--12--

255 50 10
                                    

Berita menggemparkan muncul keesokan hari. Peluncuran produk baru perusahaan Byone berakhir dengan hadirnya puluhan polisi di tempat acara. Sebuah informasi bocor di internet; penambangan ilegal, korupsi, penggelapan pajak, pembunuhan, prostitusi, bahkan perselingkuhan.

Yang membuat rakyat tercengang, tidak hanya satu instansi saja yang dikupas keburukannya, tetapi hampir seluruh orang yang menjadi tamu di acara perusahaan Byone. Ini merupakan skandal besar, sampai-sampai dalam waktu tidak ada satu jam saham beberapa perusahaan langsung jauh dengan bebas.

Komentar di dunia maya memanas. Banyak ujaran kebencian langsung diarahkan kepada mereka.

–Semua orang kaya benar-benar penjahat.–

–Siapa yang berani membeberkan fakta mengerikan itu? Apa dia akan baik-baik saja?–

–Jika para polisi itu tidak bisa menjaganya. Mati saja!–

–Tapi, apa kalian memperhatikan salah satu kasus perselingkuhan Ibu dengan anak tirinya sampai mereka memiliki anak? Jadi anaknya harus memanggil ayahnya Kakak atau Ayah? Atau dia harus memanggil suami Ibunya Kakek atau Ayah?–

–Khekhekhe! Keluarga pemilik Byone benar-benar tidak memiliki moral semua. Setiap anggotanya memiliki kasus yang diluar nalar.–

Di atas sofa, Mu Han membaca komentar-komentar itu sembari tertawa, sedangkan Shi Yoon yang memakai celemek, sedang sibuk di balik meja dapur.

Mu Han sebenarnya sadar betul, kasus-kasus yang melibatkan orang berpengaruh akan sulit diselesaikan secara adil. Tetapi dengan kejadian ini, tetap saja akan menimbulkan kekacauan bagi tiap-tiap orang yang terlibat.

"Mulutmu akan robek jika terus tersenyum seperti itu," Shi Yoon tiba-tiba berkata di sampingnya, lalu mengecup pipinya dengan lembut. "Jangan baca berita lagi, makanannya sudah siap semua."

"Baik, Istri."

"Istri?" wajah Shi Yoon langsung mengernyit. "Kukira, hal itu sudah diputuskan setelah kita menentukan posisi di atas ranjang."

Tubuh Mu Han berjengit. "S-siapa bilang sudah diputuskan. Aku tidak setuju! Aku tidak setuju!"

"Baiklah. Baiklah. Kita makan dulu, baru bicarakan lagi masalah itu."

"Tidak mau!"

Mu Han tahu dia akan sekarat lagi. Tetapi Shi Yoon sangat pandai membujuk. Besoknya ketika bangun, dia sudah sendirian di atas tempat tidur, penuh dengan cupang.

Di luar, matahari hampir menyingsing ke atas. Sudah hampir tengah hari.

Hari-hari berikutnya, penuh perasaan senang setiap hari. Selain Shi Yoon, tidak ada lagi yang mengganggu hidupnya (dia hanya bisa pasrah menghadapi pria itu). Dia juga mulai pergi memancing dan berbaikan dengan orang tua yang menyebalkan, lalu membakar ikan bersama. Ketika akhir pekan, Shi Yoon membawanya pergi ke pantai, berenang di laut, makan, olahraga berdua, membeli cemilan, olahraga lagi, bermain kembang api, lalu olahraga lagi.

Mu Han: "..."

Sepertinya mereka terlalu sering berolahraga.

Mu Han menikmati kehidupan yang seperti ini. Dia pikir sampai dia bangun dari mimpi, hidupnya akan terus bahagia. Perkiraannya melesat.

Ibunya datang satu minggu kemudian ketika Shi Yoon sedang dinas ke luar kota.

"Bu, kenapa kau senang sekali membuat kejutan," Mu Han sudah bersiap ingin memeluk wanita paruh baya itu, tetapi Han Bong Cha menolak dengan tegas untuk pertama kali. Wajahnya terlihat sangat serius.

"Ada apa, Bu? Apa ada masalah? Ayah baik-baik saja, kan?"

Han Bong Cha mengabaikan Mu Han dan langsung masuk ke dalam, dia duduk di sofa dengan sikap siap bicara. Mu Han mengikuti dengan pikiran kosong. Hatinya kalut. Entah kenapa, dia memiliki firasat buruk.

[BL] Enter The World of Novels Through Dreams [Fast Wear]Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt