NEUF: truth or dare?

Start from the beginning
                                    

"Lah kok gue ribet bgt harus nanya nanya!" ucap kaysa lagi -- "bodo ah emang siapa reno" katanya lagi.

Mobilnya telah sampai dipagar megah milik adijaya.

"Makasih ya pak, ntar aca kabarin kalau udah selesai" ucapnya pada anto--- supir kaysa.

Dilangkahkannya kakinya memasuki pagar mewah kediaman adijaya.

Diteras depan rumah tampak seorang pria dan wanita paruh baya tengah berjalan hendak bekeliling taman rumah.

Sang pria mendorong kursi roda milik sang wanita, kaysa mengira itu adalah papa dan mamanya reno.

"Permisi" sapa kaysa apa mereka -- "pah, ini siapa? Pacar deno ya?" ucap wanita tersenyum melihat kaysa. -- "sepertinya kamu temennya reno?" tanya pria.

"Iya, maaf pak menganggu, renonya ada?" tanya kaysa -- "kamu siswi adijaya juga kan?" tanyanya -- "iya pak, bapak pak adijaya ya?" tanya kaysa sedikit hati hati, dari wajahnya kaysa memang sudah tau melihat wajah bapak ini sudah tidak asing lagi disekolahnya, pria yang bernama adijaya itu hanya tersenyum -- "kayanya muka kamu gak asing buat saya" kata adi.

Kaysa tersenyum kikuk "nama saya kaysa adara nathania" kata kaysa menjulurkan tangannya menyalami adijaya. "Adam parquel? Kamu kenal?" tanyanya "itu dadday saya pak" jawab kaysa -- "sudah saja duga, matanya mirip sekali" jawab adijaya tersenyum.

"Iyakan pah? Ini pacar deno?" tanya sang wanita lagi -- "nama kamu siapa tadi nak?" ucap delima memegang tangan kaysa -- "kaysa tante" jawab kaysa.

"Kamu cantik" jawab delima tersenyum -- "terimakasih tante" kata kaysa "reno nya ada?" sambung kaysa.

Seketika delima menangis "deno, deno kemana pah? Deno?!" ucap delima lirih -- kaysa heran dibuatnya, mengapa deno? Bukankan reno?.

"Ma, deno udah gak ada ma mama jangan begini terus" ucap adijaya bersimpuh terhadap delima -- "gak,gak mungkin deno itu ada dia ada dikamarnnya kemarin barusan dia antarin mama ke kamar" ucap delima -- "itu reno mah" jawab adi.

Delima hanya tertunduk sedih, kaysa makin heran apa yang sebenarnya terjadi.

"Maaf om, eh pak reno nya ada?" tanya kaysa -- "kamu naik aja kekamarnya ya, bi pipi tolong anterin kaysa ke kamar reno ya!" ucap adijaya.

Kaysa langsung saja mengikuti bi pipi "ini kamar den reno non" kata bi pipi setelah berhenti didepan pintu kamar "bibi tinggal dulu ya" kaysa hanya tersenyum.

Ia mengetuk pintu kamar reno, kaysa sedikit gugup, tak ada jawaban dari dalam. Kaysa semakin tak sabar ia langsung masuk kedalam kamar yang kebetulan tidak terkunci.

Kaysa terpana melihat isi kamar reno, kamar yang luas terdapat banyak rak buku yang bisa dibilang lebih mirip perpusatakan mini mungkin? Banyak sekali novel dan komik komik menakjubkan disana.

Figura figura foto yang tersusun tapi, kamar yang sangat rapi bagi seorang laki laki.

Dinding yang seperti mading mungkin? Banyak sekali tempelan kutipan novel,quotes
Ataupun puisi disana.

"Gila,gila" kaysa mengucap dalam hati.

Ia melihat sekeliling kamar, yang dicari sedari tadi tidak muncul, ia menyentuh novel yang tersusun di rak kayu yang indah itu "buat apa novel dilan dua dua kaya gini?" tanya kaysa sendiri "masih baru lagi"

Matanya beralih menuju figura figura yang tertempel didinding ataupun bersangga dinakas.

"Reno kembar?" tanya kaysa melihat wajah dua orang yang sama atau bisa dibilang sangat mirip dalam figura.

Stuck on youWhere stories live. Discover now