26

6.6K 522 49
                                    

"Good morning, Love."

Ata-

*************

* *

Cool-aged Demon ada di depannya dan itu membawa kebanggan tersendiri baginya. Dia tahu harga barang ini di pasar gelap. Dia bisa kaya raya. Dan dia butuh pasangannya!

"Bagaimana keadaan mereka?" tanyanya saat salah satu pengawalnya masuk.

"Baik." ujarnya. "Mereka sudah keluar dari rumah sakit."

"Bagus. Keadaannya benar-benar baik? Dia tidak ketahuan?"

"Sepertinya tidak."

Kepalanya mengangguk-angguk.

"Saat semuanya sudah berakhir, saat aku mendapatkan pasangan dari lukisan ini, pastikan mereka mendapat semua yang dia butuhkan. Rumah, pakaian mewah, mobil, perhiasan, apapun yang mereka mau. Apapun yang mereka butuhkan untuk melanjutkan hidupnya. Untuk menutup mulut mereka." dia menatap pengawal berbadan besar itu.

"Mereka sudah rela mati untuk ini semua. Setidaknya, buat mereka tidak kapok bekerja dengan kita. Lukanya akan membekas selamanya. Kita harus membuatnya lupa bagaimana mendapatkan luka-luka itu."

"Baik, Tuan. Saya akan menyiapkan semua sesuai perintah anda."

"Ya, mereka bahkan rela menjadi korban," dia tertawa puas. "Lalu, dimana pasangan lukisan ini?"

"Kami sedang menyelidikinya, Tuan."

"Kau yakin Jed tidak punya keduanya?"

"Kami masih menyelidikinya. Jika Jed punya keduanya, harusnya dia memamerkan keduanya malam itu, karena keuntungan yang dia dapat dari sepasang lukisan ini bisa membeli hampir sepuluh galeri baru, yang bahkan lebih bagus dari yang dia miliki sekarang."

Sebanyak itu! "Temukan pasangan lukisan ini, aku tidak peduli!"

"Baik, Tuan."

Dia menyeringai, bangkit dari kursinya dan berjalan mendekati Cool-aged Demon. Tangannya terulur untuk meraba kanvas yang sangat lembut seperti kain sutera itu, lalu memejamkan matanya. "Apa pendapatmu tentang lukisan ini, Webb?"

"Um," dia melihat lukisan itu sesaat. "Lukisan yang bagus, Tuan."

"Tidakkah matanya seperti berbicara sesuatu padamu?"

Webb menelan ludah. "Berbicara? Maaf Tuan, tapi penilaian saya tentang barang seni seperti ini sungguh rendah. Saya kira anda benar, matanya seperti berbicara."

Laki-laki itu membuka matanya, lalu berbalik melihat anak buahnya itu. "Keluar!"

* *

*

Ata menarik selimutnya dan turun dari ranjang. Dia melihat jam digital di ponselnya dan mendesah karena dia tidak bisa kembali tidur. Jika dia masih di rumah sakit, dia bisa memastikan Jed akan meminta obat tidur pada perawat dan memberinya secara diam-diam. Jed mengakuinya kemarin. Ata tak habis pikir bagaimana Jed membuatnya sebegitu mengenaskan di rumah sakit.

Ata bangkit dan berjalan ke arah pintu. Ruangan lantai dua itu gelap. Hanya biasan lampu temaran yang berasal dari teras memantulkan cahaya. Lantai bawah juga tidak jauh berbeda. Ata melangkah pelan menuju kamar Jed. Saat dia membuka pintunya, cahaya redup dari lampu dekat tempat tidur Jed menampakan tubuh pria itu terlungkup di ranjangnya.

Love Or DieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang