dua puluh tiga

248 47 10
                                    

Cerita berikut hanya fiksi jika ada typo, kesalahan nama karakter dan penulisan yang kurang rapi harap dimaklumi.

Happy reading!

Lacuna

Sehari berlalu setelah kejadian hilangnya naskah Lacuna. Semua orang panik lantas pertemuan dadakan diadakan.

Semua datang, para aktor serta jejeran staf penanggung jawab duduk saling tatap dengan serius dan berwajah tegang.

"Apakah ini masuk akal?" Seseorang dari pihak penanggung jawab bertanya, dahinya berkerut, bingung setengah mati. Bagaimana pun hal ini tidak dapat dijelaskan secara logika.

Di lain sisi, Bible dengan kacamata hitamnya mendengus kesal. Ingatannya pada hari kemarin terputar kembali.

Nakunta yang tersenyum tanpa rasa bersalah.

"Yang paling terpenting naskah itu telah menghilang, kan?" kata anak itu.

"Lagipula naskah itu sumber masalah utama kita."

"Tapi bagaimana kau akan menjelaskan hal itu pada orang-orang di perusahaan?" Bible menggeleng dengan frustasi.

"Yaa tidak tahu, aku bukan bagian dari kalian. Aku hanya pemeran pendukung yang melihat dari balik layar."

"Kau ini ingin menyelesaikan masalah atau menambah masalah?"

Jeff di seberang sofa tertawa. Dia menunjuk-nunjuk Nakunta yang mengaruk kepala dengan senyum canggung setelah dimarahi Bible.

"Oh ayolah, aku tidak mungkin memanipulasi semua buku kehidupan orang-orang itu."

"Kenapa tidak mungkin?"

"Semua punya batas. Terlalu banyak yang diubah juga tidak baik. Kadang kala dunia punya hal-hal aneh yang tidak perlu dijelaskan. Naskahnya akan kembali setelah beberapa hari." Kali ini Nakunta menatap serius.

"Kita hanya punya waktu beberapa hari ini, sebelum waktu normal kembali. Jangan terlalu pusingkan hal itu, setelah semua berlalu. Konsekuensi yang pernah aku katakan akan segera berlaku, jadi tenang saja."

Konsekuensi ya? Bible melirik Build dari balik kacamatanya. Pria manis itu duduk diapit Nayeon dan Nattawin. Merasa sadar diperhatikan Build juga menoleh dengan wajah bingung seolah bertanya kenapa tapi Bible hanya diam sebelum dia palingkan wajahnya menatap setiap orang yang berwajah tegang dalam ruangan.

Setelah satu jam berlalu, semua orang keluar dari ruangan tanpa menemukan jawaban dari pertanyaan mereka. Tentu saja tidak ada, hal itu mustahil bagi sebagian orang tapi sebagian lainnya menganggap hal itu adalah kesempatan.

"Nattawin bisa bicara sebentar?" Build berbalik menghadap Nattawin yang banyak berdiam di sampingnya.

Nattawin agak tersentak, Build mengajaknya berbicara lebih dahulu. Tidak langsung mengangguk, Nattawin memperhatikan sejenak Build yang memasang wajah penuh senyum seperti biasa. Dia memang berencana untuk berbicara langsung dengan Build tapi agak terkejut ketika pria itu yang menawarkan terlebih dahulu. Atau mungkin, Nattawin melihat sekali lagi.

"Tidak akan lama, hanya sebentar." Build menatap lurus mata milik Nattawin. Seolah sadar Nattawin mengangguk dan tersenyum miring.

LACUNA [BL]حيث تعيش القصص. اكتشف الآن