Kennan terus mencari dan mencari.

"kakak! Satya! Kalian dimana? aku takut disini aku mau pulang. Hiks hiks." kenina menagis dengan menekuk kakinya menenggelamkan kepalanya dilutut nya.

Tubuhnya mengigil, bergetar dan ketakutan.

Ombak yang menenggelamkan nya sudah surut sekarang,
Namun ombak menerpa kaki kecil kenina sekali lagi, walau hanya sedikit air yang menegenai kakinya itu, tapi efek yang ditimbulkan sangat besar.

Kenina menjerit ketakutan.
"tolong!! Tolong! Aku takut, aku takut.! Aku gak mau disini. Toloooongg!!!

"Kenina! Ayo bangun!"
Rama mengetuk pintu kamar Kenina dengan kuat.

Hanya mimpi?

"Kenina!! " panggil Rama sekali lagi.

Fokus Kenina sekarang sedang kearah pintu, dengan gontai Kenina menuju pintu dan membukanya.

Rama menatap sekilas Kenina, dan langsung memeluknya erat.

"Opa! Opa! " kenina menepuk bahu rama.
"Nina gak bisa nafas! "

Mendengar ucapan Kenina, rama langsung melepaskan pelukannya.

"Kamu gak apa-apa?" tanya Rama khawatir

Kenina hanya mengangguk.

"Kamu mimpi buruk itu lagi? "

Kenina mengangguk lagi.

"Ck! Anguk-angkuk aja terus. "

"Iya terus nina harus apa, cucunya opa ini habis mimpi buruk. Harusnya di buat tenang"

"Udah gak usah lebay, makanya abis pulang sekolah jangan tidur. ayo kamu cepat mandi, opa tunggu kamu dibawah."

Rama langsung pergi dari kamar Kenina, dan Kenina pun hanya mengembuskan nafasnya gusar.

Katanya cucu kesayangan! Tapi malah aku kena marah terus, ck! Hayati lelah.

Setelah Kenina mandi, ia segera menemui taman yang ada di rumahnya.
Kenina terus berfikir, hukuman apa yang akan diberikan opanya itu.

"Opa! " panggil Kenina, saat dia sudah berada disebelah Rama.

"Ck! lama banget sih kamu, sini duduk. " Rama menepuk tempat di sebelahnya yang masih kosong.

"Nih baca, itu hukuman kamu selama masa skorsing. "

Kenina mulai membaca apa sajakah hukuman yang diberikan oleh opanya itu, selama membaca Kenina terus mengerutkan kening nya.

"Ini apa opa??" kenina hendak protes.

"Itu kertas, isinya hukuman kamu. "
Jawab Rama santai.

"Iih kalau itu juga aku tau Opaaa. "

"Lah kalau tau kenapa nanya? "

"Ih opa. Kenapa hukumannya begini opa? "
Kenina bertambah kesal

"Begini apanya?"  Rama masih dengan nada santainya, sambil menyesap kopinya.

"Opa. berlari sepuluh kali keliling kompleks setelah sholat subuh. Itu capek opa!! Terus Nina juga harus cuci mobil, bersihin kebun, nyapu ngepel, terus sorenya aku harus hormat di tiang bendera didepan rumah selama satu jam. Opa mau siksa Nina ya?? "
Gerutu kenina kesal.

"Nggak! Siapa bilang? opa kan cuma menghukum dengan sesuai. "

"Sesuai? Opa itu terlalu berat bagi aku, aku juga harus selesaikan tugas hukuman dari sekolah opa. Mana harus buat kata maaf sampai tiga buku lagi!!. "

"Wow! Bagus juga itu hukumannya. Udah gak usah ngebantah, jalani aja ya. "
Rama mengusap lembut kepala kenina.

"Opa mah jahat, opa bilang. Opa sayang sama Nina tapi Nina dihukum begitu. "

"Nah itu salah satu bukti bahwa opa sayang sama Nina, opa mau Nina jadi wanita yang kuat fisik."

Kenina hanya menatap rama,
Emangnya aku Selemah itu apa.
Oke! nina hadapi aja dengan santai. Seperti kata opa.

"oke! Nina terima, Nina pasti akan berhasil jadi orang yang kalian inginkan. Nina akan berubah mulai dari sekarang. "
Ucap nina semangat, atau lebih tepatnya terpaksa semangat.

"Bagus! Itu baru namanya Kenina Aqila Maharani cucu kesayangannya opa. "
Sekali lagi rama mengusap kepala nina dengan lembut.
"yaudah yuk kita kedalam, udah mau magrib nih. "

"Yuk! "

Mereka pun berjalan memasuki rumah, lalu menjalani aktivitas malam mereka, seperti solat, makan, dan tidur.

Dan sekarang mereka Sedang asik menoton acara yang sedang ditayangkan di tv mereka.

"Opa, oma Nina masuk kamar dulu ya. Udah capek mau tidur. "

Nina berjalan menaiki tangga, dan setelah sampai di pintu kamarnya.

Lah kok terkunci sih, perasaan aku gak kunci deh.

"Opaa!! Kamar Nina gak mau terbuka nih! Pintunya rusak! " teriak Kenina dari tempat nya.

"Ck! Kebiasaan tuh anak teriak-teriak kayak dihutan." Rama langsung menuju kamar kenina.

"Opa? Kenapa opa tarik Nina gini sih. "
Kenina berontak saat Rama sedang menariknya menuju dapur.

"Nih, kamu tidur disini dulu selama masa hukuman kamu, tadi Opa lupa nulisnya. "

"Hah! Yang bener aja opa! Nina gak mau! "

"Oke kalau kamu gak mau, opa akan kasih tau papa dan mama kamu, serta Kennan. Biar nanti mereka kecewa terus kamu dikirim ke Asrama! Mau?? "

Nina menatap Rama. kecewa, takut, dan sedih terlihat dari sorot matanya.

"Ya udah Nina mau. "

Lalu kenina masuk kekamar yang berada dekat dapur, kamar itu sering di pakai oleh asisten rumah tangga mereka. Ketika ada keperluan sehingga harus menginap disini.
Bukan kamar yang besar. Hanya sebuah kamar kecil dengan ranjang kecil.

"Oh iya opa lupa, itu lampu kamarnya mati. Jadi gak apa-apa ya tidur gelap. "

"Opa! Opa niat banget ya ngehukum Nina kayak gini? "

"iya memang. Ingat sama anak yang kamu jahilin? Dia juga gelap-gelap'an semalaman. "

"bukan semalaman opa! Cuma sampai mangib kok! Dia juga langsung dijemput orang tuanya. "

"udah gak usah protes, sana masuk terus tidur. Goodnight girl. "

Rama mengecup kening kenina dan langsung pergi meninggalkan kenina yang masih memandangi kamar tersebut.

Huffttt oke baik lah.





Tbc.

In Memory (On Editing)Where stories live. Discover now