37

9.8K 760 44
                                    

Waktu berlalu dengan cepat, kini Sherren tengah memandang berbagai macam bunga dan tumbuhan yang berada di taman belakang rumahnya.

ya, dalam beberapa hari/ minggu ini, banyak peristiwa yang terjadi dalam hidup nya, setelah Sherren kembali vit Sherren meminta untuk kembali pulang ke rumah nya.

tak mudah bagi Sherren agar ia kembali ke rumah nya, Jaxson dkk tak mengizinkan Sherren untuk kembali, mereka malah mengajak Sherren untuk tinggal bersama kedua orang tua Bima, Sherren sangat menolak karena bagaimanapun ia adalah orang asing.

jadi dengan berbagai syarat akhirnya Sherren di perbolehkan, dengan salah satu syarat bahwa Sherren harus memperbolehkan keenam laki-laki itu datang ke rumah Sherren setiap hari tanpa sedikitpun menolak.

Sherren sebenarnya tak enak karena mereka akan menemani Sherren sampai malam, setelah itu mereka akan pulang dan kembali lagi di pagi hari.

tapi dengan begitu Sherren tak merasa kesepian, ia senang akhirnya rumah yang terasa dingin sekarang perlahan menghangat dengan berbagai momen manis yang tercipta.

alasan Sherren mengizinkan mereka selalu ke rumah nya karena dengan adanya bi Marni sosok wanita paru baya yang di gaji Raja untuk menemani atau mengurus pekerjaan rumahnya membuat Sherren tak perlu was-was.

beliau hanya bekerja dari pagi sampai jam 9 malam, setelah itu bi Marni akan pulang kembali ke rumah nya yang tak jauh dari rumah Sherren.

semalam Sherren tak bisa tidur, ia selalu bermimpi bahwa dirinya yang dulu tengah terbujur kaku di atas brankar, Sherren tak tau pasti apa yang terjadi namun ia selalu berakhir tak bisa tidur.

"kapan aku bahagia? aku mau hidup normal" ucap Sherren parau yang sangat miris akan kehidupannya.

setiap malam ia selalu kesakitan, efek kemoterapi yang selama ini ia jalani nyatanya sangat menyiksa nya, rambut nya tak selebat dulu, tubuhnya terlihat semakin kurus, rasa mual selalu ia rasakan saat hendak memasukkan makanan kedalam mulutnya.

terkadang rasa nyeri di beberapa bagian tubuh nya selalu ia rasakan, Sherren tak bisa jujur mengenai kondisi nya yang sebenarnya, ia tak ingin keenam laki-laki yang selalu mendukung nya untuk sembuh merasa khawatir atau terbebani.

"kenapa harus nunggu?" sebuah suara dari belakang membuat lamunan Sherren buyar, saat Sherren berbalik dapat ia lihat sosok laki-laki tampan nan gagah dengan setelan hitam yang identik dengan gaya nya, Elang.

Elang tersenyum, ia melangkah menuju Sherren berada setelah itu duduk di samping Sherren dan menatap sang empu penuh kelembutan.

"Elang" ucap Sherren menatap Elang.

"kenapa kamu harus nunggu buat bahagia hm? selama ini kamu gak bahagia ya?" tanya Elang lembut sembari mengelus pipi tirus nan halus Sherren.

"enggak, maksud nya aku bahagia kok tapi..., a-aku" Sherren tak melanjutkan ucapannya karena ia sendiri bingung dengan apa yang ia rasakan, di satu sisi ia bahagia namun di sisi lain ia tak merasakan nya.

"aku ngerti, kalau selama ini kamu gak bahagia, aku bakal bahagiain kamu" ucap Elang lembut sembari tersenyum tipis.

Sherren tertegun, ia menatap manik tajam milik Elang yang kini menatapnya penuh kelembutan, jujur saja Sherren yang dulu tak pernah mendapatkan perhatian seperti yang Elang lakukan kepada dirinya sebelumnya.

kecuali ayahnya, Sherren yang dulu beruntung karena memiliki ayah yang sangat menyayangi dirinya, sosok ayah yang selalu memastikan keadaan putri nya baik-baik saja, sosok ayah yang selalu memperlakukan nya layaknya seorang princess, sosok ayah yang selalu memberikan pelukan hangat untuknya.

I'm not perfect Woman's!! {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang