Chapter 36 : Joshi Hera

900 75 28
                                    


Sudah lebih dari satu bulan Mahari tidak ada kabar. Kami telah melapor polisi tapi tak berselang lama kasus ini ditutup karena tidak ada bukti. Kami tidak ingin mengaitkan ini dengan Life Game karena akan membuat polisi semakin penasaran dengan Life Game.

Kami bertiga hanya bisa memikirkan hal yang tepat untuk mengembalikan kembali Mahari tapi kami tidak menemukan petunjuk sama sekali. Kami terus mencoba untuk membuka website Life Game tapi tetap saja gagal.

Kami bertiga sedang berkumpul di rumahku. Ibuku sedang ke luar negeri karena urusan kantor sedangkan ayahku membaca Koran di ruang tamu.

"Hei, apa kalian bisa mencari sesuatu yang masuk akal?"

"Joshi, kita sudah menguras otak kami dan hasilnya nihil."Ujar Takuma.

Ini sangat tidak masuk akal. Bahkan aku tidak mengerti kenapa kami belum menemukan petunjuk sama sekali. Aku khawatir dengan keadaan Mahari dan kedua orang tua tirinya. Ini semakin buruk saja.

"Apa kita perlu menemui Ayah Kaito untuk membicarakan babak ke dua?"

Dengan cepat Takuma membalas, "Apa kau lupa, kemarin kita pergi menemuinya dan bertanya tentang babak kedua. Ayah Kaito sudha memeberitahu kita bahwa dia hanya mengetahui tentang apa yang dia bicarakan pertama kali bersama kita. Sugguh, ini membuatku gila!"

"Kau sudah gila Takuma. Mahari membuatmu gila." Tambah Kentarou.

"Kau benar." Dibenarkan oleh Takuma.

Hanya keanehan yang kami alami adalah kami tidak bisa menghubungi ke ponsel Mahari. Aku bahkan meminjam ponsel temanku untuk mencoba tapi tetap tidak bisa. Pasti ini sebuah petunjuk.

"Apa kalian mendapat panggilan dari nomer tidak dikenal?" Tanya Kentarou.

"Tidak." Jawab aku dan Takuma bersamaan.

"beberapa jam yang lalu aku mendapat panggilan tapi nomernya tidak tertera di layar dan hanya terdapat tanda tanya. Saat kuperiksa, panggilannya tidak masuk ke dalam riwayat panggilan."

"Ponselmu rusak?" tanyaku.

"Aku rasa tidak. Dan setelah itu ada pesan masuk." Kentarou menunjukkan ponselnya. "Ini."

Dari : ??????????

Kode 0000

"Apa kau ikut lotre?" Takuma bertanya dengan alis naik.

"Tidak."

Selama Takuma dan Kentarou berargumen, aku memikirkan hal lain. Ini aneh. Apa jangan-jangan ini adalah sebuah petunjuk? Sesuatau yang aneh yang datang harus patut untuk dicurigai. Mungkin saja ini sebuah petunjuk.

Tanpa berpikir panjang aku mengeluarkan ponsel Mahari tapi tidak ada panggilan masuk.

"Joshi, ponsel itu sudah tidak bisa menerima panggilan." Ujar Takuma setelah berhenti mengoceh dengan Kentarou.

Benar. Ponsel ini sudah tidak bisa menerima panggilan.

"Mungkin saja itu nomer hantu?" Ujar Takuma yang tidak sengaja terlintas di telingaku.

Aku memukulnya dengan buku tebal. "Jangan berpikir bodoh. Kita disini bukan untuk bercanda."

Suara ponsel bergetar. Tiba-tiba saja kami bertiga terdiam dan hanya mendengar suara bising ponsel. Entah kenapa kami hanya terpaku pada suara ponsel itu. Suara berhenti.

"Itu bunyi ponsel siapa?" Tanya Kentarou.

Suara ponsel dengan nada dering yang sama dengan sebelumnya terulang. Kami sudah tahu jika itu adalah suara ponselku karena nada dering yang diputar sama dengan nada dering ponselku yaitu lagu Kana Nishino - Sayonara. Dengan otomatis aku memegang dua ponsel.

Nama muncul pada layar ponselku. Ini sangat tidak masuk akal. Melihat wajahku yang kebingungan Takuma dan Kentarou mendekat.

"Apa ini sugguh cerita horror?" ulang Takuma dengan argument sebelumnya.

Namanya tertera pada layar ponselku. Ini sangat tidak masuk akal. Bukan tanpa alasan, ponselnya yang berada ditangan kiriku sedang tidak kugunakan untuk menelpon ke ponselku tapi entah kenapa ponselku mendapat panggilan darinya.

"Angkat!" Tekan Takuma pada ponselku.

Aku menggunakan mode speaker.

"Mahari?" tanyaku sedikit ragu.

Life GameWhere stories live. Discover now