Chapter 24d. Year End - O..ow... Ketahuan

2.7K 159 19
                                    



Seperti yang gue perkirakan, acara menginap bersama hakikatnya gak lebih dari sebuah pesta seks, walaupun pakai embel-embel acara perayaan Ulang Tahunnya Imam dan wisudanya Danang.
Naufal biarpun paling muda diantara kita semua, adalah yang paling nakal dan penggagas acara itu. Dan ternyata tanpa sepengetahuan gue, Naufal sudah ML dengan seluruh personel warung jus. Dia lebih hebat dan nakal daripada gue coba!
Dan itu sangat mengejutkan buat gue. Satu sisi kenakalannya membuat dia seperti seorang pemimpin, tapi satu sisi itu nyebelin.

Memang pada akhirnya mereka berebut penis, anus dan mulut gue. Padahal khan harusnya itu moment buat ngerjain yang ulang tahun dan yang mau wisuda. Hal yang ini tentu saja selain mengingatkan gangbang club jaman SMA, juga membuat sex addiction gue makin menjadi dan parah.
Uncontroling lebih tepatnya. Gue jadi udah makin gak bisa kendalikan lagi nafsu. Dari Minggu siang hingga Senin pagi, kita telanjang tanpa selembar benangpun. Hanya Danang dan Naufal yang bisa menandingi kegilaan gue, yang kadang baru selesai orgasme udah lanjut lagi.

"Abang dulu bf-nya Bang Akbar ya?" tanya Naufal bergelayut manja ditubuh gue, sambil sesekali jarinya memainkan penis gue.

"Hampir..."

"Hampir bagaimana Bang? Bang Akbar itu kuat banget, kayaknya cuma Abang yang mampu jadi bf nya?"

"Darimana lo tahu, Bang Akbar kuat?"

"Bf-nya gak ada yang tahan, paling lama sebulanan. Itu setahu adek waktu Bang Akbar masih di Pekanbaru."

"Bang Akbar bukannya di Pangkalan Kerinci?"

Naufal kemudian menggeliatkan badannya dan menindih gue. Dia gesekkan penisnya ke penis gue sambil menghisap leher gue.

"Bang Akbar waktu SMA di Pekanbaru, tinggalnya di Panam Bang, di rumah Etek."

Irawan mendekat ke gue dan melibas bibir gue.

"Bang, kalau ML sama saudara itu namanya incest, gak boleh." kata Irawan.

Mungkin maksud dia menyindir Naufal yang selalu ML dengan gue. Karena setahu personel warung jus, emang Naufal itu saudara gue.
Gue cuma tersenyum menanggapi Irawan.

Gue yang tadinya mau bahas Om Abang, jadi lupa karena Irawan, Pambudi dan Naufal mengeroyok gue. Daripada bahas orang lain, mendingan ML lagi khan?

*********

Senin pagi gue terbangun dengan tubuh lebih segar dan otak lebih fresh setelah pesta seks dari sejak Minggu siang kemarin.
Gue cuma harus hilangin merah-merah di leher, daripada gue dibunuh Rizki. Gue udah coba olesin bawang seperti saran Pambudi. Tapi masih terlihat bekasnya. Setelah nyerah dengan bawang, selain baunya minta ampun juga gak ilang-ilang, akhirnya gue minta dikerokin.
Habis apa coba?  Mending gue pura-pura sakit aja deh. Dan ajaibnya, ternyata gue emang beneran masuk angin!!!

"Sejak kapan lo mau kerokan sayang?" tanya Rizki saat gue masuk kamar kos.

Gue cuma senyum sambil cium bibir dia. Dia kemudian meneliti bekas kerokan di leher gue.

"Kuatir ada bekas cupang ya?" tanya gue.

Rizki ketawa sambil mengangguk.

Bandung - Jogja.....The Hardest ThingDär berättelser lever. Upptäck nu