Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
. . . . .
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
🐶🐸
Mingkara berdiri di tembok kaca yang berada di ruangan kerjanya, dia melamun sambil memperhatikan gedung-gedung pencakar langit yang ada disana, dia sedang berpikir mengenai sistem kerja perusahaannya yang baru karena nanti sore dia akan mengadakan meeting untuk membahas masalah perollingan beberapa karyawannya.
Saat itu pikirannya memang sedang kacau karena omset perusahaannya mengalami penurunan semenjak dia putus kerjasama dengan perusahaan besar milik abiyan, tapi walaupun saat ini omsetnya tengah menurun mingkara tidak akan pernah menyerah untuk memperbaiki dan mempertahankan perusahaannya itu.
Setiap harinya mingkara akan pulang telat ke apartemen karena dia selalu mengerjakan beberapa laporan perusahaannya hingga tengah malam, dan sudah beberapa hari ini dia tidak meluangkan waktu bersama dengan istri kesayangannya itu.
Mingkara mengambil benda pipih yang saat ini berada di kantong celananya kemudian menghubungi seseorang disana, dan itu adalah eight.
"Hallo mas?"
"Mas kangen"
"Mas kalo pulang pas aku udah tidur terus kalo pagi-pagi berangkat suka buru-buru jadi ga sempet kita mesra-mesraan"
Mingkara sedih mendengarkan istrinya mengeluh seperti itu selain itu nada bicara eight juga terlihat sangat sedih.
"Maaf sayangku, mas bakalan usahain pulang cepet ya"
"Mas jangan sampe lupa makan siang okay? Aku lagi mau ke supermarket mas mau belanja bulanan"
"Hati-hati berangkatnya sayang, mas tutup dulu ya soalnya mau meeting sama client"
"Semangat mas sayang, love you"
"Love you too istri kesayangannya mas"
Mingkara tersenyum sembari memutuskan panggilan telponnya dengan eight. Walaupun hanya mengobrol sebentar laki-laki jangkung itu merasa sangat bahagia karena bisa melepas rasa kangennya pada eight.
