Chapter 15. Cerita Tertinggal - Rizki Raja Preman

2.8K 173 4
                                    



Sedikit flashback....mengenai kejadian di Jakarta.

Waktu itu kita bertiga berada di sebuah hotel transit, saat menunggu acara di sebuah stasiun TV swasta.

Saat itu gue menerima "kado" potongan kepala ayam. Dan gue berpikir segala hal yang berkaitan dengan kejadian yang menimpa selama ini.

Ki....kenapa lo iya-in sih, pemotretan swimwear gitu. Udah tahu gue ga suka." gue ngeluh ke Rizki.

"Buat mancing orang, bentar lagi dia bakal keluar kandang." kata Rizki.

"Lo emang udah tahu?"

"Belum laaaah....kalau tahu gue udah beresin kali. Paling ga bisa cewe kalau gak homo."

"Kok bisa duga gitu?" tanya Ardi

"Kalian gak baca kontrak apa? Paraaah...cuma maen tanda tangan. Kita muncul bisa di media outdoor maupun indoor. Kebayang gak, lo pada ....cuma pakai kancut gitu dipajang di mall. Setiap hari orang lihat."

"Berarti suspect masih banyak dong, ga bisa mengerucut gitu."

"Paling gak cewe-cewe gatel sama homo-homo deketin lo."

"Kok gue diumpanin ke mereka?"

"Sekarang masalah itu darimana asalnya? haaa?? Siapa yang cari perkara?"

"Iyeee...salah gue."

"Terus lo mau selesai kagak. Apa mau ngitung kancing baju mulu tiap hari? mati-engga-mati-engga.....gitu?"

Gue diem....

"Lo itu udah basah Radit, sekalian aja lo masuk lebih dalam. Kasus ini bisa selesai cuma ada dua, lo yang mati apa mereka yang mati."

Gue jambakin sendiri rambut gue.

"Emang pelakunya sekitaran cewe gatel kalau ga homo gitu?"

"Lo pikir gue buta? Siapa Awang itu? Siapa Rommy itu?"

Damn.....Terus sekarang siapa Rizki???
Siapa yang gue pacarin???
Darimana dia tahu?
Gue kaget dan gue lihatin Rizki.
Tuhaaan, gue pacaran sama siapa?

Rizki ngelihat gue

"Sepulang dari acara ini, kita turun di Grogol. Suruh Pak Jumadi pulang."

*******

Fuck....ini Grogol manaaaa? Mau complain sama Rizki?
Sepulang dari acara TV Swasta tadi, mukanya nyebelin. Jutek...terus ngediemin kita.

Gue kagak lihat Citraland, kagak lihat Trisakti. Tapi kita di permukiman padat. Dan daritadi kita cuma berdiri di pinggir jalan, depan mulut gang.

Sebuah mobil Toyota Kijang G tahun 95-an mungkin, berhenti agak jauh. Rizki menghampiri mobil itu.

"Tunggu...berdiri disitu aja. Jangan ikutin gue!" , perintah Rizki

Gue lihat-lihatan sama Ardi. Gue angkat bahu.

Kaca depan samping sopir dibuka, Rizki menerima gulungan rafia, pisau dan kain. Ebuset....gue mau jadiin kambing korban?

Bandung - Jogja.....The Hardest ThingDär berättelser lever. Upptäck nu