forty three

593 70 30
                                    

↷✦; w e l c o m e ❞

Budayakan vote sebelum baca!

_____________________________

PLAYLIST : -

BAB EMPAT PULUH TIGA : tidurlah dengan tenang.. fullsun

ժɾҽαო Եҽαო

Awas gumoh


Pagi kembali datang setelah malam yang sangat mencekam, suasana pagi hari ini terasa sangat berbeda dari hari hari biasanya.

pada pagi yang cukup mendung hanya baru beberapa penghuni mansion yang terbangun, contohnya maraka. Maraka sudah bersiap siap ingin melakukan jogging pagi.

setelah menyampirkan handuk kecil di lehernya, ia berniat keluar dari mansion.

Tuk..

Tuk..

"Mau kemana bang?, " tanya carlos yang baru saja bangun dari tidurnya.

Maraka menoleh dan tersenyum menatap adiknya. "Jogging, mau ikut?, "

Carlos menggeleng kemudian ia berjalan menuju dapur.

Mata elang milik maraka langsung menangkap bercak darah yang tertinggal di baju tidur Carlos, ia sedikit tersentak ketika mengingat suatu fakta.

"the Fuck.. Jangan bilang.. "

Maraka menggeleng geleng kan kepala nya untuk mengusir pemikiran buruk, "gak, gue emang boleh curiga ke dia. Tapi jangan sampe nuduh. "

Klek..

Lagi lagi maraka tersentak ketika melihat genangan darah dengan mayat seseorang ditengahnya, ia segera mendekat dan memekik kaget.

"HAEL?! "

Tubuh milik haelvito terbujur kaku di tengah tengah genangan darah nya sendiri, terdapat pisau baru yang menancap di dada haelvito, maraka segera masuk kedalam mansion lagi untuk memberitahu kan yang lain

"KALIAN SEMUA CEPAT KE HALAMAN DEPAN!, "

Tak lama kemudian seluruh penghuni mansion datang ke halaman depan mansion mereka, sama seperti reaksi pertama maraka saat mendapati tubuh haelvito terbujur kaku.

"AA HAEL! KENAPA AA ??. " aksa memberontak dari peluk kan nararya, panic attacked nya kambuh saat itu.

"aa.. siapa yang udah ngelakuin hal keji kaya gini?, " lirih carlos, terlihat mata nya berkaca kaca menatap mayat kakaknya.

Jevan menatap maraka dengan sengit, ia langsung mendekat dan melayangkan bogem mentah diwajah maraka.

Bugh!

"Maksud lo apa jevan?, " tanya maraka.

Jevan mencengkram baju yang digunakan maraka, "lo! Pasti lo yang udah ngelakuin ini kan! LO PEMBUNUH!!. "

"maksud lo?! gue gak mungkin ngelakuin itu semua sama adik gue sendiri!, " balas maraka.

"Halah! Pasti lo kan yang semalem bunuh aa?!. " cecar jevan.

"Lo gak inget semalem habis nonton gue langsung main uno sama nararya?" balas maraka lagi, ia berusaha membela dirinya sendiri.

Semua yang berada disana terlihat sangat sedih dan kehilangan atas kematian haelvito yang mendadak itu, namun entahlah ada salah satu dari mereka yang sebenarnya bergembira dalam hatinya.

[1] Dream Team || We Feel Anything REVISI Where stories live. Discover now