18

9.7K 589 18
                                    

"I like your mouth the best, even with the dirty language."

Jed-

***********

"Disini kau rupanya!" seru Ata ketika akhirnya menemukan Jed, di balkon lantai dua rumahnya.

Laki-laki itu sedang membaca buku seorang diri, menggunakan earphone hingga tidak menyadari kedatangan Ata. Setelah Ata duduk disebelahnya, barulah Jed sadar. Dia melihat Ata sekilas, lalu kembali pada bukunya.

Ata melepaskan earphone Jed. "Kau tidak menyambutku pulang?" dia bertanya dengan nada sedih.

Jed melihatnya lagi, berusaha mengabaikan mata Ata, tapi dia tidak bisa. Tatapannya lebih lama, lalu dia berdehem. "Darimana saja kau seharian?" tanyanya.

Ata tersenyum. "Bertemu seseorang," kata Ata. "Lagian ini baru jam tujuh malam, Jed! Buku apa yang kau baca?" dia mengintip judul buku yang dibaca Jed.

"Bertemu siapa, Ata?"

"Huh?" Ata mengangkat kepalanya. Dia sangat menyukai wajah Jed ketika dia sedang tidak sabaran seperti ini. Begitu tegas, namun juga lucu. "Apa ini? Apa aku tidak boleh bertemu seseorang yang kau tidak tahu?"

"Siapa?" ulangnya sambil menegakkan badannya.

"Aku akan mandi dulu, setelah itu aku akan kembali. Jangan kemana-mana, paham?" Ata menangkup wajah Jed. "Kenapa kau bisa setampan ini, Jed?" dia tersenyum lalu bangkit dan pergi.

"Kau ingin main kejujuran denganku?" tanya Ata saat dia kembali.

Jed menoleh. Wanita itu sudah bertukar pakaian dengan t-shirt longgar dan celana panjang katun yang nyaman. Ikatan rambutnya belum dilepas sejak tadi, hingga ada banyak rambut yang berjatuhan di dekat wajahnya. Wajah tanpa riasan itu sangat disukai Jed. Tak ada yang disembunyikan, tak ada yang lebih cantik daripada ini.

Ata duduk di sebelah Jed dengan sebuah buku ditangannya. Dia melihat Jed sambil mengangkat alisnya. Setelah mendengus, dia lalu mengulurkan tangannya menarik earphone ditelinga Jed. "Kau tidak dengar?" tanyanya.

Jed tidak butuh mendengar apa-apa sekarang!

"Aku akan katakan aku bertemu dengan siapa, dengan syarat kau juga akan jujur padaku," dia menjelaskan permainannya.

Jed mengerutkan dahinya. "Alright, kau menemui siapa?"

"Aku duluan. Ladies first, Jed!" Ata menepuk paha Jed.

"Go ahead!" Jed tidak keberatan.

Ata tersenyum. "Apa yang ada di ruanganmu, di galeri?" dia menatap Jed.

Jed menghela nafasnya, mengambil earhone dan memasangnya kembali. "Aku tidak main!" katanya. Dia mengalihkan pandangannya pada bukunya lagi.

Ata mendesah. Tidak berhasil. Dia lalu mengangkat kakinya ke atas sofa dan membuka bukunya. Jed membaca buku biografi tokoh terkenal, sedang dia memilih membaca dongeng 1001 malam- yang anehnya ada di rak buku Jed. Selera yang aneh, pikir Ata saat dia menemukan buku ini.

Namun, Ata tidak menikmati kegiatan ini. Dia tidak bisa mengabaikan Jed yang berada di sebelahnya dengan membaca dongeng klasik ini. Aura Jed begitu kuat. Ata melepaskan satu earphone Jed dan menaruhnnya di telinganya sendiri. Mendengarkan lagu apa yang sedang didengarkan Jed.

Simfoni pelan dan lama yang sedang didengarkan Jed membuatnya mengangguk sendiri. Dia lalu melihat Jed, mencium pipinya ringan. Jed tersenyum kecil, mengantarkan senyuman yang sama untuk Ata. Dia menyandarkan kepalanya di bahu Jed, tatapannya menerawang ke langit.

Love Or DieWhere stories live. Discover now