LIFE 10

1.2K 185 13
                                    

"Sya gue boleh maen ke rumah lo?"

"Tumbeen... biasanya juga lo udah di sekep sama dua pangeran sekolah kalo pulang sekolah gini... mereka ngebolehin emang?"

"Iya... gue udah bilang kok sama mereka, soalnya ada hal penting yang mao gue omongin"

"Hal penting apa? Tentang misi kita?" mata Tasya terlihat berbinar.

"Emmm entar aja gue ngomongnya kalo udah di rumah lo... "

"Ya udah yuk, supir gue juga udah nungguin di depan"

Pulang sekolah ini gue berencana bilang ke Tasya kalo gue udah gak bisa bantu lagi, dan bilang kalo Aron udah punya orang spesial di hatinya,

Tapi saat di jalan, Tasya terus aja ngoceh tentang Aron yang selalu bersikap manis.

Tasya bener-bener berharap bisa dapetin Aron. Gue jadi gak tega.

Kalo kalian jadi gue apa yang bakal kalian lakuin?

Akhirnya sampe juga di rumah Tasya.

Kita gak langsung ngomongin masalah ini, tapi malah ngegosipin anak-anak sekolah. Ini antara gue yang gak berani ngomong atau Tasya yang kelewat biang gosip.

Soalnya segala gosip guru-guru dia juga omongin.

Gue harus menghentikan ini!.

"Syaa... gue mao ngomong serius niiih..."

Gue mulai gugup.

"se-sebelumnya gue... gue mao minta maaf..."

Tasya menatap bingung. Mungkin dia mikir kalo gue kentut gak bilang-bilang.

"Kayanya... gue gak bisa bantu lo lagi sya..."

"Loo..." dia seperti ingin bicara, tapi terlihat bingung.

"Gue gak bisa bantuin lo lagi buat ngedeketin lo sama Aron"

Dia keliatan kaget

"Kenapa?" tanyanya

"Gue gak mao maksa Aron Sya... dia bilang dia udah punya orang spesial di hatinya.."

"Dia udah punya orang yang di suka" tanyanya. Seperti orang yang gak percaya.

"Iya.. dia bilang kalo dia lagi suka sama cewe..."

"Lo tau siapa?"

"Aron belom mao ngomong, dia bilang belom saatnya" jawab gue sambil mengendikkan bahu. "dan dia bilang keberatan kalo gue suka ninggalin dia berdua sama lo, jadi kayanya gue udah gak bisa bantu lo lagi Sya"

"Jadii gituu..." dia keliatan lesu.

Gue cuma ngangguk-nganguk.

"Kalo gitu gue harus usaha sendiri mulai sekarang..."

"Gue tetep dukung lo kok Sya..."

"Bener lo harus dukung gue, sebelum janur kuning melengkung gak ada yang gak mungkin"

"Hahaha beneeer... maju terus pantang mundur..." ucap gue semangat 45. Ninju tangan ke udara di atas kepala.

Gue bersyukur Tasya bisa ngerti.

Dan keadaan kembali normal.

Gue masih sering ngajak Tasya makan bareng di kantin. Tapi udah gak nyelonong ninggalin mereka berdua. Kita ngobrol-ngobrol bertiga. Ya cuma bertiga. Karna Aldri mah cuma duduk dan makan. Kadang gue juga ngeliat nyuri-nyuri kesempatan. Misalnya nyubit, noel-noel dan dorong-dorong mesra badannya Aron. Tasya yang agresif. Kasian Aron.

____DW

DW POV

Bell istirahat kedua sudah berbunyi. Membuat suasana yang tadinya sepi berubah menjadi gaduh karna teriakan-terikan dan siswa yang berhamburan keluar kelas, ada yang ingin menuju kantin, taman sekolah, toilet dan pepustakaan, tapi ada juga yang bertahan di dalam kelas.

Koridor yang tadinya sepi berubah menjadi banyak pengunjung yang melewati.

Ada satu perempuan yang juga menjadi salah satu pejalan di koridor, dia berniat menuju ke ruang loker XI-A dan memberikan kue untuk pujaannya.

Saat perempuan itu hampir berbelok ke ruang loker dia tak sengaja mendengar peercakapan, seperti orang yang sedang menelpon. Dia mendekat dan mencoba menguping pembicaraan.

"Iya nanti gue bilang ke Aldri.."

"....."

"Nanti pulang jangan kelamaan keluar kelasnya, gue males nunggu lu mulu"

"....."

"Iyaa bawel..."

Ya. Orang yang menelpon adalah Aron. Tapi perempuan itu belom tau siapa yang di telpon oleh Aron. Tapi jika Aron menunggu saat pulang sekolah nanti dia jadi berpikir yang di telpon adalah Icha. Dan memang benar Icha.

"Aldri bakal ngomelin lu kaya emak-emak kalo lo berani... hahaha..."

Aron. Pria itu terlihat sangat bahagia berbincang dengan Icha. Terlihat lepas dan santai.

Perempuan itu jadi berharap jika dia yang ada di posisi Icha. Dia terus saja mencuri dengar dan melihat secara sembunyi-bunyi.

"Iyaa.. bye baweeelll... hahaha"

"....."

Sepertinya percakapan telah berakhir. Dan memang sambungan telpon telah di putus tapi Aron tetep berbicara seakan telpon masih tersambung.

"I love you cha..."

Perempuan yang menguping kaget mendengar kalimat Aron.

Dia melihat mata Aron. Mata itu. Mata itu menunjukan orang yang sedang jatuh cinta.

Ya. Aron memang mencintai Icha, tapi dia belum berani untuk mengungkapkannya kepada siapapun. Dia ragu. Dia masih ragu. Bukan ragu akan cintanya, tapi ragu akan apa yang terjadi nanti seandainya dia mengungkapkan rasa cintanya.

Aron tidak sadar jika percakapannya di telpon tadi di dengar oleh orang lain.

Apalagi perempuan itu sekarang tau jika orang yang dicintai Aron adalah Icha.

Dan yang ada di dalam pikiran perempuan itu sekarang adalah bahwa Icha tau akan perasaan Aron, perasaan Aron yang mencintai Icha. Karna yang dia tau telpon tadi belom terputus saat Aron mengucapkan "I love you". Dia merasa terkhianati.

___DW


LIFETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang