Chapter 27 : Mahari Yusa

1K 88 14
                                    

Sudah dua bulan aku selamat dari game Life Game. Banyak hal yang berubah, aku sudah masuk ke sekolah seperti biasa dan membuat percakapan singakat dengan mereka semua. Walaupun aku sedikit tidak peduli dengan sekitar tapi aku sudah menyapa orang lain lebih dulu. Biasanya aku tidak melakukan itu.

Pertama kali aku terbangun di sebuah rumah sakit. Kata ayah tiriku, dua hari yang lalu aku ditemukan di sebuah toko bunga yang sudah tua dan tidak ada penghuninya. Korban yang selamat dari Life Game juga ditemukan di berbagai tempat yang berbeda di hari yang sama ketika aku ditemukan.

Setelah lima hari dirawat akhirnya aku pulang. Aku mengurung diri di kamar karena merasa frustasi. Aku masih tidak percaya dengan apa yang menimpaku. Ditambahlagi aku mengingat sosok yang begitu beharga menghilang dari sisiku. Dia rela membunuh dirinya sendiri hanya untuk menyelamatkanku. Aku menangis dan tidak makan untuk beberapa hari. Berat badanku sempat turun.

Tapi karena ayah tiriku yang menenangkan dan menyemangatiku, aku baru sadar masih ada orang beharga disini. apalagi Kano juga mengatakan bahwa aku harus mencuri hati ibu tiriku. Dan itu sudah terwujud. Hubunganku dengannya mulai membaik semenjak aku tidak lagi minum-minum dan membantunya di kedai. Aku juga tidak membuat kerusuhan di rumah. Bahkan ibu tiriku membantuku untuk menghindari para wartawan yang datang untuk menanyai beberapa pertanyaan yang membuatku sangat terpuruk.

Orang tua tiriku mengatakan bahwa aku sudah menghilang 6 bulan semenjak aku dinyatakan hilang. Berarti selama 6 bulan itulah aku melalui hidupku bersama Kano. Tapi itu berakhir dan aku tidak bersamanya lagi selama 2 bulan ini.

Karena tidak pernah masuk semenjak insiden menghilangnya diriku, aku harus mengejar beberapa pelajaran yang ketinggalan di sekolah. Aku juga belajar giat agar bisa mengalahkan Kano yang kelewatan pintar.

Joshi, Takuma, dan Kentarou sering ke rumahku atau ke tempat lain untuk bermain atau membicarakan hal yang berkaitan tentang Life Game. Kami juga menghadiri pemakaman para korban yang meninggal yang tak selamat di Life Game. Anehnya hanya beberapa mayat dari mereka yang belum berhasil ditemukan. Bahkan mayat Kano belum juga ditemukan.

"Apa kau lihat berita hari ini?" Tanya Takuma sambil memakan keripik kentang yang telah kusediakan.

"Aku lihat. Hanya terdapat 69 mayat yang ditemukan. Bagaimana dengan korban lainnya? Yang selamat hanya 6 orang dan terdapat 4 program jadi seharusnya terdapat 90 mayat. Kemana sisa mayatnya?" Joshi balik bertanya.

"Aku kurang tahu. Bahkan mayat Kano belum ditemukan." Jawabku dengan pandangan kosong.

"Ini belum akhir. Semoga saja mayat Kaito cepat ditemukan." Tambah Kentarou.

"Padahal kita sudah sepakat dengan semua peserta yang selamat tapi mereka telah tahu tentang Life Game. Tapi untung saja peserta itu tidak memberitahu secara spesifik dan tetap menjaga rahasia itu semua. Beruntung dia berbohong tentang kita terlibat dalam kasus ini."

Takuma mengalihkan obrolan kami dengan topic berbeda. Aku tahu dia tidak ingin aku mengingat kejadian itu lagi. ini sangat membuatku strauma.

Langit sudah berubah warna menjadi gelap. Takuma dan Kentarou pulang terlebih dahulu karena memiliki urusan masing-masing sedangkan Joshi menemaniku bermain di taman terdekat.

Aku berdiri di atas ayunan dan Joshi di sebelahku duduk di bangku ayunan. Kami mengobrol cukup panjang. Kami sering menghabiskan waktu berdua dan sering makan bersama tanpa Takuma dan Kentarou.

"Kau sudah bisa melupakan semuanya?"

"Tidak. Aku tidak mungkin melupankannya. Ini kenangan berharga jadi mana mungkin aku melupakannya."

"Gomen. Aku tidak bermaksud."

"Aku tahu." Aku berusaha mengganti topik pembicaraan. "Bagaimana dengan sekolah barumu? Apa menyenangkan?"

Life GameTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang