--11--

1K 187 14
                                    

Yuvio hampir gila di kamarnya, Ian sendiri mencibir di belakang.

"Jadi, bagaimana Putri Mahkota?"

"JANGAN MENGEJEKKU!!!"

Setelah Edmund mengatakan hal yang tidak masuk akal itu, dia segera melompat hingga jatuh terjelembab. Sebenarnya karena disaksikan oleh beberapa orang, hal itu telah membuatnya sangat malu, tetapi pernyataan Edmund lebih penting.

"Apa maksud Anda?!"

Bukannya marah karena ketidak-sopanan itu, Edmund malah tersenyum. "Bukankah hal itu tidak perlu di pertanyakan lagi? Kita sudah melakukannya, aku bahkan sudah menggigit leher—"

"Menggigit leher?" Yuvio memotongnya dengan heran dan tidak mengerti. Memangnya apa pengaruhnya? Edmund, kan, bukan Alpha.

"Ya. Kita sudah menjadi mate mulai sekarang." Kata Edmund dengan bahagia.

"Anda bukan Alpha!"

"Alpha? Apa maksudmu?" Edmund menaikan salah satu alisnya. "Pengaturan Omegaverse yang kutahu, untuk menjadi mate dengan seorang Omega, cukup dengan hanya bisa mencium baunya saja dan menggigitnya."

KONYOL!!!

Yuvio merasa ditipu. Dia tidak tahu pengaturan itu.

"Kenapa?" dia segera bertanya pada Natalie ketika gadis itu baru saja tiba. "Kenapa Molly tidak mengatakan apa pun tentang marking?"

"Anda, kan, tidak menanyakan itu," kata Natalie, merasa bingung juga. Saat dia sedang mencuci pakaian, kabar angin segera menyebar ke seluruh penjuru kastil; Yang Mulia Putra Mahkota menetapkan Yuvio sebagai calon istrinya.

Siapa yang tidak kaget?

Padahal kemarin berita tentang mereka berdua tidak seperti itu.

Yuvio dan Edmund dikabarkan hilang saat ekspedisi karena tidak kunjung pulang, padahal sudah lebih dati satu minggu.

Pemuda itu memijit kepalanya sembari mondar-mandir tidak tenang. Sekarang, bahkan kamarnya telah dipindahkan secara paksa tepat di samping kamar Edmund.

"Jadi, yang bisa mencium bau pheromone Anda adalah Yang Mulia Putra Mahkota?" tanya Natalie kemudian.

Yuvio tersentak. Karena masalahnya, dia sampai lupa jika seharusnya yang Edmund nikahi adalah Natalie. Gadis itu pasti—

"Syukurlah..."

Suara lega itu mengudara, tetapi nadanya rendah sekali. Meski begitu, Yuvio masih bisa mendengarnya dengan jelas.

"Apa?"

"Ya?" kini giliran Natalie yang terkejut.

"Kau tidak sedih? Kau menyukai Yang Mulia, kan?" tanya Yuvio dengan wajah mengernyit. "Maksudku, sebagai seorang pria."

"Itu tidak mungkin!" wajah Natalie benar-benar menunjukkan penolakan yang tegas. "Kenapa saya harus menyukainya sebagai seorang pria?"

Karena kau adalah pemeran utama wanita!

"Permisi!" Ian yang sejak tadi diam, menengahi pembicaran mereka berdua dengan wajah kesal luar biasa. "Kalian asik bicara sesuatu yang tidak kumengerti. Apa ada yang ingin kalian jelaskan padaku?"

Yuvio langsung menelan ludah mendengar suara dingin itu. Saat dia kembali setelah bertemu Molly, dia memang tidak menjelaskan banyak hal kepada Ian. Pria itu pasti akan segera menggerecokinya habis-habisan.

Natalie sendiri segera mundur, tidak ingin ikut campur.

.

.

[BL] Enter The World of Novels Through Dreams [Fast Wear]Where stories live. Discover now