twenty three

811 85 1
                                    

[ Happy reading guys, give votes and comments to encourage the author, Thank you very much ʕ •ᴥ•ʔゝ☆ ]

KOMENTAR NYA DIJAGA YA CANTIK!

WARN!

⚠️ NO PLAGIAT

⚠️ TIDAK MERUGIKAN PIHAK MANAPUN

⚠️ TIDAK PLAGIAT CERITA MANAPUN

⚠️ MURNI PEMIKIRAN AUTHOR SENDIRI

⚠️ TYPO BERTEBARAN

MOHON PENGERTIAN NYA!

Bab dua pulug tiga : Has Aksa been fine all this time?

ⒹⓇⒺⒶⓂ ⓉⒺⒶⓂ


SUASANA mansion kembali hidup dengan kembalinya matahari mereka setelah beberapa bulan meninggalkan mansion itu meninggalkan bekas luka yang cukup dalam diantara ketujuhnya.

Haelvito yang hilang arah dan berakhir menyakiti adiknya sendiri.

Walaupun aksa sering berkata kalau tidak apa dirinya tidak bisa melihat seperti dulu lagi, namun sebenarnya setiap malam ia selalu termenung di atas ranjang king size nya. ia selalu berpikir, kalau ia benar-benar tidak bisa melihat lagi, bagaimana dengan kehidupan nya dimasa depan?

Disaat ke-enam saudaranya yang lain duduk di sofa ruang keluarga, aksa lebih memilih untuk izin masuk kedalam kamarnya, beralibi untuk beristirahat karena lelah.

Dengan diantarkan oleh nararya aksa menaikki lift menuju lantai dua dimana kamarnya berada.

"Makasih kak, " aksa tersenyum namun matanya menatap ke segala arah.

Nararya tersenyum lalu menepuk kepala adiknya dua kali. "Gamau kakak temenin, sa?, " tawar nararya, aksa membalasnya dengan gelengan mantap.

"Yakin?, " tanya nararya lagi.

"Iya, kak. Yakin!, " balas aksa yang sudah mulai sedikit kesal karena sifat kakaknya yang sedikit bawel.

Alunan suara tawa nararya terdengar begitu renyah, ia mengangguk angguk lali kembali mengelus surai adiknya. "Kakak tinggal kebawah ya, nanti kalo ada apa apa teriak aja. " aksa kembali mengangguk kecil.

Setelah dirasa nararya pergi dari depan kamarnya, aksa berjalan masuk kedalam kamar bernuansa biru itu dan menutup pintunya kembali. Tangannya meraba raba dinding kamarnya , dan berakhir duduk di pinggir kasur king size nya.

Otak aksa seketika langsung mengingat memori memori dimana dirinya masih bisa bersekolah dengan normal dan melakukan semuannya tanpa terbatasi seperti dirinya sekarang.

Tanpa sadar tangannya meremat dadanya sendiri karena merasa sesak, berulang kali memukul dadanya untuk menghilangkan rasa sesak itu sendiri.

"Aksa mau lihat dunia lagi, " lirihnya.

Namun nasi telah menjadi bubur, semuannya sudah terjadi dan tidak bisa di ulang kembali, tampa aksa sadari dirinya sudah berlarut larut dengan drama yang ia buat sendiri, ia sudah lelah jika harus terus terusan berpura-pura baik baik saja dan sudah ikhlas dengan kondisinya saat ini.

Bagaikan batu karang yang terus terusan terkena ombak, semangat hidupnya terkikis perlahan lahan.

"Seandainya tuhan ngasih aku kesempatan buat liat dunia lagi, aku masih pengin lihat rupa ibu tuhan, kenapa tuhan malah ngasih aksa cobaan begini?, " air mata turun dari kedua kelopak matanya.

[1] Dream Team || We Feel Anything REVISI Where stories live. Discover now