Chapter 19 : Bos? (He/She?)

924 94 0
                                    

Kenapa mereka semua mudah sekali dihabisi hanya oleh seorang perempuan . Ahh.. orang yang berada disini pengecualian. Mereka semua tampak sama, tidak ada yang berbeda. Pasti sangat sulit mengatasi mereka. Menyenangkan.

"Berapa lama lagi mereka akan 'dibangkitkan' lagi?"

"Tunggu waktu yang tepat. Kita tidak boleh membiarkan peserta lain menyadari kecurangan ini selain Kaito, Mahari, Joshi, Takuma dan Kentarou. Gurume dan Kamizawa telah dinyatakan warning karena keberadaan mereka telah diketahui oleh semua peserta bahwa mereka seharusnya 'sudah tidak ada'. Jika kita membangkitkan mereka di publik maka identitas kita akan terkuak. Hanya Hatoru yang keberadaannya masih aman untuk dibangkitkan. Gurume dan Kamizawa akan aku tempatkan sebagai 'teman seatap' tanpa ada nama mereka di bar chat, kecuali Kaito Kano dan Mahari Yusa."

"Kaito Kano..." Gumamku tersenyum.

"Bos sangat menyukainya."

"Tentu saja. Bukankah dia juga menarik menurutmu?"

"Dia memang sangat menarik. Ketika dia menolantarkan kata-kata ketidaksukaannya padaku, dia sudah terlihat berbeda dari yang lain."

Hahah... menarik sekali anak itu. Aku ingin melihatnya begitu lama. Aku berharap dia yang akan mengorbankan nyawanya pada level akhir. Ini semakin menarik.

"Bos memiliki alasan sendirikan?"

"Alasanku? Sangat sederhana. Kaito Kano, dari semua peserta dia yang paling membenci game ini. Mahari Yusa adalah sebuah pendukung."

"Aku tidak mengerti bos."

"Kaito Kano sangat membenci orang-orang yang menyakiti Mahari Yusa. Karena kita sering membawa Mahari Yusa ke dalam sebuah masalah, Kaito Kano sangat membencinya. Dia ingin 'mengeluarkan' Mahari Yusa dari game ini. Kasih sayang manusia memang sangat menarik."

"Bukankah Mahari juga sama saja dengan Kaito? Kenapa bos hanya menyukai Kaito saja?"

"Ada satu hal yang berbeda dari mereka berdua. Mahari Yusa memang membenci game ini tapi dia sedikit bersyukur karena game ini, dia dapat mengenal Kaito Kano lebih dalam. Jadi rasa penyesalannya tidak terlalu besar. Kalau pemikiran Kaito Kano, dia tidak menganggap game ini lah yang membuatnya dekat dengan Mahari Yusa, Kaito Kano menganggap game ini sebuah malapetaka untuk Mahari Yusa. Dia berpikir tidak ada hal positif dari game ini. Pemikirannya sungguh benar."

"Tujuan yang kuumumkan pada mereka pada hari awal juga tidak benar." Wanita dalam layar itu terkekeh. "Dan satu lagi, apa itu alasan bos memberikan dua pistol kepada Mahari?"

"Ya. Agar dia dapat bertahan hidup walaupun itu tidak terlalu menjamin. Dengan kata lain, kelemahan Kaito Kano adalah Mahari Yusa."

Tujuanku membuat permainan Life Game bukan untuk membuat mereka berubah menjadi lebih baik, tapi tujuan asliku adalah melihat bagaimana penderitaan bercampur dengan kasih sayang bersatu. Tujuan yang wanita dalam layar otu sampaikan pada mereka hanya kata sampingan saja. Peserta yang sifatnya buruk juga bisa lolos jadi tujuannya yang sebelumnya agak sedikit anehkan karena tidak tercapai? Dan sekarang aku sudah mencapai tujuaanku.

Life GameOù les histoires vivent. Découvrez maintenant