Kenina sempat berpikir untuk menanyakan kepada murid disekolah ini, tapi. Kenina sejak dimasuk sekolah ini dia belum melihat satu orang murid pun disini.

Kenina terus menulusuri koridor sekolah, sampai matanya pun tertuju pada taman belakang.

Kenina melihat banyak orang berkumpul disana. Dengan rasa ke-kepo'an nya yang tingkat dewa itu, kenina menuju kerumunan siswa itu.

Tapi sebelum dia sampai pada tujuannya, siswa-siswa yang sempat berkumpul itu beransur-ansur bubar. Dan terlihatlah seorang gadis yang amat berantakan.

bully?

Ck! Kenina berdecak cukup kuat dihadapan siswi yang sedang terduduk dan sedang menangis itu.

Lalu kenina pun berjongkok dihadapan siswi itu.

"Hai." sapa Kenina seramah mungkin.

Siswi itu sontak mendongakkan wajahnya, dan Kenina meneliti wajah siswi itu, lebam di sudut bibirnya, rambutnya yang berantakan, bajunya yang memang sudah lusuh sebelumnya, dan terakhir matanya yang merah akibat menagis.

"H-hai." jawab siswi itu lirih.

"Aku heran kenapa ya orang itu hobby-nya nge.bully, apa sih untung mereka." Kata kenina dengan raut sok bingung yang dia tampilkan pada siswi itu.

"Gak ada. Mereka nge-bully cuma ingin menunjukkan kekuasaannya saja." Balas siswi itu.

"Kekuasaan? Emangnya kekuasaan harus di tujukan begitu?" tanya kenina dengan mengerutkan alisnya

"Sudahlah gak usah dibahas." Ucap siswi itu dan beranjak dari tempatnya.

"Oke gak akan dibahas lagi. Oh iya nama kamu siapa?" tanya kenina sekali lagi.

"Nama aku Naura, kalau kamu? Siapa nama kamu? Kayak nya aku belum pernah lihat kamu sebelumnya."

"Nama aku Kenina, kamu bisa pangil aku Nina aku baru pindah kesekolah ini." jelas kenina. Dan naura menggangukkan kepalanya tanda mengerti.

"Kamu sudah tau kelas kamu dimana?" tanya naura.

Kenina langsung mengelengkan kepalanya. "Belum, kamu mau bantu aku cari kelas aku? Tapi sebelumnya kita ke kantor guru dulu." pinta Kenina pada Naura.

"Oke. Ayo aku anter kamu."

"Sekarang?" tanya Kenina sambil memperhatikan Naura dari ujung kaki sampai ujung kepala.

"iwya sekarang, udah gak usah dipikirin. Nanti kita mampir sebentar ditoilet."
Jelas naura yang seolah mengerti dari tatapan kenina.

Mereka 'pun mulai berjalan menuju toilet sebelum kekantor guru.

"oh iya naura, maaf ya sebelumnya. Aku orangnya kepo. jadi kalau pertanyaan diotak ku belum terjawab maka aku gak akan tenang." ucap kenina dihadapan naura yang sibuk membereskan seragan sekolahnya.

"emang kamu mau tanya apa sama aku?"

"aku mau tanya, kenapa kamu bisa dibully begitu sih?"

"ceritanya panjang, dan kamu lihat aja aku sekarang. Aku ini orang miskin dan mereka orang kaya jadi yaa mereka begitu." jelas naura pada kenina.

"emangnya kamu gak laporin perbuatanya sama guru sekolah ini?"

"untuk apa melapor? Toh mereka gak mungkin mau belain aku."
Ucap naura lirih.

"kalau begitu mulai sekarang aku akan belain kamu, lihat saja nanti aku akan balas perbuatan mereka padamu, kamu tinggal sebut aja siapa orangnya."
Ucap kenina dengam seringai nya itu.

Munggkin kenina yang dulu tidak mungkin cepat berubah, apa lagi sudah ada mangsanya tersendiri.

Mereka keluar dari toilet tersebut dan melanjutkkan tujuan awal mereka.

"kamu masuk dikelas X-2 kelasnya disini." kata naura sambil menujukkan kelas yang ada dihadapan mereka.

"kamu gak sekelas ya sama aku?"
Tanya kenina.

"engak. Kelas aku di X.1 tepatnya ada disebelah kelas kamu, jadi kalau kamu belum dapet teman kamu bisa kok kekelas aku."

"oke baiklah, terima kasih atas kebaikanmu."
Naura hanya menganguk mendengar perkataan kenina, dan naura pun beranjak pergi meningalkan kenina di ambang pintu kelasnya.

"oh iya jangan lupa kasih tau aku orangnya yaa!!" teriak kenina pada naura yang mulai memasuki kelas nya.

"Oke! Saatnya beraksi, maaf papa mama untuk sementara aku belum bisa beralih propesiku saat ini.
Karena kejahilanku sedang dibutuhkan oleh teman baru ku."
Batin kenina.

In Memory (On Editing)Where stories live. Discover now