Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
. . . . .
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
🐶🐸
S
etelah hampir satu bulan tidak pulang ke apartemen mingkara pun berniat untuk pulang kerumah orangtuanya karena dia sama sekali tidak mau pulang ke apartemen dan laki-laki jangkung itu tau jika eight tidak ada di apartemen miliknya.
Mingkara pulang pukul sembilan malam, dia baru daja menyelesaikan meeting bersama dengan client karena saat ini dia benar-benar membutuhkan banyak client untuk membangkitkan lagi perusahaannya yang hampir bangkrut. Selesai memarkirkan mobil sportnya mingkara masuk kedalam rumah lalu di sapa oleh beberapa bodyguard dan maid disana.
"Selamat malam tuan muda"
Mingkara hanya membalasnya dengan anggukan dan senyuman miringnya. Dia ingin sekali sampai kedalam kamar karena ingin merebahkan tubuhnya yang sangat lelah. Sesaat laki-laki jangkung itu menaiki tangga papi tama pun memanggilnya.
"Tumben kamu pulang kesini sendiri?" Tanya tuan tama.
"Saya mau istirahat pi"
"Memangnya kamu kira papi tidak tau masalahmu sekarang anak egois"
"Papi kalo mau nanya besok aja saya beneran lelah malam ini"
Mingkara menghela nafasnya kemudian menghampiri papinya yang sudah duduk di ruang tengah, walaupun merasa lelah mingkara menuruti perintah papinya saat ini. Mingkara pun duduk di hadapan papinya sembari melihat ke sembarang arah.
"Dasar anak egois, selalu memikirkan diri sendiri tidak pernah memikirkan perasaan orang lain"
"Papi gausah ikut campur terus masalah saya bisa? Dari dulu papi selalu ikut campur" ucap mingkara dengan tatapan datarnya.
"Tapi ini masalah penting dan masalah menantu kesayangan papi dan mami, untuk masalah perusahaan papi tidak perduli karena papi tau kamu adalah anak yang pintar dan bisa untuk menstabilkan lagi perusahaan, selain itu papi juga tau siapa dalang di balik semua ini" ucap papi tama serius.
