LIFE 13

1.2K 168 0
                                    

LIFE 13

"Kamu yakin mao ikut Cha?"

"Iyaa.. bun... yakin.."

"Tapi bunda khawatir loohh..."

"Icha janji gak bakal kenapa-napa kok"

"Tapi..."

Icha menghentikan aktifitasnya yang sedang berkemas, meraih tangan bundanya, dan menggenggamnya.

"Bunda... sekali ini aja yaah... Icha gak bakal kenapa-napa kok, lagian bakal ada Al sama Ar, mereka kan panitianya.."

Icha melihat ke dalam mata bunda, masih ada keraguan yang mendalam di sana untuk membiarkan Icha ikut ke perkemahan.

Ya.Besok seluruh anak kelas X SMA Garuda akan mengikuti perkemahan. Ajang ini memang rutin di adakan setiap tahunnya.

"Haahh.. kamuu ini.. kalo udah punya kemauan yaa..." bunda kelihatan menyerah.

Icha tersenyum menenangkan.

"Inget pesan bunda..." belum selesai bunda bicara Icha sudah memotong.

"Ingeet bun... bunda udah ngomong itu lebih dari seratus kali..."

Bunda menjitak kepala Icha

"Kamu ini... bunda kan cuma khawatir"

"Iyaa.. iyaa Icha inget kok, jangan macem-macem, jangan maksain diri, selalu pake jaket karna di sana dingin dan jangan telat makan... tuuh inget kaan" jelas Icha meniru suara dan gaya bicara bundanya.

"Dasar kamu ini..."

Bunda tersenyum melihat kelakuan anaknya.

Icha meneruskan berkemas kembali, menutup tasnya saat dirasa semuanya sudah siap.

"Udah semua?" tanya bunda

"Udah bun.. udah Icha cek kok"

"Kalo gitu sekarang kamu istirahat yaa.." ucap bunda sambil mencium kepala Icha penuh sayang. "Selamat malam sayang..."

___DW

Paginya Icha berangkat diantar oleh bundanya, karna Al dan Ar sudah berangkat sejak sejam yang lalu. Maklum, mereka adalah panitia, sehingga harus mempersiapkan segala sesuatunya sebelum peserta berdatangan.

Sesampainya di gerbang sekolah Icha pamit, mencium kedua pipi bundanya dan berjalan menuju ke kumpulan teman sekelasnya. Ada Tasya di sana, namun Tasya seperti mengabaikan kehadiran Icha.

Akhir-akhir ini Icha sudah tidak bicara lagi dengan Tasya, padahal Icha sudah berusaha memulai percakapan dengannya, namun sikap Tasya malah seperti mengabaikannya.

Jika ditanya Tasya kenapa, Icha juga bingung, karna setiap kali Icha bertanya kepada Tasya, dia hanya mendapat tatapan tajam dan mengintimidasi setelahnya Tasya langsung pergi.

Sekarang Icha membiarkan sikap Tasya yang seperti itu, dia berpikir Tasya masih butuh waktu untuk berbicara, mungkin tanpa Icha sadari dia telah berbuat salah dengannya.

"Ayo anak-anak semuanya berkumpul... berbaris sesuai kelas kalian..." ucap guru yang bertanggung jawab sebagai pembimbing.

Anak-anak langsung berbaris.

Guru tersebut menjelaskan acara-acara dan peraturan-peraturan yang harus mereka turuti. Setelahnya mereka di suruh masuk ke dalam bus.

Selama di sekolah tadi Icha tidak melihat Al dan Ar, mungkin mereka sudah berangkat lebih dulu, karna ada sebagian panitia yang memilih membawa mobil pribadi, termasuk Al dan Ar.

___DW

Icha telah sampai di perkemahan, setelah menyimpan tasnya ke dalam tenda Icha berencana berkeliling melihat-lihat.

Sekarang adalah waktu bebas sampai waktu makan malam nanti.

Pemandangan di sana sangat asri, banyak pohon-pohon di sekelilingnya, udara yang sejuk mengingatkan Icha akan Bandung.

Di saat Icha berjalan ke arah danau, di kejauhan dia melihat ada siluet orang di balik pohon.

Icha yang penasaran akhirnya mendekat, ternyata ada seorang cewe yang sedang menyatakan perasaan. Mungkin dari kelas X-E, karna Icha tidak terlalu kenal. Dan cowonya siapa lagi kalo bukan salah satu pujaan di SMA Garuda. Ya saat ini yang sedang di tembak adalah Aron. Icha jadi merasa tidak enak telah mengintip.

"Gue gak bisa nerima lo" ucap Aron.

Cewe itu tergagap. "I-iyaa kak, saya udah seneng kok bisa ngungkapin perasaan saya"

Aron hanya mengangguk dan tersenyum. "Kalo udah gak ada perlu mending lo balik ke tenda"

Cewe itu mengangguk dan pergi.

Icha baru akan pergi tapi Aron mengintrupsi.

"Gak baik nguping pembicaraan orang" kata Aron.

Icha terkesiap kaget, ternyata Aron menyadari kehadiran Icha.

Icha keluar dari tempat persembunyiannya dan memasang cengiran.

"Gak sengaja.. Hehehe" katanya. "Kok di tolak siih? Kesian kan.. padahal cakep looh Ar.. Manis gitu.." lanjutnya.

Aron mengendikkan bahunya "Gak tertarik.. " ucapnya malas.

"Najis belagu banget.."

"Gak papa orang ganteng belagu mah.. bebas.." Aron nyengir. "Lo ngapain ampe nyasar ke sini?" Lanjutnya. Tangannya mengacak-ngacak rambut Icha.

Icha berusaha menghindar "Iiiihh paan siih.. gue gak nyasar yaa, gue cuma mao ke danau" Icha menunjuk danau yang ada di depannya.

Aron mengikuti arah yang di tunjuk Icha. Dia tersenyum dan menarik tangan Icha menuju danau.

"Eh..ehh.. mao kemana?" tanya Icha.

"Gue tunjukin tempat yang bagus"

Sesampainya di tempat yang di maksud Aron, Icha terkesima, dia takjub akan keindahannya.

"Ar... ini.. keren banget.."

Hamparan bunga yang berwarna-warni, mengelilingi danau, hingga kepinggiran airnya.

Matahari yang sudah akan tenggelam menambah keindahannya. Dengan warna orange memantul di air danau yang berwarna jernih kehijauan.

"Gue seneng kalo lo suka" ucap Aron.

Wuusshh...

Angin berhembus membuat rambut Icha berterbangan. Udara juga jadi semakin dingin.

Aron melepaskan syal yang dipakainya dan melilitkannya di leher Icha. "Pake ini.. ". Dia juga merapikan rambut Icha yang berterbangan. Menyelipkannya di belakang telinga.

Icha tersenyum. "Makasiih.." ada perasaan hangat di hatinya atas sikap Aron.

Icha mengarahkan pandangannya lagi ke arah danau dan hamparan bunga. Tanpa tau dia masih terus menjadi pusat perhatian oleh orang di sebelahnya.

Aron masih terus memperhatikan Icha. Icha terlihat begitu manis baginya. Icha terlihat indah, begitu berkilau. Dengan melihat Icha yang tersenyum di bawah pancaran sinar matahari sore menambah keindahannya. Apa lagi saat Icha tersenyum ke arahnya, degup jantungnya menjadi lebih cepat di banding biasanya.

Aron memegang dadanya, merasakan debarannya. Diwajahnya terus terlukis senyuman. Dia menyukai debaran ini, karna hanya Icha yang bisa melakukannya. Dia menginginkan sekarang waktu berhenti. Sehingga dia bisa terus menyaksikan keindahan di depannya. Tapi sepertinya waktu tidak berpihak kepadanya.

"Ar... udah mao gelap.. balik yuuk..." Ajak Icha.

Aron tersadar, dia melihat sekeliling, dan benar kata Icha, langit sudah mulai gelap.

"Yuk.." Tangannya menarik tangan Icha dan berjalan begandengan menuju ke perkemahan.

"Besok kita ke sini lagi yuk.. ajak Al juga, dia pasti kaget deeh kaya gue tadi"

"Boleh.." jawab Aron. Padahal dia ingin jika hanya berdua dengan Icha. Tapi pupuslah harapannya. Mengajak Al juga tidak buruk, mereka bersahabat, pasti menyenangkan.

___DW

LIFETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang