Chapter 40 : Mahari Yusa

882 74 31
                                    



Aku tidak tahu harus bagaimana lagi. Tidak cara untuk menyelamatkan para peserta, ah tidak, tidak bisa menemukan cara bagaimana cara menyelamatkan peserta. Aku juga masih belum bis amenemukan alasan kenapa hanya tertinggal 17 peserta. Kemana 3 lainnya? Aku hanya menyimpulkan bahwa 3 lainnya telah terbunuh di jam connection.

Aku menyusuri terowongan panjang untuk ke kota lain menggunakan pespa yang kucuri. aku tidak mau mengambil resiko lagi menempuh perjalanan dengan kereta. Banyak sekali orang di sana dan itu otomatis besar kemungkinan aku akan mati dengan mudahnya. Apalagi waktu itu aku sempat panic tidak tahu bagaimana cara membunuh diriku sendiri.

Di perjalanan tanpa sengaja aku menemukan permainan yang sebelumnya pernah kutemukan di taman anak-anak. Aku memasukan koin apa saja dan layar muncul. Keluar gambar ular besar dan ada kalimat di bawahnya.

Menguasai seluruh Delphic Oracle. Menjadi musuh dewa Olympian.

"Aku tidak mengerti pertanyaan ini." keluhnya. "Hanya Kano yang tahu jawabannya."

Dewa...dewa...dewa... aku tidak pernah mendengar tentang dewa Olympian. Bahkan dia tidak tahu dewa itu berasal dari mana. Ini tidak baik, bagaimana bisa aku menjawabnya.

Ini mungkin peruntungan. Jadi dia menjawab "Piton." Jawaban itu berasal dari gambar yang tertera. Aku tidak tahu mau menjawab apa lagi tapi ular itu seperti ular piton.

Selamat anda benar. Lalu berubah. Apa pertanyaan anda.

Keberuntungan macam apa ini. Tidak disangka jawabannya benar. Tapi aku tidak tahu harus bertanya apa. Jika aku menanyakan secara langsung tentang bagaimana cara menyelamatkan peserta di sini pasti layar itu tidak mau menjawab pertanyaanku. Harus bagaimana...ah! Bagaimana jika aku bertanya tidak langsung?

"Aku menyalakan GPS menggunakan kode jadi aku menghidupkan peserta menggunakan kode juga, kan?"

Entah apa yang aku pikirkan, tapi pertanyaan itu yang keluar dari otakku. Aku tidak tahu apa yang akan dijawab oleh layar itu. Mungkin layar itu tetap tidak menjawab atau...

Layar itu membalas.

Ya.

Astaga! Ini tidak mungkin. Layar itu merespon! Tapi bagaimana aku bisa mendapat kodenya?

Layar itu menghilang. Aku tidak tahu harus berbuat apa. Tidak mungkin aku harus mendapatkan kode dengan cara membunuh lagi. Itu tidak akan tahu dimana kode itu untuk siapa. Itu mungkin pekerjaan mudah tapi aku mau mengendalikan nafsuku.

Aku ingat sesuatu. Layar itu pernah memberitahuku. <Tenang. Ada satu cara lebih mudah. Yaitu, membunuh salah satu peserta.> aku yakin yang dimaksud dengan <Ada satu cara lebih mudah> adalah pasti ada cara lain untuk mendapatkan kode walaupun lebih sulit. Masih ada cara lain. Tapi apa?! Dan dimana aku bisa menemukan brangkas yang bisa membuat mereka akan dihidupkan?

Aku berargumen seakan-akan ini memang benar adanya. Pikiranku mulai kacau jika seperti ini terus. Aku mau bertanya sesuatu. Bertanya pada siapa? Hanya program yang bisa kuberi pertanyaan. Ah, benar! Hanya program.

Aku mengelurakan pisau dari tas dan membelek urat nadiku.

***

Aku terbangun tanpa ada bekas luka di bagian lenganku itu. Tentu saja making question and answer tertera pada barku. Aku menekan menu itu dan muncul layar.

"Bagaimana aku bisa mendapat kode?"

Seketika layar itu memberi jawaban.

-Cari di berbagai tempat

-Buat nyawamu melakukan hal gila

-Paksa peserta untuk mengatakannya

-Membunuh peserta

Ternyata ada 4 cara tapi aku tidak mnegerti dengan Buat nyawamu melakukan hal gila dan Paksa peserta untuk mengatakannya. Bagaimana aku bisa memaksa mereka jika aku berkomunikasi saja tidak bisa. Bahkan Kano menyebutku tidak waras.

Menyebut...menyebut...menyebut...benar! Kano membalas pesanku. Ibu tiriku juga membalas pesanku. Sudah pasti aku masih bisa berkomunikasi dengan para peserta.

"Aku tidak tahu nomer mereka."

Kurasa itu diurutkan dari yang tersulit hingga termudah. Tapi mencari di berbagi tempat itu terlalu mengambil banyak resiko. Jadi cara mana yang perlu aku ambil?

"Aku ingin secepatnya menyelamatkan Kano dan mengakhiri permainan ini."

Life GameTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon