Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
. . . . .
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
🐶🐸
"Emang siapa si yang namanya joe itu?
"Kan gue udah bilang waktu di telpon kemaren pak" ucap varo sembari menyesap kopi yang ada di hadapannya.
"Gue mau dengerin langsung dari mulut lo"
Varo hanya menghela nafasnya panjang, dia tau betul jika mingkara adalah orang yang perfeksionis, dan jika bercerita tentang apapun harus detail sedetail-detailnya.
"Kak joe temen masa kecilnya eight dan gue, dulu waktu kecil kak joe sama eight sempet janji pengen nikah kalo udah gede, tapi ya namanya juga anak kecil biasalah cuma sekedar omong kosong aja, lagian kan dulu eight gasuka sama cowok"
"APA?"
"buset dah pak suara lo bisa di kecilin ga?"
"Pantes aja itu orang ngintilin istri gue terus"
"Eight ga akan macem-macem"
"Yang bener?"
"Dia kan gapernah pacaran sebelumnya, lagian keliatan kalo dia cinta mati sama lo kok gausah mikir yang macem-macem dari kecil aja gue naksir dia tapi dia selalu cuekin gue udah gitu dulu kan lo tau dia anti gay"
Mingkara pun hanya melirik kearah varo kemudian memberikan gerakan pisau dilehernya, varo yang melihatnya hanya terkekeh.
****
Eight sedang mempersiapkan makan malam untuk mingkara, hari ini dia memasak makanan kesukaan mingkara. Sebenarnya mingkara bukan orang yang pemilih dalam makanan, walaupun mingkara seorang perfeksionis tapi apapun yang di masak oleh laki-laki manis itu pasti dia memakannya.
Saat ini waktu sudah menunjukan pukul tujuh malam, tetapi mingkara belum juga menunjukan batang hidungnya di apartemen. Biasanya jika mingkara pulang terlambat pasti akan menghubungi eight.
