Officially Missing You,Too

Start from the beginning
                                    

"Hasan, siapa yang datang?"

Iqbal seakan terkejut mendengar suara yang didengarnya dari dalam. Dia jadi salah tingkah dan jantungnya berdebar dengan cepat. Suara itu, suara orang yang sangat dirindukannya. Tapi, Iqbal tidak tahu harus berkata apa jika Nina melihatnya disini.

"Maaf, anda siapa?" tanya Nina lalu sesegera mungkin menarik Hasan karena dia takut Iqbal itu adalah orang jahat.

Iqbal yang tadinya menunduk kini memberanikan dirinya meluruskan pandangannya dihadapan Nina.

Mata Iqbal berkaca-kaca saat melihat sosok orang yang sangat dicintainya itu berdiri dengan sehat dihadapannya. Wajahnya tidak banyak berubah, hanya penampilannya yang semakin dewasa. Nina yang dulu masih kekanak-kanakan tapi Nina yang dilihatnya sekarang, sangat berbeda. Ingin rasanya Iqbal menanyakan bagaimana Nina hidup selama ini dan kapan dia menikah lagi.

Tapi Iqbal merasa janggal saat Nina tidak berekspresi yang sama dengannya. Nina seolah tidak mengenalinya.

"Maaf, anda siapa? Apa anda sedang mencari seseorang?" tanya Nina ingin tahu. Aneh sekali, dia tidak merasakan pusing atau mual saat melihat Iqbal. Biasanya, jika ada yang merangsang ingatannya, Nina akan mengalami hal-hal itu.

"Kau, tidak mengenalku? Ada apa ini? Apa kau sedang mempermainkanku?"

"Apa kau sedang mempermainkanku?" ucapan itu terulang dikepala Nina. Sepertinya seseorang pernah mengucapkan ini padanya, dulu.

"Anda, apakah dulu saya mengenali anda?" tanya Nina lagi. Dia masih tidak tahu.

"Apa maksudmu dengan kata dulu? Nina, jelaskan padaku mengapa kau seperti ini."

"Darimana anda tahu nama saya?" Nina menatap Iqbal yang sudah pucat pasi mungkin karena bajunya yang basah. Seandainya pria ini tidak bertanya lagi, mungkin Nina bisa menyuruhnya untuk masuk kedalam dan memberikannya pakaian ganti lalu secangkir teh hangat untuknya. Dia tidak tahu pasti mengapa dirinya merasakan hal yang janggal saat melihat wajah Iqbal. Dia merasa hangat, dan seperti kembali kerumah. Seolah-olah dulu dia pernah berharap untuk melihat laki-laki ini dan sangat merindukannya.

Apa laki-laki ini adalah hal penting yang dilupakannya? Entahlah, Nina tidak yakin. Tapi, dia mengenal Nina. Berarti Nina juga mengenalnya dulu.

"Maafkan saya, bagaimana kalau anda masuk dulu, karena hujan masih deras. Saya tidak tega melihat anda seperti ini."

Iqbal hanya diam, tidak merespon. Matanya menjelaskan kalau dia memiliki beribu pertanyaan untuk Nina dan harus dijawab tanpa tertinggal sedikitpun.

Akhirnya Iqbal menyerah juga, dia mengikuti perkataan Nina dan memasuki rumah itu. Saat masuk, Iqbal masih merasakan aura yang sama seperti dulu meskipun sudah lama Iqbal tidak pernah datang kesini.

"Anda tunggu sebentar disini, saya akan mengambilkan handuk dan pakaian ganti. Semoga saja, baju alm. Ayah muat dengan anda. Tapi, saya minta maaf, baju-baju itu sudah tua."

"Tidak apa-apa." jawab Iqbal, dia merasa Nina sangat sungkan dengannya. Penampilan Nina bisa berubah, tapi ternyata sifat aslinya tidak berubah sedikitpun.

"Suamimu dimana?" tanya Iqbal.

Nina tersentak saat mendengar pertanyaan itu dan menghentikan langkahnya. "Suamiku sudah meninggal." jawab Nina parau.

"Maaf, aku tidak bermaksud..."

"Tidak apa-apa." ujar Nina lalu mencari kunci kamat ayahnya dilaci. Sepertinya Nina tidak pernah membuka kamar itu hingga dia tidak mengingat pasti dimana kuncinya tersimpan. Karena selama ini, Nina tidak pernah tinggal ditempat ini.

Nina langsung membuka pintu setelah kuncinya ditemukan. Aneh, aura kamar ini sangat aneh. Sepertinya sesuatu pernah dialaminya disini, tapi abstrak. Nina tidak bisa mengingatnya. Tadinya Nina baik-baik saja, tapi kehadiran Iqbal dan kamar ini seakan menghantam kepalanya. Memaksanya lagi untuk mengingat semuanya.

Nina tidak sanggup lagi, dia mengerang kesakitan dan tidak lama kemudian tubuhnya ambruk hingga bahu kanannya terhempas ke pinggir ranjang.

Iqbal yang mendengar suara hempasan dari luar langsung berlari ke kamar dan menemukan Nina sudah tak sadarkan diri.

"NINAAA!!!!!!!"

#TBC

Full part ini diisi dengan Nina dan Iqbal dulu yah... Maaf, telat banget updatenya. Karna kondisi kurang fit, skrg tidurnya jadi lebih cepat dri biasanya. Padahal, authornya hanya dapat ide kalo uda malam2 gini..

Thanks ya buat reader setia, yang lain jangan jadi silent reader yah.. Karena saya mengharapkan vote dan coment dari teman2 semuanya untuk mmperbaiki kualitas tulisan saya ini. Love you, All..

My Bride (Finished)Where stories live. Discover now