twenty five

856 84 2
                                    

[ Happy reading guys, give votes and comments to encourage the author, Thank you very much ʕ •ᴥ•ʔゝ☆ ]

KOMENTAR NYA DIJAGA YA CANTIK!

WARN!

⚠️ NO PLAGIAT

⚠️ TIDAK MERUGIKAN PIHAK MANAPUN

⚠️ TIDAK PLAGIAT CERITA MANAPUN

⚠️ MURNI PEMIKIRAN AUTHOR SENDIRI

⚠️ TYPO BERTEBARAN

MOHON PENGERTIAN NYA!

Bab dua puluh lima : Everything requires a process

ⒹⓇⒺⒶⓂ ⓉⒺⒶⓂ


     SEBUAH mobil berwarna putih mewah terparkir di sebuah halaman rumah sederhana yang menjadi tempat persembunyian seseorang didalamnya.

Dua orang di dalam rumah sederhana itu terlihat terlibat dalam sebuah obrolan yang cukup serius, raut serius dari keduanya terlihat, aura disekitarnya menjadi menegangkan dan menyesakkan.

Pria paruh baya yang mengenakan pakaian mahal itu mengambil kopi hitam yang di suguhkan oleh sang pemilik rumah itu.

"Sampai kapan kau mau tetap diam? Sedangkan rencana kita berdua sudah gagal total sejak awal. " ucap pria paruh baya lainnya.

Pria yang menggunakan pakaian mahal itu meletakkan kopinya kembali dengan tenang ia menjawab, "aku punya rencana yang lebih besar daripada menghancurkan mereka lewat anak itu lagi. "

Pria berpakaian mahal itu menyeringai, mengundang tatapan bingung dari pria paruh baya lainnya.

"Rencana apa yang sedang kau siapkan?, " matanya menelisik pria berpakaian mahal itu.

"Ajak kerja sama dua asisten pribadi mereka, kemudian kita langsung turun tangan langsung saja. "

Pria paruh baya lainnya tersenyum puas saat mengerti apa yang dimaksud pria lainnya itu, ia mengulurkan tangannya untuk menjabat tangan pria berpakaian mahal.

"Senang berkerja sama dengan anda, tuan ju. "

Pria itu membalas uluran tangannya, "senang berkerja sama dengan anda juga, jemmry. "

ⒹⓇⒺⒶⓂ ⓉⒺⒶⓂ

     KE-7 pemuda yang sudah berpakaian casual itu berjalan bersamaan menelusuri lorong lorong rumah sakit yang sepi ini, kemudian berhenti di depan pintu operasi dimana seseorang didalamnya sudah menunggu kehadiran mereka.

"Masuk lah, kita masih punya beberapa menit sebelum operasi nya dimulai. " ujar dokter jaehyun yang sudah menunggu mereka.

Dengan perlahan, nararya membantu aksa untuk duduk di pinggir bankar setelah aksa mengganti pakaiannya dengan pakaian rumah sakit.

"Siapa yang mau di operasi, kak? " tanya aksa, matanya masih setia menatap kosong kearah depan.

Nararya mengelus elus lengan aksa agar ia tidak gugup dan takut. "Aksa tenang ya, jangan panik nanti aksa pasti bisa lihat lagi. "

[1] Dream Team || We Feel Anything REVISI Where stories live. Discover now