--8--

1K 196 14
                                    

Yuvio memutuskan menunda kepulangannya ke Lembah Damian. Dia harus mencari tahu tentang pengaturan omegavers disini. Jika bau yang dimaksud Edmund adalah pheromonnya, bukankah itu sangat berbahaya?

Dengan Natalie, orang yang lebih tahu seluk beluk ibu kota, mereka pergi menemui seorang wanita tua yang cukup tertutup. Dia tinggal di rumah lapuk, bahkan terlalu lapuk untuk layak disebut rumah. Kata Natalie, orang itu cukup tahu tentang kutukan.

"Yah, sumpah pembalasan dengan kutukan hampir serupa, bukan?" gadis itu menggaruk belakang kepalanya.

Yuvio mengerjap. "Aku tidak mengatakan apa pun."

Ketika mereka masuk, wanita tua itu sedang mengaduk panci. Natalie menyapanya dengan ramah dan menyerahkan bawaan mereka.

"Molly."

Wanita itu melihatnya. "Sudah lama, Natalie. Apa yang membawamu kesini?"

Natalie melirik Yuvio yang ada di belakangnya, mengisyaratkan jika bukan dia yang punya urusan.

Molly adalah wanita tua bungkuk yang rambutnya sudah hampir memutih semua. Kulit wajahnya tidak ada yang tidak keriput, dan tulang tangannya menonjol dengan jelas karena kurangnya daging di sana. Tetapi dia nampaknya masih sangat sehat dan kuat. Ajaib sekali.

Ketika mereka duduk, wanita itu menghidangkan bubur yang baru saja dia masak. Bubur itu sangat encer dan berbau aneh, asap panas masih mengepul dengan tebal.

Yuvio menatap bubur itu, tidak yakin bisa dimakan.

"Kenapa diam saja? Makan lah," Molly bersuara ketika Yuvio tidak menyentuh mangkuk itu sama sekali. Natalie sendiri sudah menghabiskan sup itu dengan sekali teguk. Rasanya sangat sama dengan penampilannya. Tetapi dia memberikan jempol terbaik kepada Yuvio.

Yuvio tersenyum. Pembohong sekali. Dia dapat melihat jika Natalie sangat kesulitan menelan sup itu barusan.

Setengah jam kemudian, Yuvio yang telah dipaksa memakan sup sampai habis, selesai menceritakan masalahnya.

Molly mengangguk, lantas mendengus tubuh Yuvio secara tiba-tiba. Jujur saja, hal tu membuat pemuda itu sedikit trauma.

"Siapa saja yang bisa mencium baumu?"

Yuvio berpikir. "Sejauh ini... yang kutahu hanya satu orang." dia tidak akan pernah menyebutkan siapa orang itu. Cukup Ian yang tahu.

"Orang itu berarti tertarik padamu," kesimpulan Molly sangat sederhana. Yuvio yang mendengarnya, hampir memuntahkan sup yang sedang bergejolak di perutnya.

"Apa?! Dia pria! Dia seorang pria!" dia berseru tidak terima. Lagi pula, itu tidak mungkin. Edmund hanya akan tertarik kepada satu orang, dan orang itu adalah wanita yang kini sedang melihatnya dengan mata bulat.

Natalie sendiri terkejut ketika mendengar itu. Jika seorang pria, apa itu Tuan Ian? Hatinya tiba-tiba menjadi gelisah.

"Tentu saja seorang pria. Kau itu sekarang telah menjadi Omega, pasanganmu kelak adalah seorang pria. Meski seorang wanita tertarik padamu, dia tidak akan pernah bisa mencium baumu, karena mereka tidak bisa menghamilimu."

Cekik saja aku!!!

"Ada dua hal kenapa bau pheromonmu keluar. Pertama kau sedang heat, kedua kau sedang dalam masa... istilahnya jika kau wanita... menstruasi."

Yuvio tambah tidak mempercayai pendengarannya. "Apa?"

"Ya. Mendengar ciri-ciri yang kau katakan tadi, kau seperti wanita yang sedang menstruasi. Itu pertanda kalau kau subur dan bisa memiliki anak. Tetapi masalah yang timbul ketika kau dalam masa seperti itu, perasaanmu akan jauh lebih sensitif, kau akan jadi mudah sedih, mudah marah, dan mudah tersinggung. Itu bawaan hormon."

[BL] Enter The World of Novels Through Dreams [Fast Wear]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang