"Apapun saat aku bersamamu, aku bahagia." kata Rama sambil memeluk Anisa, mencoba menguatkan wanitanya.

"Apapun yang membuatmu bahagia, aku juga ikut bahagia, Ram.

*****

Gadis menengok ke kanan dan kiri saat sudah memasuki kantor besar itu. Gadis kebingungan, Linda belum terlihat katanya mau belanja sepulang kantor, tapi nyatanya?

Seorang satpam yang melihat Gadis kebingungan segera mendatanginya dan bertanya sopan, "Ada keperluan apa Mbak?" karena dilihat dari pakaian dress selutut Gadis yang santai menandakan bahwa wanita ini bukanlah pekerja kantoran.

"Eh, maaf Pak, saya mencari Linda, ada? Linda Dewanti." tanya Gadis balik dan menyebutkan nama panjang Linda.

"Mbak Linda? Bukannya tadi sudah pulang?"

Gadis terbengong. Mana bisa ini batal lagi acara jalan-jalan cantik mereka! Padahal tadi Linda sendiri yang mengajak ketemuan.

"Linda memang ijin pulang, gak enak badan katanya." suara pria dari arah belakang Gadis membuatnya tersentak dan segera mengalihkan pandangannya dari satpam yang menunduk sopan ke arah pria di belakangnya.

"Loh Rama?" tanya Gadis yang langsung menyunggingkan senyum lebar. Kalau begini, tak masalah jika dia harus mampir dulu ke kantor Linda sepulang kerja. Bonusnya ketemu bos ganteng sih!

"Gak usah kaget deh Dis. Ini kan kantorku, wilayahku." jawab Rama yang meniru ucapan Gadis saat di supermarket kemarin.

Gadis tersenyum kecil, "Ya maaf kali Ram. Eh masa Linda udah pulang? Perasaan tadi dia nyuruh aku kesini."

"Iya, baru sekitar jam 3 tadi kok pulangnya. Mungkin lupa gak ngabari kamu."

Gadis menghembuskan napas kasar.

"Mau pulang bareng?" tawar Rama.

Gadis menggeleng, "Kayaknya udah sering deh aku nebeng, aku mau naik taksi aja." tolak Gadis tak enak.

"Gak papa, kita sekalian cari makan aja. Aku yakin deh, pasti kamu sama Linda mau keluar kan?" tanya Rama memastikan karena jarang ia melihat Gadis di area kantornya.

"Makan di rumah aku aja, aku masakin deh. Lebih enak daripada makanan restoran berbintang favorit kamu." kata Gadis menawarkan, hitung-hitung upah pada Rama karena sudah sering mengantarnya pulang. Daripada makan di luar dan Gadis yakin Rama pasti tak akan membiarkan ia membayar.

"Terserah kamu, ayo!"

*****

"Masuk Ram." kata Gadis setelah membuka pintu apartemennya dan membiarkan Rama menyusulnya di belakang. Segera ia letakkan tasnya di sofa dan dengan cepat melepas wedgesnya.

"Mau makan apa Ram?" tanya Gadis sembari membuka kulkasnya. Ada beberapa makaroni, sosis, keju, telor. Nah! Macaroni schotel!

"Mau yang pasta-pasta gak?" tanya Gadis melihat ke arah Rama yang duduk di kursi makan.

"Ya terserah kokinya dong masak apa. Kan aku pemakan segala."

"Pemakan segala? Makan piring sama sendok aja mau?"

"Itukan beling Dis, pemain debus kali!"

Gadis tertawa, "Tiap hari makan selalu di restoran ya Ram?" tanya Gadis ingin tahu.

Dengan cekatan ia memotong motong sosis dan menaburkan diatas macaroni yang sudah diberi bumbu yang dituangi dengan telur dan ditaburi keju di bagian atasnya.

"Enggak sih, biasanya mama masak di rumah. Tapi kan jarang pulang ke rumah." jawab Rama sambil memperhatikan Gadis dari meja makan.

"Sering nginep di apartemen?"

Rama menggeleng, "Enggak, aku mana punya apartemen sih. Masih enak tidur di rumah kok."

Gadis memasukkan maccaroninya ke dalam oven dan mengatur timer disana, "Nah terus mau tidur di jalanan Ram?"

"Rama kan anak punk rock jalanan." Jawab Rama sambil nyengir.

"Jaman sekolah kali Ram. Ah, udah tua juga." Gadis berjalan maju dan duduk di salah satu kursi meja makan di hadapan Rama.

"Tinggal sendiri? Asli orang mana Dis?" tanya Rama.

"Iya sih, habis mama sama papa gak mau diajak pindah ke Jakarta. Katanya masih suka sama suasana kota Semarang, ada romantis-romantisnya kali ya."

"Oh sama Linda juga berarti kan ya? Soalnya denger-denger dia mau resign, mau nikah di Semarang."

"Ya emang kali, orang rumah sebelahan juga. Temenan sama Linda dari jaman sekolah, aku kakak kelasnya. Tapi Linda selalu bisa masuk sekolah yang sama kayak aku, eh gak taunya sama sama kerja di Jakarta juga jadi anak perantauan."

"Berarti bentar lagi mau nyusul Linda dong?"

"Ha?" Gadis melongo tak paham, nyusul nikah?

"Nyusul sebar undangan."

"Kalo ada calonnya mah langsung fitting baju kali Ram hari ini." jawaban Gadis membuat Rama terkekeh. Untuk ukuran seorang wanita cantik, Gadis bukan orang cuek dan kaku, Gadis jauh dari kata-kata itu.

"Gak papa Dis fitting dulu gausah pake calon."

"Kalo bisa sih mau gitu Ram. Sapa tau calonnya udah deket."

"Sedeket apa?"

"Sedeket jarak antara kita yang dihalangi meja."

Rama hanya diam mendengar jawaban Gadis dan bertanya-tanya apa Gadis sadar saat mengatakannya?

--------

Hai! Sengaja update cepet biar gak banyak yg lupa sm alur ceritanya hehe.

Klik vote sama tambahin komen bisa kan? Aku yakin kalian semua pembaca yg baik, yg gak suka jadi siders kok.

Oke sampai ketemu lusa, eh lusa apa kapan ya? Pokoknya secepatnya deh:)

ONE MORE TIMEWhere stories live. Discover now