Chapter 5a. Menebar Pesona, Menebar Bom Waktu

4.5K 243 32
                                    



Tinggal di kos Mas Dony sebenarnya gue ga suka. Problem utama itu toilet.
Jorok kata tepatnya.
Untuk lantai 1, toilet cuma satu untuk dipakai tujuh orang.
Di lantai 2, ada dua toilet untuk delapan orang. Belum lagi kalau ada teman atau tamu yang menumpang.

Gue terpaksa harus menggunakan selang untuk mandi dan beli air mineral untuk gosok gigi.

Masa iya gue harus nunggu seminggu kaya beginian.  Gue baru sehari di kos Mas Dony berasa pusing. Pusing gimana buang airnya.

Sepulang daftar ulang, gue ke tempat calon kos gue. Kalau kemarin, dikasih tahu Kak Gita cuma sekedar lewat depannya saja.

Lumayan jauh juga kalau jalan kaki dari kampus.

"Siaaaaang."

sepi...............

"Assalamualaikum"

Seorang anak laki-laki yang mungkin seusia gue, keluar

"Ya, ada apa?"

"Mas, saya Raditya, yang akan kos disini."

"Oh...Mas ke rumah sebelah. Ketemu Ibu yang punya. Lewat sini aja Mas!"

"Terima kasih!"

Hmm...yang bukain gue berarti anak kos juga ya. Yang tadi lumayan...eh gue pukulin kepala sendiri.

Ternyata saat bertemu Ibu Kos, ruangan gue udah beres. Dan beberapa kamar sudah terisi juga, jadi gue ga kesepian. Kirain karena bangunan baru, makanya cuma gue yang baru tinggal disitu.

"Kak, kosnya udah jadi kok."

"Lo udah mau tinggal situ?"

Gue mengangguk

"Yaudah, angkatin yok."

Sore itu gue masukin barang-barang ke kos. Ruangan gue kayanya jauh lebih besar daripada kamar-kamar lain, lantainya parquette dan ada private balcony. TV sudah terpasang, ada pantry, meja bar, bar stoole dan ada lemari es.

"Berlebihan ga sih?" tanya gue

"Hmmm...kalau dulu udah ada kos model ginian, gue pilih ini Dit."

"Kebesaran kamarnya, gue khan cuma kos, lagian ini kaya kamar hotel, bukan kosan."

"Udahlah Dit, lo jangan rewel deh. Gue sama Mas Dony muter-muter nyari nya, cape hunting kosan."

Gue cium kakak gue tercinta.

"Makasih Kak, I love you."

"Nanti malam gue jemput buat makan!"

"Iya Kak."

*******

Karena barang yang gue bawa cuma sedikit, jadi cepet beresinnya.

Seseorang berdiri depan pintu gue ngelihat kamar gue, yang kebetulan pintu ga gue tutup.

"Hai! Gue Radit" ,Sapa gue

"Oka...."

"Ayok masuk!"

"Kamar lo spesial ya?"

Lo pikir martabak
"Maksudnya?"

"Iya gede banget, lantainya juga beda, dikasih TV sama lemari es. Di kasih pantry sama meja bar pula. Kaya hotel ya? Ada satunya lagi kamar yang kaya gini. Di lantai bawah."

"Oh."

"Gue boleh khan sekali-kali tidur sini?"

Bandung - Jogja.....The Hardest ThingDär berättelser lever. Upptäck nu