47 [END]

12.2K 1K 161
                                    

"Cakra.."

suara lemah dari Sherren berusaha Cakra abaikan, ia masih tetap mengajak Sherren berbicara, agar Sherren tetap membuka matanya.

sekarang sudah masuk jam 07.59 PM, ruangan pun hanya tersisa Cakra seorang untuk menjaga Sherren, entah kenapa secara tiba-tiba Bima mendapatkan telpon dari sang ayah untuk kembali sebentar ke kantor.

Raja, Jaxson dan Arga yang dengan aneh nya ingin pergi ke kantin untuk membeli makanan, padahal makanan yang di bawa oleh Sinta sore tadi masih ada, sedangkan Bagas dan Elang tengah membawa sebuah vas bunga ke rumah Sinta saat Sherren tiba-tiba menginginkan nya.

dan saat ini, apa yang Cakra lakukan karena hatinya tergerak untuk melakukan hal tersebut, Cakra seakan takut apabila Sherren menutup mata hanya untuk tertidur.

"Sher.., kamu tau gak kalau dulu tuh aku anak nya nakal banget"

Sherren menghela nafas nya pelan karena pernapasan nya mulai memberat, ia dengan lembut menggenggam tangan Cakra.

"Cakra.., aku mohon.." ucapan lemah itu membuat Cakra menoleh kearah sang empu dengan bibir bergetar menahan isak tangis.

"e-enggak, kamu nanti aja tidurnya kalau mereka udah pada balik.., jangan sekarang ya Sher.." ucap Cakra parau.

"huh.., jangan takut.., semua bakal baik-baik aja"

Cakra semakin menggeleng ribut mendengar ucapan Sherren.

"gak! a-aku gak mau.., kamu jangan dulu tidur oke? masih banyak cerita lucu pas aku masih kecil.."

"Cakra.. tenang.."

"aku gak bisa tenang.., jangan sekarang ya? dengerin dulu cerita aku hm?" akhirnya ucapan Cakra di angguki oleh Sherren.

Sherren menahan rasa sesak di dada nya, rasa sakit di sekujur tubuhnya mulai ia rasakan, dengan meremat tangan Cakra, Sherren berusaha menahan sebuah rintihan.

Cakra yang sadar akan hal tersebut masih melanjutkan ceritanya berharap Sherren tetap sadar, ia pun dapat merasakan rematan di tangan nya mengencang namun ia biarkan, dengan tangan gemetar Cakra mencoba menghubungi Jaxson.

"sh.., Ca-kra.."

"hm? bentar ya Sher.., aku belum selesai"

"i-izinin a-aku tidur ya..?"

"maaf Sher.., a-aku gak ma-mau.."

Cakra meremat kencang handphone nya saat nomor Jaxson sedang tak aktif, dengan cepat Cakra menghubungi Raja.

"ja-jangan nangis.., aku ga-gak suka.., percaya sama aku Cakra.., semua bakal baik-baik aja"

air mata Sherren kembali luruh dengan deras nya, rasa sakit semakin membuat nya kehilangan banyak tenaga.

"Cakra.., aku sayang sama kamu.., ka-kamu sa-sama Bagas.. udah kayak adik a-aku sendiri.., tolong se-setelah ini kalian harus terus bahagia.."

"aku juga sayang sama kamu.., kamu kakak aku Sher.., aku bakal bahagia kalau kakak aku sendiri selalu di sisi aku.."

"maaf.. hah.., maaf.."

"jangan kayak gini..., aku mohon, Sher.."

Sherren tak mampu menjawab ucapan Cakra.

panggilan terakhir dari Cakra akhirnya di angkat oleh Raja, dengan panik dan sedikit berteriak Cakra menyuruh Raja untuk kembali keruangan.

"CEPET RAJ!!, SHERREN LAGI SEKARAT!!"

terkesan kasar memang namun itulah fakta nya, sekarang Cakra tau kenapa perasaan nya terasa tak tenang, ia tau bahwa itu pertanda bahwa Sherren akan meninggalkan nya.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: May 07 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

I'm not perfect Woman's!! {END}Where stories live. Discover now