6

15.2K 1.1K 26
                                    

"Kalau sekarang aku ingin menghabiskan malam dengan wanita, maka aku itu adalah kau."

Jed-

*************

Atlanta tahu dia akan jadi salah satu wanita itu: yang menginginkan Jed! Dia benci itu. Dia hanya tidak sadar bahwa perhatian Jed malam itu-saat mereka bertemu pertama kali- akan mengantarnya pada titik ini. Pada titik dimana dia benci kalau Jed marah padanya, Jed berbalik meninggalkannya atau saat Jed bersama wanita lain.

"Ada yang salah dengan wajahku pagi ini?" tanya Jed. Dia melihat Ata, bersyukur bahwa semuanya sudah kembali normal. Dia dan Ata.

Ata menggeleng "Um, kemana Lisa setiap weekend seperti ini? Dan pembantumu yang lain?"

Jed menuang jus ke dalam gelasnya "Lisa biasanya akan membersihkan apartemen bersama July atau Disa, aku tidak tahu. Itu terserah mereka. Jika mereka ingin disini, juga tidak apa-apa." Jed mengangkat bahunya tak ambil pusing. Yang jelas, semua pekerja di rumahnya punya jatah libur untuk menikmati akhir pekan mereka.

Ata mengamati Jed. Mengenakan setelan santai polo t-shirt dan celana katun panjang. Sudahkah dia mengaku bahwa Jed begitu tampan? Dia punya mata abu-abu yang cemerlang, yang kau pikir kau bisa membaca semua tentangnya dari bola matanya itu, tapi kau tidak menemukan apa-apa di sana. Rambutnya selalu rapi dengan gaya potongan pendek. Hidung, bibir Jed, dagu dan rahangnya adalah keistimewaan yang dimilikinya. Tuhan pasti sedang dalam mood yang begitu baik saat menciptakannya!

"Apa yang akan kau lakukan hari ini?" tanya Jed ingin tahu.

Ata mengangkat bahunya, mengaduk sarapan yang dibuatnya sendiri.

"Kau ingin ikut denganku?" tanyanya lagi.

Ata mengangkat wajahnya "Tidak, terima kasih. Tidak tertarik." tolaknya.

"Nolan akan mengantarmu kalau kau ingin ke suatu tempat." ujar Jed seraya berdiri. Bersiap main golf bersama teman-temannya. Dia menepuk bahu Ata pelan saat dia melewati Ata lalu pergi.

Ata menutup wajahnya. Dia terjebak dalam permainannya sendiri.

Dia bangkit dan membereskan peralatan makan mereka. Membersihkannya dengan cepat karena dia harus melakukan sesuatu.

Royal Gallery ramai di akhir pekan. Mengingat akan digelarnya pameran lukisan oleh duet pelukis terkenal, Royal Gallery makin ramai oleh pekerja. Beberapa pekerja membersihkan pojok ruangan, menurunkan gambar, pengumuman dan keterangan yang sudah tidak terpakai lagi. Beberapa orang menyiapkan section pameran lukisan dan lainnya sibuk memindahkan barang-barang.

Ata masih merasa takjub dengan Royal Gallery, meski dia sudah datang ke sini sebelumnya. Dia naik ke lantai satu, yang merupakan ruang pamer gedung ini. Mulanya, dia bergabung dengan rombongan yang sedang melakukan wisata ke Royal Gallery, mendengarkan berbagai informasi yang diberikan petugas. Lalu, setelah dia merasa sudah cukup dengan informasi yang dia dapat, dia masuk ke bagian dalam Royal Gallery yang hanya bisa dimasuki oleh orang-orang tertentu. Dia menggunakan akses istimewanya sebagai sekretaris Jed Ferdinand.

Seseorang menyambut Ata saat dia naik ke tangga lantai tiga. Laki-laki itu tersenyum lalu mengulurkan tangannya. "Hai, Thomas. Ada yang bisa saya bantu?" tanyanya ramah.

Love Or DieWhere stories live. Discover now