Epilog

3.7K 194 61
                                    




"Hmmmm.........jadi Zhang Yong beneran pacaran sama Ayang?", tanya Ardi saat dia duduk dipangkuan gue.

Gue mengangguk.

Ardi mengelus kepala gue dengan lembut dan mencium kening gue.

"Kenapa dulu gak bilang?", tanya Ardi lagi.

"Emang kalian bisa menerima seorang lagi dalam relation kita?".

Dia angkat bahu,"Who knows?"

Gue sandarin lagi punggung gue di sofa sambil mendengus.

"Sayang mau minum apa?", tanya Ardi.

"Teh aja...! Yang White Tea...!"

"Hmmm....katanya kayak uban rambut hiduung!"

"Gak pa pa, biarin!"

"Terus  flight attendant, yang orang Bekasi itu gimana?", tanya Ardi sambil menyeduh teh.

"He is smart guy...!"

"Jangan gitu ah. Udah selesai jadi playboy nya, masa masih kebawa marah mulu....!", kata Ardi sambil memberi secangkir teh.

"Mainkan piano buat aku Yang!,"minta gue ke Ardi.

Dia tersenyum.

"Pengen aku mainkan lagu apa?"

Gue menggeleng kepala dan angkat bahu.

"Kalau aku mainkan lagu ini, ceritain ke aku apa yang ada di bayangan Ayang ya!"

Gue mengangguk.

Denting nada piano mengawali intro sebuah lagu. Tangan gue menjadi begetar saat memegang secangkir teh. Dari lantai 8 apartment gue di daerah Kedoya, gue memandang ke arah jalan tol yang cukup lengang sore ini. Hujan yang deras membuat suasana romantis menjadi muram. Ada rasa pedih dari denting nada itu.

"Ayooo.....nyanyi dooong!", teriak Ardi.

Gue tersenyum

"Ulangi lagi Yang!", pinta gue

Ardipun mengulang dari awal lagu. Sekarang nada yang dia mainkan jauh dengan penuh perasaan, dan itu sangat menyakitkan buat gue.

If you ever leave me, baby,
Leave some morphine at my door
'Cause it would take a whole lot of medication
To realize what we used to have,
We don't have it anymore.

Diawali gue putus dengan Rizki dan beberapa menit kemudian dengan Ardi. Gue merasa marah dengan segala hal yang terjadi pada diri gue saat itu. Semua menjadi berubah, saat setelah gue lulus kuliah S1.
Gue menjadi benci dengan mereka berdua.
Mmm ralat, gue bingung itu perasaan benci atau sebenarnya gue cinta mati tapi terkecewakan?

Gue mengubah diri gue setelahnya dengan topeng lain. Menjadi seorang yang dingin. Hal itu sangat berpengaruh besar dalam karakter design gue.
Hampir sebagian design gue karakternya dominan stainless steel, frosted glass, lantai putih plain, pemilihan lampu jenis day light, furniture kalau gak warna putih, hitam atau stainless steel  hair line type.
Setiap orang selalu berkomentar, kayak dalam ruang mayat.

'Cause there'll be no sunlight
If I lose you, baby
There'll be no clear skies
If I lose you, baby
Just like the clouds
My eyes will do the same, if you walk away
Everyday it'll rain, rain, ra-a-a-ain

Ardi memeluk gue dari belakang setelah dia menyelesaikan permainannya.

"Maaf Sayang. Pasti Sayang inget kejadian dulu ya?", tanya Ardi.

Bandung - Jogja.....The Hardest ThingDär berättelser lever. Upptäck nu