Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
. . . . .
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
🐶🐸
"Pak maaf boleh bicara sebentar?" Ucap jessi yang tiba-tiba saja berdiri di hadapan mingkara yang saat ini sedang menandatangani dokumen.
"Ada apa jes?
"Saya kan kemarin ijin mau cuti"
Laki-laki di hadapan jessi hanya mendeham kemudian jessi melanjutkan ucapannya.
"Apa saya boleh minta tolong titip juno dirumah bapak?"
Mingkara pun terkejut lalu meletakan pulpennya dimeja dan menatap kearah jessi tajam.
"Maaf pak permintaan saya emang lancang"
"Emang kenapa juno harus di titip sama saya?
"Saya ga percaya kalo titip juno ke ibu"
"Bukannya dia ibu kandung kamu?"
Jessi pun menggelengkan kepalanya "dia ibunya mantan suami saya pak"
"Loh maksudnya?"
Jessi pun menceritakan tentang masalahnya yang saat ini menimpa dirinya, mingkara pun menyuruh jessi untuk duduk di hadapannya.
Jessi bercerita tentang ibu mertuanya yang saat ini tinggal dirumahnya, sebenarnya bukan kemauan jessi jika ibu mertuanya tinggal dirumahnya. Saat itu ibunya memohon untuk tinggal dirumah karena tidak mau jauh dari juno. Dan posisinya saat itu sedang sakit jadi perempuan mana yang tega memisahkan nenek dengan cucunya. Tetapi saat ibu mertuanya tinggal dirumah kecilnya jessi justru malah kerepotan harus mengurus segala keperluan ibunya itu bahkan jessi harus bekerja keras demi menghidupi anak dan ibu mertuanya.
Pantas saja waktu di rumah sakit ibuny itu terlihat sangat menyebalkan ternyata dia adalah ibu dari mantan suaminya jessi, kalo misalkan mingkara tau jika itu adalah mantan mertuanya pasti dia akan membalas perkataannya waktu itu.
