--9--

1K 174 11
                                    

Di antara semak-semak, Yuvio sedang membalur tubuhnya sendiri menggunakan buah yang mirip seperti berry. Edmund mengikutinya tanpa bertanya, meski raut wajahnya bingung luar biasa.

Saat mereka berhenti di sebuah desa, ada kabar angin mengenai sebuah makhluk di hutan kegelapan. Mereka tidak pernah menampakkan diri, tetapi raungan mereka bisa terdengar sampai ke telinga para penduduk, padahal jaraknya sangat jauh.

Sejak dulu, sama halnya dengan Lembah Damian, hutan kegelapan selalu identik dengan para makhluk gaib dan penyihir. Kabar itu tidak salah. Ada makhluk semacam goblin dan orc, sedangkan di Lembah Damian sendiri memiliki Griffin dan anjing bekepala tiga (makhluk-makhluk itu sudah menjadi peliharaan Yuvio sekarang), dan raungan yang orang-orang dengar berasal dari mereka.

Berbicara mengenai orc, Yuvio jadi teringat salah satu adegan paling menegangkan di novel, yaitu ketika Edmund dan para pengikutinya dihadapkan dengan perang besar melawan raja orc. Siapa yang tidak kewalahan melawan makhluk berbadan besar itu, tetapi sebuah celah ditemukan. Orc adalah makhluk bodoh tetapi memiliki indera penciuman yang sangat tajam. Mereka senang makan daging, dan daging manusia sendiri merupakan hidangan favorit mereka.

Dalam novel disebutkan, arkis adalah buah kecil seperti berry tetapi memiliki bau yang cukup menyengat. Natalie yang pertama kali menemukan manfaat itu, dan karenanya cinta Edmund kepada sang gadis meningkat secara drastis.

Yuvio bukannya ingin mengambil alih pencapaian Natalie, hanya saja dia dan Edmund sedang berada di dekat hutan kegelapan sekarang, dia tidak ingin menjadi santapan nikmat mereka.

"Yuvio, apa kau yakin ingin ikut masuk juga?" tanya Edmund kemudian. Dia sedikit menyesal karena tidak membawa siapa pun kecuali Yuvio. Bagaimana jika pemuda itu dalam bahaya karenanya?

"Yang Mulia, sebenarnya saya cukup kuat dari yang terlihat," kata Yuvio yakin.

Siapa yang akan percaya dengan ucapan seperti itu? Tubuh Yuvio bahkan langsung ambruk setelah turun dari kuda. Tetapi Edmund tidak berkata apa pun lagi, dia malah mengambil salah satu buah untuk diubarkan ke bagian leher Yuvio yang masih bersih.

"Kau harus selalu di sampingku, jangan berjarak, jangan meninggalkanku."

Yuvio menatap wajah Edmund, jaraknya tidak lebih dari dua puluh sentimeter. Entah kenapa, dia jadi teringat dengan ucapan Molly kemarin; seorang pria yang bisa mencium baumu, berarti dia tertarik padamu.

"Janji padaku." Edmund mendesak dengan tatapannya. "Katakan kalau kau tidak akan pergi dariku dalam situasi apa pun."

Yuvio hampir terkesiap, lehernya masih diusap oleh jari-jari pria itu, seolah menuntunnya untuk mengangguk. Toh, ini maksudnya tentang hutan terlarang, kan?

"Aku janji."

Bibir Edmund menyunggingkan senyum yang sangat puas.

Hutan kegelapan benar-benar seperti namanya, seolah ketika mereka masuk ke dalam, hari telah berganti menjadi malam.

Edmund mengambil jari-jari Yuvio, menggenggamnya dengan erat.

"Saya tidak akan kabur, Yang Mulia."

"Tetapi sesuatu hal bisa saja memisahkan kita. Jadi, aku tidak akan pernah melepaskanmu."

Untungnya, mereka masih bisa melihat keadaan sekitar, meski kabut membuat jarak pandang mereka menjadi sempit.

"Jadi, apa buah arkis ini benar-benar mampu menyamarkan keberadaan kita dari para makhluk gaib?"

"Um," Yuvio mengangguk. "Menurut keterangan penduduk, suara raungan itu bisa terdengar sampai desa, jika bukan orc, apalagi? Orc sangat suka bau daging, tetapi tidak senang dengan bau buah arkis. Jadi saya jamin mereka tidak akan memperhatikan atau pun tertarik kepada kita." Sedangkan untuk goblin sendiri, mereka termasuk makhluk yang mencintai emas, dan Edmund telah membawa banyak emas di kantungnya.

[BL] Enter The World of Novels Through Dreams [Fast Wear]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang