44

6.5K 620 39
                                    

Sherren menatap gunting yang berada di tangannya dengan senyuman sendu, keenam laki-laki yang berada di sekelilingnya tak mampu melihat hal tersebut.

"Sher... kamu yakin?" pertanyaan Arga yang terdengar meragukan membuat Sherren mengangguk.

"aku yakin Ga.., bisa kan aku minta tolong?" ucapan Sherren tak ada yang mampu membalas nya, keenam laki-laki itu tak mampu untuk sekedar mengeluarkan satu patah kata pun.

Bima yang sedari tadi mengamati di ujung pintu menghela nafas, dan melangkah menuju Sherren berada.

"biar abang yang bantu ya Sher?" ucapan Bima membuat keenam laki-laki itu menatapnya dengan ekspresi berbeda-beda.

Sherren tersenyum sendu sembari menatap satu-persatu keenam laki-laki tersebut, setelah itu menatap Bima sembari mengangguk.

Bima hendak mengambil gunting tersebut, namun tangan nya di tahan oleh sebuah tangan kasar nan berurat milik Raja.

"gue aja" mendengar ucapan Raja, Bima pun mengangguk dan menepuk pundak Raja.

"abang tau kalian butuh waktu, abang pergi dulu sebentar ya Sher?" pamit Bima yang di angguki oleh Sherren.

Bima melangkah keluar dari ruangan, meninggalkan ke tujuh insan yang masih saja bungkam, melihat kepergian Bima, Raja pun menghadap kan dirinya kepada Sherren.

"Sher.., kalau ini keputusan kamu, aku bakal turutin" ucapan Raja membuat Sherren mengangguk lemah dengan mata berkaca-kaca.

"maaf Raj.., maaf.." Sherren terisak pelan dengan menundukkan kepalanya.

"enggak jangan minta maaf.., aku ngerti Sher.., aku ngerti gimana perjuangan kamu.., jangan nangis ya? kalau kamu nangis hati aku yang sakit Sher" mata kiri Raja berhasil menumpahkan liquid bening tanpa di sadari nya, Raja berbicara lembut sembari mengusap air mata Sherren.

Sherren mengangguk, dan tersenyum seakan-akan ia telah baik-baik saja, sedangkan di sisi lain kelima laki-laki lainnya semakin tak bergeming untuk sekedar menghampiri Sherren.

Raja dengan tangan gemetar nya meraih sedikit rambut Sherren setelah melihat kode dari sang empu untuk segera menggunting nya, dengan hati yang mulai terasa perih, Raja memotong rambut Sherren sampai setengah nya.

Sherren dapat melihat rambutnya tergeletak di atas lantai, ia sebisa mungkin menahan perasaan sesak di dada nya, ia tak mau apabila keenam laki-laki itu sedih.

"kenapa berhenti Raj? lanjutin ya? aku mohon" Raja tak sanggup melihat Sherren yang memohon kepada nya, maka dengan berat hati ia kembali memotong rambut Sherren yang mulai menipis.

Elang yang sedari tadi terdiam, mulai melangkah menuju sofa dimana Sherren serta Raja berada, ia menghentikan langkahnya tepat di samping Raja, setelah itu mulai menahan tangan Raja yang kembali akan memotong rambut Sherren.

"biar aku bantu juga ya Sher?" mendengar ucapan lirih Elang membuat Sherren tersenyum dan mengangguk kecil.

Raja yang melihat pun mulai memberikan gunting tersebut kepada Elang, Raja memilih mundur beberapa langkah dan diam mengamati dengan hati yang semakin perih.

sama hal nya dengan Raja, Elang pun memotong rambut Sherren dengan tangan gemetar, hati nya sakit saat melihat orang tercintanya harus kehilangan rambut indah nya hanya karena satu keadaan.

tak lama, Jaxson, Arga, Bagas serta Cakra mulai mendekati Sherren dan membantu memotong rambut Sherren dengan berat hati.

melihat rambut panjangnya mulai habis terpotong, Sherren dengan khusus meminta Cakra untuk mencukur habis rambutnya tanpa sisa.

I'm not perfect Woman's!! {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang