45

6.2K 635 50
                                    

Raja menidurkan kepalanya di samping tubuh Sherren yang kini sedang mengusap lembut rambut nya.

selepas kejadian siang tadi, Raja pergi untuk menenangkan dirinya setelah tenang barulah ia bertemu dengan Sherren, dan kelima temannya yang mengerti situasi pun memilih meninggalkan mereka berdua, dengan syarat hanya sebentar.

"maaf Sher, maaf"

"gak papa Raj, aku juga salah.., udah ya jangan gini lagi"

Raja mengangkat kepalanya dan memandang Sherren dengan pancaran penuh kelembutan di kedua matanya.

"Raja.., maaf kalau ucapan aku ada nyinggung kamu, tapi Raj aku ngomong gitu biar kamu sama yang lain gak terlalu ngutamain aku"

"aku seneng, aku nge hargain tindakan kalian yang mau nemenin bahkan berjuang bareng-bareng sama aku.., tapi Raj.., yang berlebihan itu gak baik.., apalagi kalian sampai gak tau tujuan kalian kedepannya.."

"mungkin kamu sama yang lain gak keberatan dan terbebani tentang hal tersebut, tapi Raj..., di sini aku yang terbebani, aku keberatan akan hal itu, aku gak mau cuman gara-gara aku kalian gak punya tujuan hidup kayak gini.."

Raja termenung dengan menggenggam erat tangan kurus Sherren, tak luput juga air mata menggenang dalam pelupuk matanya.

tanpa di sadari dalam ruangan tersebut sudah berdiri tujuh sosok manusia yang mendengar ucapan Sherren dalam diam.

satu sosok perempuan yang tak lain adalah Sinta, ibu dari Galang tersebut berniat untuk menjenguk kembali Sherren serta meminta maaf akan kelakuan bodoh putranya, yang sekarang tengah di hukum oleh suaminya, Dimas.

Sinta membekap mulutnya sendiri berusaha menahan isak tangis yang sedari tadi ia tahan, hati nya terasa sesak mendengar ucapan Sherren sekaligus terharu akan kebaikan serta ke tulusan yang Sherren berikan kepada keenam laki-laki yang sudah ia anggap putra nya sendiri.

"Sher... gak ada yang berlebihan.., kita lakuin ini semua cuman buat kamu.., jangan merasa terbebani sama semua tindakan kita hm?.., aku sama yang lain benar-benar pengen kamu sembuh Sher..., aku sama yang lain gak bisa ke hilangan kamu.."

Raja menunduk dan terisak dengan tangan Sherren yang masih setia ia genggam, tak pernah terbayangkan oleh Raja saat cahaya kehidupan nya harus pergi meninggalkan dirinya sendiri.

"bukannya aku nyerah sama keadaan.., tapi kamu sendiri tau kalau kemungkinan aku buat sehat kembali cuman 30%, percuma Raj.., percuma kamu sama yang lain ngelakuin hal sejauh ini kalau ujung-ujungnya aku bakal mati."

Deg

Deg

Deg

seketika jantung semua orang yang berada di ruangan tersebut berdetak kencang setelah mendengar kan ucapan Sherren yang kini tengah terisak menangis.

"aku.. bakal mati.. Raja.., a-aku.., k-kamu harus.. biasain semuanya.. tanpa kehadiran aku.."

Raja menggeleng ribut, air mata semakin turun dengan deras, sementara itu Elang, Jaxson dan Arga mengepalkan tangan mereka menahan kembali perasaan sesak yang menghantam dada mereka.

Bagas serta Cakra menangis tanpa suara dengan memeluk erat tubuh bongsor Bima yang sekarang menenangkan kedua bocah tersebut dengan perasaan tak karuan.

Sinta yang sedari tadi menahan diri, dengan tergesa melangkah menuju Sherren berada, ia dengan cepat memeluk tubuh Sherren dan mulai terisak.

"enggak sayang..., jangan ngomong kayak gitu.., kamu bakal sembuh, kamu bakal sehat kayak dulu lagi.."

I'm not perfect Woman's!! {END}Där berättelser lever. Upptäck nu