28

10.2K 881 29
                                    

Perjalanan yang di tempuh Xavier cukup jauh dan lumayan memakan waktu banyak.

Selama itu pula Sherren masih tak sadarkan diri karena obat bius yang di campurkan oleh Xavier memiliki dosis yang tinggi.

Xavier menatap salah satu mansion milik keluarga nya yang kini berdiri megah tepat di depannya, ia tersenyum tak jelas saat membayangkan kehidupan nya nanti bersama Sherren.

Niatnya Xavier akan membawa Sherren langsung ke luar negeri, namun itu akan membuat kedua orangtuanya mencurigai dirinya.

Jadi Xavier lebih memilih salah satu mansion milik keluarga nya yang berada di tengah hutan dan sedikit jauh dari jalanan.

Xavier menggendong tubuh rapuh Sherren dan membawa nya menuju ke dalam ruangan yang sudah di sediakan khusus untuk Sherren.

Ada beberapa maid yang Xavier tugas kan untuk mengurus Sherren, ada pun bodyguard yang ia perintahkan untuk menjaga seluruh mansion karena meskipun tak banyak orang yang tau keberadaan dirinya, tak memungkinkan suatu saat ia dapat di temukan.

Xavier meletakkan tubuh Sherren di atas ranjang, setelah itu Xavier menyuruh pelayanan untuk mengganti pakaian Sherren.

Selagi menunggu, Xavier terlebih dahulu keluar menuju dapur berniat memasak makanan untuk Sherren.

Namun sebelum itu Xavier mengirim pesan kepada Adel bahwa rencana yang sudah lama mereka tunda akhirnya terjadi juga.

Xavier mengirim pesan tanpa peduli keadaan teman-temannya karena ia tak lupa bahwa semua teman-temannya sudah di ingatkan segera pergi tanpa meninggalkan jejak sedikit pun.

-------------------------------------------------------

Adel kini menatap puas pesan yang masuk ke handphone nya yang di kirim dari Xavier, sepupunya.

"Akhirnya dia bisa hancur tanpa tangan gue sendiri" ucap Adel menyeringai jahat.

"Yah meskipun harus ngorbanin sebagian tabungan gue, tapi gue gak papa kalau hasilnya memuaskan gini" ucap Adel dengan senyam-senyum tak jelas.

"Emm, kalau kayak gini harusnya gue liburan dulu dong? sekalian ngerayain" ucap Adel diakhiri dengan tertawa penuh kemenangan.

Adel mulai bangkit dan keluar dari kamarnya menuju keluarga, yang dimana kedua orangtuanya sedang duduk santai sembari mengobrol.

"Mom!! Dad!!" panggil Adel dari arah tangga yang membuat kedua orangtuanya mengalihkan pandangan ke arahnya.

"Sayang nya mommy" ucap Sarah ibunya Adel sembari merentangkan tangannya.

Adel me-meluk hangat ibunya, ia tersenyum senang dan mengecupi ke dua pipi ibunya.

"Daddy enggak di cup nih?" tanya Adam ayahnya Adel dengan jahil.

Adel langsung mengecup pipi sang Daddy, setelah itu duduk di tengah-tengah antara Daddy dan Mommy nya.

"Bahagia banget sih kamu" ucap Sarah melihat wajah anaknya yang semakin berseri-seri.

"Hehe, aku lagi bahagia mom bahagia... banget" ucap Adel puas.

"Bahagia nya kenapa? di ajak nikah sama pacar kamu ya?" tanya Adam dengan jahil.

"Ish bukan Dad, lagian aku gak kepikiran sampai nikah" ucap Adel mengelak, sedangkan Adam hanya menggeleng pelan.

"Terus kenapa? cerita dong sama Mommy" ucap Sarah sembari mengelus kepala Adel.

"Pokoknya ada deh, aku juga belum bisa cerita" ucap Adel yang sedikit khawatir apabila nanti kedua orangtuanya mengetahui perbuatan nya, namun dengan cepat Adel tepis.

I'm not perfect Woman's!! {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang