya gak banyak orang yang tau ada pantai bagus banget di daerah sini."

"Kamu juga sering kesini?" Rama balik bertanya.

"Iya, sering kesini. Tiap bosen, butuh hiburan, mainnya kesini. Tempatnya masih bagus, gak banyak yang dateng juga."

"Jadi ini alasan kamu gak bangun toko kue di daerah pusat kota?"

Gadis menoleh ke arah Rama dan tersenyum lembut, lelaki ini selalu bisa membaca pikirannya.

"Iya, biar deket gitu kalo mau main-main ke pantai. Kok peka banget sih?" goda Gadis mengedipkan sebelah matanya.

"Udah ayo ke pantai ntar kita ketinggalan sunset." ajak Rama langsung menggandeng tangan Gadis. Sedangkan yang digandeng hanya diam menatap tangan besar lelaki yang membungkus pergelangan tangannya.

*****

Gadis berlari menyambut ombak yang datang. Terlihat tidak takut dengan gulungan air yang akhirnya menjadi buih-buih dan kembali ke lautan itu.

Rama ikut berdiri di sampingnya dan menatap Gadis dalam-dalam. Gadis yang tidak menggunakan makeup berlebihan. Hanya sebatas memberi maskara, eyeliner dan lipstick pink di bibir mungilnya.

Gadis selalu menjadi objek perhatian Rama. Dia wanita yang baik, cantik, pintar, dan berpikiran luas. Rama yakin wanita macam Gadis ini bisa saja menjadi model atau sekretaris dengan kepintaran dan kecantikannya. Tapi ia lebih memilih jalan sesuai dengan passionnya. Hal itulah yang menjadi poin penting bagi Rama. Baginya seseorang bisa dikatakan hebat jika sudah berani berjuang untuk mendapatkan apa yang mereka impikan.

Gadis membuka matanya yang sedari tadi menutup dan sadar jika lelaki di sebelahnya sedang melamun memandanginya.

Jelas hal itu membuat hatinya menghangat. Tanpa diperintah pun, rona kemerahan sudah keluar dan bersemayam indah di kedua pipinya.

"Ram?" Gadis mencoba menyadarkan Rama, bisa bahaya kalau-kalau Rama tak segera sadar dan terus memandanginya.

Rama tersadar dan malu sendiri karena sudah tertangkap basah memandangi wanita cantik di sebelahnya.

"Suka banget ya Dis?"

"Iya, main ke pantai itu asik. Aku gak bilang pegunungan itu membosankan ya. Cuma menurutku kalo di pantai rasanya beda. Apalagi kalo mau sunset gini."

"Suara ombak dan air laut selalu jadi kesukaan aku, Ram. Mereka menenangkan. Angin yang selalu menyejukkan dan matahari yang seperti akan tenggelam menuju lautan. Aku selalu rindu pantai Ram. Kayaknya setiap saat aku butuh vitamin sea."

Kayaknya setiap saat aku butuh vitamin sea. Rama tersentak mendengar perkataan Gadis yang terakhir. Rasanya ia pernah mendengar seorang wanita yang sering mengatakan itu padanya.

ONE MORE TIMEWhere stories live. Discover now