tujuh belas

355 57 8
                                    

Cerita berikut hanya fiksi jika ada typo, kesalahan nama karakter dan penulisan yang kurang rapi harap dimaklumi.

Happy reading!

Lacuna

Tuan Pete


Suara dering ponsel memecah keheningan panjang yang diciptakan Bible, tatapan matanya mengikuti gerakan Bas yang sedang memeriksa ponselnya.

"Apa?" teriak Bas tiba-tiba, dia dengan cepat berjalan ke arah kamar Build.

"Bagaimana bisa?" Kebingungan tercetak jelas di wajahnya. Sambungan masih tersambung, dia mulai mengetok pintu kamar dengan tidak sabaran. Bible di belakangnya tampak menaikan alisnya.

Ting!

Satu pesan masuk dari Tankhun.

Naskah Lacuna tiba-tiba menghilang! Semuanya! Tidak tersisa satupun! Perusahaan sedang panik dengan kejadian tiba-tiba ini, bible apa yang harus kita lakukan sekarang? Aku kebingungan.

Membacanya sekilas, Bible memutuskan bangkit dari duduknya berjalan pelan menuju ke arah kamar Build setelah mengirim pesan balasan yang singkat.

Tunggu di situ.

Bas masih mengetok dengan tidak sabaran, dia tidak lagi dalam sambungan telepon.

"Build! Keluar sebentar," panggilnya.

"Minggir." Bible menyingkirkan Bas dari pintu kamar, dia masuk tanpa mengetok pintu terlebih dahulu.

"Bible apa yang kau lakukan?" Bas terkejut dengan tindakan Bible, dia mengintip keadaan kamar yang sepi. Build sepertinya masih ada di kamar mandi.

"Tidak sopan masuk kamar orang sembarangan," katanya. Dia melirik Bible yang menuju ke arah tempat tidur Build.

"Apa yang sedang kau lakukan?"

Bible tidak menjawab dia sibuk mencari sesuatu. Bas yang masih ada di ambang pintu terlihat kesal dengan Bible yang tidak menghiraukannya.

Bunyi pintu kamar mandi terbuka bertepatan dengan Bible yang berdiri sambil membawa sebuah tas hitam miliknya. Dia berjalan menghampiri Build yang menatap tajam ke arahnya, dengan rambut yang terlihat basah dan badan setengah telanjang hanya terdapat handuk yang melilit pinggang kecilnya.

"Sepertinya sesuatu yang besar telah terjadi," kata Bible pelan, dia memperhatikan Build dengan teliti. Wajah datar Build membuatnya tersenyum miring lalu setelah itu dia berlalu tanpa mengatakan apapun lagi bahkan mengabaikan Bas yang masih berdiri di ambang pintu.

"Build, di mana naskahmu?" Tidak memperdulikan Bible yang mengabaikannya Bas yang masih berdiri memilih bertanya pada Build.

"Apa yang terjadi?" Tapi balasan suara dingin itu membuat Bas terkejut. Dia memperhatikan Build yang memakai pakaiannya dengan cepat.

Melihat Bas yang masih diam, Build kembali bertanya, "apa yang terjadi? Kenapa kau dan dia bisa ada di sini?" Build berjalan mendekat rambutnya yang basah dikibaskan ke belakang menggunakan tangannya, membuat kening sempitnya terlihat.

Melihat itu Bas menundukkan kepalanya dengan cepat, bersikap sopan. Dia menyadari sesuatu bahwa wajah datar tanpa senyum di depannya bukan lagi Build Jakapan.

"Tuan Pete," bisiknya. Nafasnya tercekat. Merasa takut. Bagian belakang lehernya seperti dialiri dengan air dingin, dia membeku.

"Seharusnya Biuku masih tertidur dengan nyenyak, apa yang terjadi?" Tatapan tajam itu seakan menguliti tubuhnya, Bas menggeleng.

LACUNA [BL]Where stories live. Discover now