31

9.8K 803 23
                                    

keesokan harinya.

Sherren termenung di atas ranjang dengan tatapan kosong, sekarang bukan hanya kaki kanannya namun kedua tangannya pun harus ikut terborgol.

semalam, Sherren sempat membanting semua barang yang berada dalam ruangan tersebut, semua barang pecah, kamar berantakan bahkan pelayan yang di suruh Xavier untuk membawakannya makanan pun harus mendapat luka di keningnya.

sebenernya Sherren tak tega, namun demi kelancaran rencana nya ia harus bisa membuat Xavier muak akan dirinya, setelah itu melepaskan nya.

namun pikiran tersebut harus sirna, kala Xavier datang dengan senyuman yang terpampang apik di wajahnya, seraya berkata.

Flashback

"rencana mu sangat mudah di tebak, namun sangat di sayangkan aku harus menggagalkan nya"

ucap Xavier dengan menahan kedua tangan Sherren sekuat mungkin agar Sherren tak memberontak.

"lepasin Xav... aku gak mau di sini.." ucap Sherren parau dengan perlawanannya yang mulai melemah.

"gak akan aku lepasin sayang... kalau kamu gak mau di sini, besok kita pindah ke negara impian kita hm?" ucap Xavier lembut dan menatap Sherren dalam yang kini terdiam lantaran ucapan Xavier.

Klik

Sherren tersadar saat suara tersebut memasuki indra pendengarannya, ia membulatkan matanya tak percaya kala sebuah borgol telah terpampang apik mengunci kedua tangannya.

"kaget?" tanya Xavier main-main dengan tangan membelai lembut pipi Sherren.

"le-lepasin Xav... kenapa tangan aku harus di borgol? aku mohon lepasin..." ucap Sherren lemah dengan mata yang berkaca-kaca lantaran ia terlalu lelah.

"biar kamu gak banyak tingkah, shut.. tenang aja.. kamu gak perlu nangis, ada aku di sini hm?" ucap Xavier semakin mendekat kan tubuhnya.

Sherren menggeleng dengan air mata menggenang, ia mundur perlahan namun tangan Xavier dengan cepat meraih pinggangnya dan merengkuh erat tubuh kecilnya.

"Xav..." ucap Sherren mencoba melepaskan pelukannya namun nihil.

"hm? sekarang udah saatnya kamu tidur" ucap Xavier lembut dengan membelai lembut rambut Sherren.

sebelum Sherren menjawab, Xavier dengan cepat menyuntikkan cairan yang membuat Sherren tertidur nyenyak sampai kembali bangun di pagi hari.

Flashback end.

Sherren merasakan tubuhnya semakin lemas, ia belum memakan obatnya yang kini entah dimana keberadaan nya.

melihat jam dinding yang sudah menunjukkan pukul 08.09 AM. yang kemungkinan sebentar lagi Xavier akan datang membawakannya sarapan.

Sherren menyenderkan tubuhnya ke sandaran ranjangnya yang empuk, ia terdiam sembari melihat kearah jendela berukuran sedang yang menampilkan pemandangan berupa pepohonan.

Ceklek

seseorang masuk, dan dapat Sherren pastikan bahwa dia adalah Xavier, yang kini berjalan kearahnya.

Xavier menatap Sherren yang kini termenung tenang tanpa melihat kearah nya sedikit pun, Xavier menghela nafasnya dan duduk di atas ranjang yang sama dengan Sherren.

Sherren merasakan sosok Xavier duduk di sebelah kirinya, dan kini tengah memandang nya.

"sayang.." panggil Xavier yang tak di gubris Sherren sedikitpun.

I'm not perfect Woman's!! {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang