"Jadi ini tadi mau pamer gitu?"

Anisa mencebik kesal, "Ya enggak lah kak! Kan ini aku pengen aja main keluar bareng Kak Dila sebenernya sih girls time. Tapi yaaa karena Kak Niki minta ikut, gak masalah sih." Anisa melirik Dila dan dijawab wanita itu dengan anggukan.

"Aku bosen kan udah di Jerman beberapa hari, masa keluarnya ke cafe-cafe doang. Di Jakarta mah cafe juga banyak. Yaudah, aku minta Kak Dila ngajak aku ke taman gitu."

"Jadi aku ajak aja Anisa kesini, Nik. Gitu ceritanya. Udah ini ayo makan. Mau?"

Dila menyodorkan sekotak makanan. Niki mengerutkan keningnya.

"Pisang goreng?" dan Dila mengangguk.

"Jauh-jauh ke Jerman makannya tetep pisang goreng." Niki mencibir

"Yee, disini kan namanya jadi fried banana."

Dan tawa mereka bertiga pun pecah seketika.

*****

Anisa tersenyum senang menunjukkan sebagian deret gigi putihnya saat melihat Niki dan Dila yang tertawa bersama jauh dari tikar kain tempatnya duduk.

Sesekali Niki mencolek lengan Dila dan dibalas Dila dengan menyerang leher Niki karena disitulah titik lemah pria itu. Niki tertawa kegelian kemudian dan Dila tersenyum puas.

Anisa mengubah arah tatapannya pada pohon dan beberapa tanaman yang tumbuh di English Garden itu. Sangat menakjubkan. Musim semi memang tak boleh terlewatkan, apalagi jika hanya duduk di dalam ruangan saja.

Anisa sempat berbincang-bincang dengan teman baru yang ia temui di tempat terapi. Temannya itu berkata dan begini jika diterjemahkan dalam bahasa Indonesia. Keluarlah pada saat musim semi, karena saat itu cinta sedang bermekaran.

Anisa mengangguk setuju, apalagi jika melihat banyaknya pasangan pria dan wanita yang tidak Anisa ketahui statusnya apa sedang mengobrol bersama, keluarga harmonis yang tampak bermain dengan anak mereka masing-masing di sekitar taman, dan tak lupa juga potret terdekat dari Dila dan Niki yang baru saja ia lihat.

Sepertinya musim semi sedang mengejeknya. Memperlihatkan banyaknya pasangan bahagia disekitar taman seolah-olah berkata Anisa adalah salah satunya yang bersedih karena duduk sendirian tanpa ditemani pasangan hari ini.

Hey! Aku punya satu di Indonesia dulu.. Ya, tapi dulu. Batin Anisa merengut kesal.

"Suka, Nis? Dulu waktu pertama kali di Jerman yang paling aku tunggu-tunggu juga musim semi." suara lembut Dila menyadarkan Anisa dari lamunannya.

Anisa tersenyum dan menatap ke arah Dila.

"Kamu orang yang mellow-mellow gak?" pertanyaan Dila membuat Anisa mengerutkan keningnya.

"Dulu aku suka banget sama musim semi. Tapi ternyata waktu ngerasain sendiri gimana bagusnya musim gugur, aku jadi exciting sama musim gugur. Apalagi waktu tau filosofinya."

Anisa yang masih bingung bertanya, "Trus apa hubungannya sama mellow-mellow kak?"

"Setiap musim itu punya filosofinya masing-masing. Mulai dari musim semi, musim panas, musim gugur, dan musim dingin."

Anisa mulai menaruh minat pada cerita Dila mulai menatap ke arah wanita cantik itu penuh semangat.

"Musim semi, musim tempat tumbuhan bersemi. Atau bisa diibaratkan cinta bersemi. Musim semi itu awal hubungan, ketika kita sedang jatuh cinta. Pasti hati kita merasa berbunga-bunga. Ya kan? Kita merasa pasangan kita itu adalah orang yang paling cocok, kita sangat bersyukur pada Tuhan telah memberikan kita orang seperti itu."

ONE MORE TIMEWhere stories live. Discover now