empat

444 88 7
                                    

Ada peringatannya nih! Chapter ini mungkin mengandung unsur yang bikin kalian gak nyaman⚠️
Dalam konteks pembunuhan dan kematian.
Mohon bijak dalam memilih bacaan ya, kalau gak suka jangan dibaca. Sekian.

Cerita berikut hanya fiksi jika ada typo, kesalahan nama karakter dan penulisan yang kurang rapi harap dimaklumi.

Happy reading!

Lacuna

Naskah dalam dialog Vegas

"Sudah berapa kali aku mengatakannya padamu? Jika kau ingin pergi ke suatu tempat apalagi pergi sejauh ini, kau harus mengabariku terlebih dahulu!" Perth dengan nafas memburu turun dari mobil dan menghampiri Bible yang masih duduk dengan santai. Setelah kepergian Build tadi Bible langsung menghubungi manager kepercayaannya yang dalam hal ini adalah Perth. Perth sendiri tanpa banyak kata langsung tancap gas ke tempat dimana aktor asuhannya berada, minimarket ujung kota yang selalu sunyi.

"Jangan berlebihan." meski Perth terlihat siap mengeluarkan tanduknya, Bible justru kebalikannya, dia menjawab santai pada managernya itu.

"Aku tidak!" Mobil berlalu meninggalkan tempat sunyi itu.

"Tapi Bible, bisakah kau tidak membuat kekacauan? Dua hari lagi pertemuan untuk pendalaman karakter akan dimulai. Kau harus dalam keadaan yang baik."

"Ya, ya, ini tidak seperti aku akan menghilang. Berhenti berlebihan seperti itu."

Bible mencari posisi nyaman pada duduknya, Perth melirik dengan kesal.

"Aku tidak berlebihan. Kalau kau lupa aku akan ingatkan sekarang. Kau bukan lagi orang biasa kau adalah sang bintang. Berhenti berkeliaran tengah malam tanpa pengawasan apalagi sampai di ujung kota begini. Lalu dengan apa kau sampai disini?"

"Taksi."

Sekali lagi jawaban santai Bible membuat kepala Perth yang sudah pusing semakin pusing jadinya. Mungkin ada yang salah dengan otak artis asuhannya ini.

"Kenapa sampai repot repot pergi ke ujung kota?" tanya Perth, "apa di pusat kota tidak ada minimarket?"

"Tentu saja ada, tapi aku tidak suka di sana, terlalu ramai. Lagipula makanan yang dijual di minimarket ujung kota adalah yang terbaik, kau harus mencobanya sekali sebelum berkomentar tentang hal itu."

"Baiklah terserah kau saja." Perth menyerah, memarahi Bible tidak ada gunanya. Anak itu terlalu keras kepala.

"Tapi tolong diingat Bib, jika kau ingin pergi ke suatu tempat tolong untuk selalu menghubungiku terlebih dahulu. Aku akan selalu menemanimu pergi kesana, jika itu memungkinkan."

Setelah itu perjalanan panjang mereka kembali sunyi sampai mereka tiba di kawasan apartemen elit milik Bible.

"Mau kemana kau?" tanya Bible saat melihat Perth juga bersiap untuk turun dari mobil.

"Aku akan menginap," jawabnya sambil mendahului Bible masuk ke lift, melihat itu Bible menyusul cepat.

"Siapa yang memberimu izin?" Bible menatap dengan kesal.

"Apa kau tega membuatku berkendara pulang dengan mata mengantuk ini?"

"Rumahmu tidak terlalu jauh. Kau masih bisa sampai sekalipun dengan mata setengah tertutup."

"Tidak, tidak, aku juga harus mengawasimu."

"Aku bukan anak-anak yang perlu diawasi. Sana pergi kembali ke rumahmu."

"Kau memang bukan anak-anak tapi tingkah kekanakanmu membuatku harus mengawasimu dengan extra. Sudah jangan banyak protes, dengarkan aku sebagai managermu."

LACUNA [BL]Where stories live. Discover now