Chapter 46 : Kaito Kano

314 27 13
                                    


Hanya butuh kesabaran untuk menghadapi semua ini tapi aku tidak tahu kapan batas itu akan berakhir. Aku takut jika semua ini terkesan sia-sia. Bukannya aku tidak percaya jika Yusa bisa melakukannya tapi aku hanya khawatir jika dia gagal itu sama saja dia hanya menyia-nyiakan nyawanya hanya untuk orang bodoh sepertiku. Aku tidak tahu harus bagaimana. Aku khawatir. Apalagi dia sudah terluka.
Aku tidak merasakan apapun. Lapar, kesemutan, aku tidak merasakannya tapi perasaan ini masih hidup. Aku bersyukur setidaknya aku masih bisa merasakan kehidupan di tempat yang hampa dan gelap ini.
Aku bertanya-tanya, apa yang Yusa sedang lakukan? Apa dia berhasil? Apa dia terluka? Pemikiran itu terus saja menghantui apalagi program sialan ini pasti akan selalu menggangunya. Aku tidak senang.
Hei? Kau di sana, Bos?”
Tidak ada jawaban.
“Aku tahu kau pasti di sana. kau bisa mendengarku. Aku tahu itu. Aku hanya ingin mengatakan, apa yang kalian incar sebenarnya? Aku? Atau Yusa? Kenapa kau membunuh ibuku? Kenapa kau membuat keluargaku hancur? Apa salahku dan keluargaku sampai-sampai kau bisa berbuat semua ini?”
Tidak ada jawaban lagi. Aku tahu itu akan terjadi.
Seketika aku ingat ketika pertama kali masuk ke dalam permainan ini. Aku mengingat semuanya dengan baik bahkan aku ingat gadis yang memakai baju norak itu. gadis itu sangat menyebalkan dan cerewet.
Semua peserta dikumpulkan ke tempat yang benar-benar menjijikan ini tapi aku bingung kenapa kami yang terpilih? Pemikiran Bos sulit dimengerti. Dan kenapa Bos tahu segalanya?
Kalau dipikir-pikir aku masih belum menemukan tujuan sebenarnya dari permainan ini. Aku ingat kalau aku membayangkan jika permainan ini seperti sebuah robot yang memiliki satu tujaun. Aku tahu pasti tujuan itu untuk sesuatu yang mengarah negatif tapi aku butuh spesifiknya. Jika Bos diumpamakan hanya memiliki satu tujuan, itu berarti dia bukan manusia. Itu sudah jelas. Bos tertarik padaku dan aku tidak tahu kenapa.
Kau tahu apa yang membuatku berpikir sekian lama ini tentang permainan ini, yaitu permainan yang begitu menyebalkan, memuakan. Jika kau ingin tahu, perasaanku benar-benar tercampur aduk sekarang ini. Semuanya begitu menyebalkan. Dan aku yakin kau di sana sedang menertawaknku saat ini.” Aku berhenti dan melanjutkan. “Tunggu, apa kau sengaja? Apa itu tujuanmu sebenarnya? Untuk mencampur aduk perasaan kami? ya.. aku tidak tahu itu benar atau tidak yang pasti hanya kau yangtahusialanIni benar benar memuakkan.”
Aku diam selama setengah jam dan mulutku rasanya tidak mau berhenti untuk mengatai Bos. Aku ingin mengeluarkan semuanya yang ada di pikiranku..
“Aku akan mengatakan, mungkin aku ragu tapi entah kenapa aku hanya ingin mengatakannya, Bos, kau bukan manusia. Manusia tidak mungkin bisa mengatur kehidupan seseorang sesuka hatinya dan mengetau apa yang tidak seharusnya diketahui. Aku tidak bisa melihatmu dan aku bisa mendengarmu tapi aku bingung siapa kau. Tuhan? Tidak mungkin! Dewa? Juga tidak mungkin. Sebenarnya siapa kau?”
Bos memang sama persis seperti sifat robot. Berjalan hanya untuk satu tujuan. Tapi jelas Bos juga tidak bisa disamakan dengan robot asli. Bos lebih ke arah yang mistis dan misterius. Jika benar dia robot, aku akan mengatakan atau berteriak sekalipun sampai tenggorokanku pecah kalau dia robot paling sempurna di dunia ini. Tapi sudah jelas dia bukan robot, hanya dasar-dasar sifatnya yang sama. Ah….Tapi jika dasar-dasarnya sama berati….
Apa kau juga buatan? Kalau benar siapa yang membuatmu?”
Mungkin saat ini Bos menertawaiku setelah mendengar semua omong kosongku.  Aku tidka tahu apa yang telah kukatakan barusan tapi aku hanya ingin mengatakannya. Aku terlalu bosan. Ini bukan seperti diriku... 
Apa ini efek merindukan Yusa?
Ahhh...  Aku merindukannya...



You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Dec 24, 2017 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Life GameWhere stories live. Discover now