LIFE 18A

1.2K 143 2
                                    

Saat Icha sedang di rawat di rumah sakit, dia tidak tau jika di sekolahnya ada kejadian pembullyan terhadap Tasya. Siapa lagi jika bukan Aldri dan Aron lah pelaku utamanya.

Mereka benar-benar menjadikan Tasya target penganiayaan. Tasya yang dilempari kotoran, Tasya yang di gunjing oleh anak-anak satu sekolahan, Tasya yang di kunci di dalam toilet dan di siram hingga seluruh pakaiannya basah total, lokernya dan mejanya penuh dengan sampah menjijikan, semuanya adalah pembalasan Aldri dan Aron terhadap Tasya yang sudah tega mengkhianati Icha, sahabat mereka.

Mereka melakukan hal ini karena sudah tidak tahan dengan perbuatan Tasya yang sudah keterlaluan. Mengerjai Icha tanpa tau akibat fatal yang di terima Icha. Ya, kejadian saat di perkemahan adalah puncaknya. Ternyata Tasyalah yang dengan tega membuang jaket Icha ke sungai saat Icha sedang mandi. Dia diam-diam mencurinya dan membuanganya. Padahal dia tau jika udara saat malam akan sangat dingin, dan jaket sangat di perlukan.

Tapi yang membuat Aldri dan Aron merasa sangat marah adalah sikap Tasya yang tanpa merasa bersalah sedikitpun walaupun dia hampir merengggut nyawa mantan sahabatnya.

Tasya tetap masuk ke sekolah tanpa peduli dengan penganiayaan yang diterimanya, dia malah bersikap angkuh sekarang, karena dia masih bersikekeh jika dia bukanlah orang yang patut disalahkan, karna Icha memang pantas menerima semuanya. Bahkan jika Icha mati saat itu dia tidak akan peduli, karna hatinya lebih sakit saat tau ternyata sahabatnya sendiri, Icha, telah tega mengkhianati dirinya. Mempermainkan perasaannya. Dan membohongi dirinya.

Seperti saat ini, saat jam istirahat kedua, Tasya masih dengan sikap angkuhnya berjalan di sepanjang koridor, tanpa peduli tatapan sinis yang menghujamnya. Aron yang kebetulan sedang jalan di koridor yang sama namun dari arah berlawanan melihat Tasya dengan jengah.

Aron berpikir kenapa Tasya menjadi seperti ini. Padahal dia dulu adalah gadis yang ceria, periang, bahkan Aron menganggap jika Tasya adalah gadis yang manis dan baik. Apa yang menyebabkan dia berubah sedrastis ini. Aron perlu tau alasannya.

Akhirnya dia memutuskan menarik Tasya kebelakang sekolah, dia harus bicara.

"NGAPAIN LO BAWA GUE KESINI..HAH?" ucap Tasya sewot. "MAO MENGANIAYA GUE?? MAO MUKUL GUE??!"

Aron geram mendengarnya, dia menahan emosinya, dia mencoba ingin berbicara baik-baik dengan Tasya.

"OOHH.. ATAU LO MAO NYIRAM GUE?? MAO NAMPAR GUE??" lanjut Tasya. "AYOO!!! GUE GAK TAKUT!!!"

Aron benar-benar tidak tahan dengan sikap Tasya, niatnya baik tapi malah dituduh seperti ini. Baru dia akan meneluarkan suara, tapi suara bel yang menandakan jam istirahat telah berakhir mengintrupsinya.

Aron membuang nafasnya kasar. "Gue perlu ngomong sama lo!" ucapnya tegas penuh penekanan. "Besok gue tunggu lo di sini di jam istirahat pertama!" perintahnya. Masih dengan nada suara yang tegas penuh penekanan. Dia langsung meninggalkan Tasya tanpa peduli apa reaksi gadis itu.

___DW

Malam ini Icha sudah berada di kamarnya sendiri, dia sudah diperbolehkan pulang kemarin malam, tapi dia masih harus beristirahat selama dua hari di rumah, baru di perbolehkan msauk sekolah.

Saat ini dia sedang manatap buku diarynya yang selalu setia menemaninya sejak SMP dulu, tapi sejak dia dekat dengan Aldri dan Aron dia malah melupakannya.

Karna dia merasa jika buku ini sudah tidak di perlukan lagi, dia benar-benar beruntung punya sahabat seperti mereka, Icha bisa berbagi apa saja dengan mereka. Dia merasa hidupnya sudah sempurna. Walau saat ini dia masih memiliki masalah dengan Tasya yang dia masih belum tau apa penyebabnya, tapi dia tidak ambil pusing, karna dia merasa sudah cukup dengan kehadiran Aldri dan Aron di hidupnya.

LIFETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang