CINQ : dia lagi?!

Mulai dari awal
                                    

Ia menaiikan satu alis nya saat melihat mukaku berubah melihat wajahnya.

"Etss, bentar bentar. Jangan galak galak dong" kata reno mendekatkan wajahnya ke wajahku.

Ni anak maunya apasih!

Aku sedikit takut dengan situasi ini, ntah kenapa aku tak pernah menatap intens cowok sedekat ini, kecuali daddy,revan&devan.

"Gue bakal buat mata lo ngelihat kagum ke gue" kata reno kemudian "mimpi" balasku lalu pergi tapi reno menahan tanganku.

"Yang bolehin lo pergi siapa?" tanya reno "eh lo pikir lo siapa? Ngatur ngatur gue hah?!" kataku menepis tangan reno.

"Nih gue ganti" kata reno menyodorkan novel dilan! Ah mataku langsung membulat melihatnya "ah dilan gue!" ucapku mengambil novel itu dari tangannya tapi ia menepis nepisnya.

"Apaan sih lo?!" kataku "ada syaratnya!" kata reno kemudian.

"Heh?! Itukan ganti novel gue yang lo rusakin, dan kenapa malah lo yang ngasih ngasih syarat segala hah?!" aku mulai dongkol dengannya.

"Terserah lo sih, syarat nya gampang kok" kata reno "temenin gue jalan" sambungnya.

Apa apaan tadi itu? Apa dia pikir aku bakal mau jalan gitu aja dengan dia? Hah dasar gila.

"Jelas jelas gue kaysa adara nathania menolak" jawabku "nathania parquel" tambahnya, mataku berhasil terbelalak, bagaimana dia bisa tau nama belakang ku? Hanya orang tedekat saja lah yang tau.

"Kenapa kaget ya? Parquel?" katanya lagi. "Gak gue biasa aja, kenapa lo bisa tau nama belakang gue?!"

"Yakin biasa aja? Gimana kalau gue kasih tau semua orang, pastinya kaget dong, ada pewaris tunggal parquel disini" kata reno tersenyum kemenangan.

"Maaf ya reno ghaksara ADIJAYA" kataku menekankan kata adijaya disana "gue gak ada urusan sama lo!"

"Ya jelas ada dong,setiap yang gue gangguin ituu ada urusannya sama gue" balas reno santai "dan tadi lo bego begoin gue ya? Gimana bisa ya sepupuan itu jadi sepasang kekasih? Aneh gak sih parquel?" kata reno tersenyum miring.

"Okay! Apa mau lo?" (maaf sebelumnya ada hal yang tidak bisa aku ceritakan tentang mengapa aku tidak mau orang tau kalau aku pewaris tunggal perusahaan besar parquel)

"Temenin gue jalan, itu doang kok" kata reno -- "sorry bgt kalau sekarang gue gak bisa"

"Lo harus tau, gak ada satu pun yang bisa nolak permintaan revano"katanya dingin, lalu menarik tanganku untuk ikut bersamanya.

"Gue gabisa, lo apa apaan sih?!" protesku saat ia memaksaku masuk kedalam mobilnya.

Tapi ia malah cuek dan tetap melajukan mobilnya.

"Gue udah janji bakal nonton xiena sore ini!" kataku lagi "batalin" jawabnya.

"Lo gila ya?!" kataku membentaknya "okey okey dimana?!" jawabnya.

"GOR paripurna!"

Lalu mobil reno melaju kearah gor.

Sesampainya disana aku langsung turun dan ku dapati amora dan abibah yang tengah heran melihatku datang bersama reno.

"Gue gak salah lihat ni kan?!" kata bibah "ahhh gue bakal kalah saing sama lo ca" sambungnya.

"Reno?! Lo kok bareng aca!" kata amora "eh ralat aca kok lo bareng reno?!" ralat amora.

Dasar amor.

"Gue dipaksa, yaudah buruan masuk!" kata ku menarik lengan bibah dan amora yang masih mengintrogasi reno.

Lalu kami duduk di bangku pentonton.

"Ayo xien!!" teriak bg ragil menyemangati xiena.

Ah gantengnya!

Mataku terpaku melihat bg ragil yang berteriak memberi semangat pada para pemain dari sekolah kami, rambutnya yang basah karna keringat membuatnya makin ganteng!

"Lo mau ngelihat xiena, atau yang lagi teriak teriak?" kata reno -- "ya lihat xiena lah!" jawabku sedikit gugup.

"Ca ca ca, ganteng bgt tau reno" bisik bibah -- "iya mendingan lo sama reno aja dari pada bg ragil yang sok kecakepan" tambah amora.

"Apa sih kalian berdua aja sama sama reno!" -- "kita sih mau!"

Dasar!

"Eh ca sini!" kata bg ragil melihatku lalu mengajakku untuk berteriak layaknya supporter.

"Udah sana!" dorong bibah.

"Ayo ikut jadi supporter!" kata bg ragil.

"1..2..3 ayo adijaya!! Bisa bisa bisa" teriak bg ragil "bisaa!! Ayi xiena!!" tambahku.

Lalu kami sama sama tertawa.

"Bisa juga teriak ya?" kata bg ragil.

Kurasa sekarang pipiku sedang memerah.

"Bisa dong, ayooo xienaaaaa!!" sambungku menyoraki xiena.

Tiba tiba reno menarik tanganku "udah selesai, ayo buruan" kata reno.

"Eh siapa?" tanya bg ragil padaku "temen sekelas bg" jawabku.

"Reno" kata reno memperkenalkan dirinya "ragil" balas bg ragil "gue pinjam aca ya" kata reno lalu menarik tanganku.

Ah mengesalkan!

"Lo apa apaan sih?" kataku kepadanya "kan udah kelar,lo aja yang pingin lama lama!" balas reno.

Lalu ia melajukan kembali mobilnya, dasar suka memerintah.

Ia membawaku ke sebuah toko buku, bisa dibilang ini toko buku besar dikotaku.

Lalu iya berjalan masuk, aku mengikutinya.

Moodku seketika naik melihat banyak novel disini.

"Tidak mengapa kalau kau patah hati, tidak mengapa kalau kau kecewa, atau menangis tergugu karena harapan, keinginan memiliki, tapi jangan berlebihan. Jangan merusak diri sendiri. Selalu pahami, cinta yang baik selalu mengajari kau agar menjaga diri. Tidak melanggar batas, tidak melewati kaidah agama. Karena esok lusa, ada orang yang mengaku cinta, tapi dia melakukan begitu banyak maksiat, menginjak-injak semua peraturan dalam agama, menodai cinta itu sendiri." kata reno saat aku memegang novel rindu-tereliye.

Sepertinya ia memang sangat meyukai novel, buktinya saja ia hafal kutipan novel yang selalu aku pegang.

"Lo tau gak, ada yang bilang 'cinta yang terlalu dipaksakan bisa ngerusak orang?'" tanya reno.

Aku hanya menggeleng geleng "gue sih gak perduli, karna gue harus dapetin semua yang gue mau" sambungnya.

"Termasuk lo"

Lah apaan tu reno?
Kritik dan saran bisa kommen yaa
Sertai vote

22:31





Stuck on youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang