Chapter 18 : Mahari Yusa

1K 94 3
                                    

Kano belum juga kunjung kembali. Konsol kami tidak berfungsi pada saat menuntaskan level. Aku merasa khawatir. Ini sudah lebih dari 2 jam kami menunggu di luar terowongan tapi Kano tak menampakkan diri. Apa terjadi sesuatu di dalam sana?

Aku menengok ke dalam terowongan, sangat gelap. Pasti Kano sangat sulit menghadapi musuh jika penerangan yang tipis seperti ini. Pasti Kano bukan mengambil rokoknya yang terjatuh tapi dia menyadari kehadiran lawan. Tidak mungkin dia mau kembali hanya untuk sebungkus rokok. Itu sangat mustahil. Aku harus segera menyusulnya. Aku tidak bisa hanya diam saja di sini.

"Mahari, kau mau kemana?"

"Takuma, lepaskan. Ini sudah tidak beres. Kano pasti dalam bahaya."

Takuma tetap menggemgam tanganku erat. "Kano akan baik-baik saja. Kita hanya peru menunggunya."

"Tapi ini sudah berjam-jam. Aku tidak bisa menunggu lebih lama lagi."

"Kenapa kau begitu percaya pada Kaito?"Nada suara Takuma berubah.

"Dia telah membuat janji denganku."

"Bagaimana kau bisa percaya begitu saja padanya? Mungkin saja dia akan menghianatimu suatu hari nanti."

"Kano tidak mungkin melakukan itu." Sangkalku tegas.

"Dia masih manusia! Dia memiliki nafsu, keinginan dan sebagainya! Dia bisa berubah dalam sekejap jika dia menginginkan sesuatu! Mungkin saja dia saat ini sedang melarikan diri!"

Aku menamparnya. Perkataannya benar, tidak bisa dihindari, dia bisa saja menghianti kami semua. Tapi untuk saat ini aku percaya pada Kano. Dia tidak mungkin menghianatiku untuk sekarang ini. Aku juga tahu, Kano pasti akan menghianatiku suatu hari nanti. Tapi tidak untuk sekarang.

"Aku lebih mengenal Kano lebih dari kalian. Takuma, perkataanmu benar. Tapi aku masih ingin percaya pada Kano. Kalian boleh pergi tanpaku."

Tanganku kulepas secara paksa dari tangan Takuma. Joshi dan Kentarou hanya bisa bergeming.

Aku masuk kembali ke dalam terowongan. Penyinaran yang tipis membuatku sulit untuk melihat. Aku juga harus berhati-hati oleh musuh. Jangan sampai lengah.

Setelah berjalan hampir setengah terowongan, aku melihat terdapat tiga orang berbaring berlimpah darah. Ketiga mayat itu sudah tak bernyawa, sepertinya. Tolong jangan katakan padaku jika yang kulihat itu salah satunya Kano?

Aku mendekat dan tubuhku membatu.

Kano?

Kano.

Mayat Kano?

Mayat Kano.

Darah Kano?

Darah Kano.

Aku langsung meraih tubuhnya ke dalam pangkuanku. Tubuhnya sangat dingin. Tenang Yusa, program sialan itu mangatakan jika orang mati bisa dihidupkan kembali jika kita memberinya 'nyawa'. Tenang.. Kano pasti hidup kembali.

Aku menenggakan 2 'nyawa' milikku dan 2 'nyawa' milik Kano sekaligus ke dalam mulut Kano. Cara kerja 'nyawa' memang sangat lama, itu membuatku frustasi.

Aku mengolesinya dengan obat sehingga lukanya tidak infeksi. Aku terus membersihkan darahnya dan mengelus dahinya. Kuusap poninya hingga belakang. Air mataku tak bisa kubendung lagi.

"Kano---" gumamku sambil memeluknya erat. "Tolong cepat bangun."

Aku belum bisa menerima ini. Ini sudah kedua kalinya kau membuatku menangis. Tolong... bangun. Aku mohon Kano. Jangan tinggalkan aku.

Life GameМесто, где живут истории. Откройте их для себя