nineteen

1K 86 6
                                    

[ Happy reading guys, give votes and comments to encourage the author, Thank you very much ʕ •ᴥ•ʔゝ☆ ]

SEBELUMNYA NIH YAA, MAAF BANGET TADI ADA KESALAHAN TEKNIS KASNJQJA 😭😭🙏

Harusnya kemarin itu bab delapanbelas! MALU BGT SMPE PENGEN ILANG

Kali ini beneran bab sembilanbelas ya😭🙏













Bab sembilanbelas : aksa dan takdirnya yang kejam

ᦔꪹꫀꪖꪑ ᡶꫀꪖꪑ

SESAMPAINYA mereka di rumah sakit yang cukup dekat dengan reruntuhan rumah bordir itu , aksa segera dilarikan ke ruang oprasi. nararya masih memberontak ingin ikut masuk kedalam oprasi namun setelah dokter memberi pengertian akhirnya nararya memilih untuk duduk diluar.

Didalam ruangan oprasi aksa segera di tangani oleh dokter yang bertugas.

Nararya terduduk lemas di atas dinginnya lantai, tungkainya sangat lemas, untuk berdiri saja ia tidak kuat.

Ingatannya masih tertuju pada tubuh kaku aksa yang berlumuran darah, ia melihat dengan matanya sendiri bagaimana aksa di bunuh dan matanya dipaksa dimasukkan bubuk silica.

Benar-benar tidak ada senyuman terbit dari kelimanya, karena mereka merasa kalau senyuman sangat tidak patut ditunjukkan disaat seperti ini.

selang menunggu beberapa jam lampu ruang oprasi telah padam menandakan operasi di dalam telah selesai, tak lama kemudian seorang dokter yang terlihat masih muda itu keluar dari ruangannya aksa.

"Keluarga dari aksa?, "

"Saya!, " jawab kelimanya dengan kompak membuat senyuman tipis terbit dari bibir dokter itu.

"Pasien mengalami koma untuk beberapa hari ini, juga...... " dokter itu menjeda kalimatnya.

"Juga apa dok?, " tanya carlos.

"Pasien mengalami kebutaan karena bubuk silica yang dimasukkan kedalam kornea mata nya, kemungkinan besar pasien tidak dapat melihat lagi. " lanjut dokter itu, yang membuat kelimanya langsung menggeleng ribut.

"GAK! DOKTER PASTI SALAH DOK, ADIK SAYA GAMUNGKIN BUTA DOKTER! " Teriak nararya, badannya langsung bergerak untuk masuk kedalam ruangan operasi namun ia di cekal oleh maraka.

"MINGGIR!! ADEK GUE GAMUNGKIN... " nararya masih terus memberontak di rengkuhan maraka.

"AKSA! GARA GARA DIA, ADEK GUE JADI GINI, MATII!!, " teriak nararya lagi, dirinya masih sangat shock dengan kenyataan yang sangat menamparnya.

"Tenang nana!, " maraka masih setia memeluk badan besar nararya, hingga dirasa tubuh itu tidak memberikan perlawanan lagi dan merosot jatuh kebawah.

"NANA!, "

Dokter itu langsung memanggil perawat untuk memindahkan nararya pada ruang rawat yang kosong.

"Kakak.. " lirih carlos, matanya membengkak karena terus terusan menangis.

Jevan yang melihat nya langsung memberikan peluk kan hangat pada adiknya, ia mencoba untuk tetap teguh, jika maraka saja sudah menangis maka harus ada salah satu dari mereka yang harus kuat.

[1] Dream Team || We Feel Anything REVISI Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang