twenty one

832 81 1
                                    

[ Happy reading guys, give votes and comments to encourage the author, Thank you very much ʕ •ᴥ•ʔゝ☆ ]

Bab duapuluhsatu : Who's sending it?






ᦔꪹꫀꪖꪑ ᡶꫀꪖꪑ


SELAMA tiga minggu berturut-turut, setiap tiga hari sekali selalu ada buket bunga tulip putih dan secarik kertas surat untuk aksa dari user 0607.

Pagi hari ini aksa sedang berjemur bersama asisten pribadi maraka yang diperintahkan untuk menjaganya selama yang lainnya berada di sekolah. Fyi, aksa tidak bisa melanjutkan sekolahnya lagi karena gangguan matanya.

Suara gerbang di buka dari arah luar terekam dengan jelas di pendengaran aksa, ia berpikir mungkin itu adalah salah satu kakaknya yang kembali pulang.

Posisinya adalah aksa sedang duduk di kursi taman depan mansion dan hyunsuk sedang izin untuk kekamar mandi. aksa meraba raba kursi sebelahnya yang terasa ada yang baru saja duduk.

"Siapa?, " tanya aksa.

Seseorang itu mengambil tangan aksa dan meletakkan sebuah buket bunga dan juga sebuah kertas. " How are you, my little brother? "

Netra aksa membelalak, ia sangat mengenali suara ini. Suara yang selalu ia tanyakan keberadaannya, tangannya meletakkan buket bunga dan kertas itu di sebelahnya lalu beralih mencari-cari tangan yang ia yakini adalah haelvito.

"Aa?, "

Haelvito tersenyum menatap aksa, tangannya balas menggenggam tangan aksa dengan erat. "Maaf.. "

Haelvito tiba-tiba melepaskan genggaman tangan itu dan pergi meninggalkan aksa yang masih mematung, tangannya meraba raba sebelahnya mencari cari haelvito.

"a? Aa?!, " aksa langsung berdiri dari duduknya, ia berjalan tergopoh gopoh kemana saja.

"AA HAEL!, " teriak nya lagi, bahkan ia kini isakkan terdengar dari bibir nya yang sedikit pucat itu.

"Tuan aksa!, " suara hyunsuk menggelegar di halaman mansion megah itu.

hyunsuk berlari dengan cepat menuju aksa yang terjatuh di atas tanah , tangannya memukul mukul tanah yang ada di bawahnya.

Hyunsuk membantu tuan nya untuk berdiri lalu membawanya duduk di kursi yang sebelumnya digunakan aksa untuk berjemur, matanya beralih pada sebuah buket dan kertas yang ada diatas kursi.

"H-hyunsuk.. aa. " lirihnya, isakkan masih kerap terdengar dari bibirnya.

"Tuan, tenang tuan. "

Haelvito membuat luka yang dalam pada jiwa suci aksa.

Maafkan bajingan ini, adik ku.

ᦔꪹꫀꪖꪑ ᡶꫀꪖꪑ


"JADI, anak itu datang kemari?, "

Hyunsuk menganggukkan kepalanya membenarkan ucapan nararya. mereka semua berada di kamar milik aksa, aksa tertidur karena kelelahan terlalu banyak menangis.

nararya merotasikan matanya malas, tangannya masih mengelus kepala adiknya agar tetap tertidur lelap. "Bajingan itu, mau apalagi sebenarnya dia?, " monolog nararya.

Melihat aksa tertidur lelap dihadapan nya membuat hatinya sedikit mencelos sakit, semenjak kejadian runtuhnya rumah bordir itu aksa selalu mengigau tentang haelvito ketika ia tertidur.

[1] Dream Team || We Feel Anything REVISI Where stories live. Discover now