LIFE 18B

1K 146 2
                                    

"YA!.. Icha mengkhianati gue!!" jawab Tasya yang sudah mulai tidak bisa menahan emosinya.

Icha yang mendengar jawaban Tasya menegang. Benarkah dia pernah mengkhianati Tasya. Tapi tentang apa, dia benar-benar tidak tau salahnya apa.

"ICHA..!! DAN LO!!" ucap Tasya penuh emosi sambil menunjuk ke arah Aron. "Dan mungkin Aldri juga, sudah berhasil mempermainkan perasaan gue" lanjutnya.

"Apa maksud lo?" Tanya Aron. Wajahnya benar-benar menyiratkan kebingungan. Alisnya berkerut.

Tasya bertepuk tangan, dia menatap remeh Aron. "Hebaaatt... Hebaatt... sampai sekarang lo masih berakting? Kenapa lo gak daftar jadi aktor? Gue yakin kalian bakalan dapet penghargaan karna akting hebat lo dan sahabat-sahabat lo itu!!"

Aron benar-benar bingung dibuatnya sekarang. "Sebenernya apa maksud lo? Gue bener-bener gak ngerti!"

Tasya kembali mendengus. Dia menatap Aron Tajam. "Lo.." dia menunjuk Aron. "Dan sahabat-sahabat lo itu udah berhasil mempermainkan perasaan gue, menghancurkan hati gue" kali ini Tasya tertawa. Tawa yang terdengar meremehkan tapi menyedihkan.

"Lo udah berhasil..." Tasya masih terus berusaha tertawa, tapi tak ayal matanya mulai berkaca-kaca.

Aron menatap Tasya dengan kebingungan yang terus bertambah, karna dia masih belum mengerti sama sekali.

Tasya sekarang menangis. Air matanya sudah tidak dapat dibendung lagi.

"Jangan pikir gue gak tau!... kalian cuma pura-pura ngebantu gue buat deket sama lo kan?... sering ninggalin gue cuma berdua sama lo, agar gue ngerasa Icha bener-bener ngebantu gue..."

Air mata Tasya semakin deras mengalir. Dia membiarkan alirannya jatuh hingga ke bumi, tanpa niat ingin menghapusnya.

"Tapi... tapi di belakang gue... kalian MENERTAWAKAN GUE!!!"

Kali ini Tasya berusaha menghapus air matanya dan mencoba meredakan tangisnya. Dia berpikir jika tidak pantas untuk dirinya menangisi hal ini. Dia harus kuat untuk membalas pengkhianatan Icha.

"Gue emang bodoh begitu gampang mao percaya sama Icha... dengan tampangnya yang polos dan lugu itu dia berhasil ngebuat gue percaya sama dia... jadi... disini bukan gue yang pengkhianat.. TAPI!!!.. ICHA!!... sahabat cewe lo yang selalu lo bela itu.."

Aron geram mendengarnya. Dia yakin Icha tulus membantu Tasya saat itu. Mungkin Tasya hanya salah paham pikir Aron, tapi apa yang membuat Tasya bisa berpikir jika Icha hanya pura-pura saat itu?. Apa karena dia tiba-tiba meminta Icha untuk tidak mendekatkannya lagi pada Tasya sehingga Tasya mengira bahwa Icha mengkhianatinya?

Aron berjalan mendekati Tasya, dia memegang pundak gadis itu.

"Icha.. bener-bener tulus ngebantu lo.. dia gak pernah mengkhianati lo!!!" jelas Aron dengan suara yang tegas. "Bukan Icha yang gak mao ngebantuin lo lagi saat itu, tapi gue yang minta buat Icha berenti ngelakuin hal itu lagi.... gue yang gak nyaman Sya..." jelsa Aron lagi. Dia berharap agar Tasya mengerti.

Tapi wajah Tasya malah memandanginya dengan tatapan yang lebih meremehkan.

"Lo masih ngebela Icha??? Hebat... bener-benar hebat! Ooohhh... gue ngerti..." Tasya mendangakkan kepalanya, dia menatap tajam mata Aron. "Wajar kalo lo selalu ngebela Icha... ngebela cewe yang lo sayang... atau bahkan CINTA!!??!"

DEG.

Jantung Aron mulai berdetak kencang.

Bagaimana Tasya bisa tau.

Dari mana gadis ini tau perasaannya pada Icha, bahkan Aldri dan orang yang bersangkutan belum mengetahuinya.

Tasya kini merasa di atas angin. Dia melihat jika wajah Aron memucat, dia terlihat seperti kucing yang ketahuan habis mencuri ikan asin.

LIFETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang